Peringatan Hari Disabilitas Internasional Wujud Penghormatan Tanpa Pembedaan

Ikatan Guru Tunanetra Inklusif (IGTI) menyambut datangnya Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada 3 Desember 2021.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Des 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 03 Des 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi penyandang disabilitas
Ilustrasi penyandang disabilitas (pexels.com/Marcus Aurelius)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Guru Tunanetra Inklusif (IGTI) menyambut datangnya Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada 3 Desember 2021.

Menurut Ketua IGTI, Bima Kurniawan, peringatan HDI 2021 merupakan wujud upaya penghormatan kepada seluruh masyarakat tanpa pembedaan.

Melalui tema Kepemimpinan dan Partisipasi Penyandang Disabilitas Menuju Tatanan Dunia yang Inklusif, Aksesibel, dan Berkelanjutan Pasca COVID-19, Bima berharap penyandang disabilitas diberi kesempatan untuk menunjukan potensi masing-masing.

“Penyandang disabilitas juga perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi dan kualitas diri menjadi seorang pemimpin bagi masyarakat lain, atau minimal sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri,” Bima dalam pesan teks yang dibagikan kepada Kanal Disabilitas Liputan6.com, Kamis (2/12/2021).

Hal itu dapat terwujud jika penyandang disabilitas diberikan kesempatan yang sama dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara dengan masyarakat lainnya. Kesempatan itu pastinya dibersamai dengan akomodasi dan aksesibilitas yang penuh dengan keadilan, lanjutnya.

Penyandang Disabilitas di Masa Peralihan

Bima menambahkan, pada masa peralihan pandemi ini, setiap negara yang terdampak berlomba mencari formulasi tatanan kehidupan baru. Tatanan kehidupan lama bergeser menjadi tatanan baru yang bisa jadi ini merupakan awal peralihan peradaban dan budaya baru masyarakat.

“Sebagai masyarakat yang berbudaya, bukan dampak yang kita sesali, bukan sesak dan susah yang kita tangisi, tapi perilaku baru untuk menyongsong era baru yang adil untuk semua, tanpa diskriminasi yang semestinya kita perjuangkan.”

Era baru itu harus diselaraskan dengan konsep global atas hak asasi manusia, yaitu memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk mengoptimalkan diri sebagai pemimpin dan partisipasinya dalam kehidupan bernegara dipertimbangkan dan diperhitungkan, katanya.

Hal ini telah tercantum dalam Pancasila yang mengamanatkan agar menjunjung nilai keberagaman dalam tatanan kehidupan berbangsa tanpa memandang suku, ras, agama, pemberdayaan fungsi sensorik, fisik, mental dan intelektual.

Pendidikan Inklusif

Salah satu tatanan kehidupan berbangsa yang dapat menciptakan sosok pribadi penyandang disabilitas yang berjiwa pemimpin Pancasila adalah dengan melalui pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif adalah salah satu upaya yang dapat dimaksimalkan untuk menciptakan pribadi penyandang disabilitas yang dapat menjadi alat untuk siap berkompetisi dengan masyarakat lainnya, lanjut Bima.

“Untuk itu, melalui Ikatan Guru Tunanetra Inklusif (IGTI), saya menghimbau kepada hadirin sekalian, terkhusus untuk rekan penyandang disabilitas mari semarakkan hari disabilitas internasional tahun ini dengan menggaungkan pendidikan inklusif kepada masyarakat luas, agar tidak ada lagi stigma negatif.”

Pendidikan inklusif juga dibutuhkan agar tidak ada lagi penolakan dan diskriminasi penyandang disabilitas dalam upayanya menjadi pendidik atau tenaga kependidikan, tutup Bima.

 

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya