Cerita Adinda Hidup dengan Micropththalmia, Ketika Mata Tak Berkembang Sempurna

Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com Adinda Tri Wardhani menceritakan kondisi microphthalmia yang ia sandang.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Jan 2022, 14:03 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 13:00 WIB
Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com Adinda Tri Wardhani
Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com Adinda Tri Wardhani. Foto: Tangkapan layar Instagram @adindawhardani.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai penyandang Microphthalmia pada mata kanan sejak lahir, Adinda Tri Wardhani kerap dihantui rasa insecure.

Wanita yang kini menjabat sebagai Managing Editor Fashion, Beauty, & Lifestyle Fimela.com ini pun mengatakan, kepercayaan dirinya seringkali naik turun apalagi ia juga menjalankan keseharian sebagai ibu dua anak.

 

Adinda pun menceritakan kilas balik dirinya sebagai penyandang microphthalmia. Menurutnya, kondisi ini adalah perkembangan organ mata yang tidak sempurna. Mata kanannya berhenti berkembang di umur 2 bulan dan ia pun menjadi pengguna mata palsu atau mata protesa sejak usia 5.

Disabilitas fisik ini ia sandang sejak lahir. Wanita yang akrab disapa Dinda memang lahir prematur dan memiliki kembaran.

“Aku lahir prematur, usia ibuku saat melahirkan aku tuh 41 tahun jadi di usia kehamilan yang memang berisiko tinggi. Terus dia ada darah tinggi dan segala macem akhirnya prematur di 28 minggu dan kita kembar,” kata Dinda kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui sambungan telepon Rabu (27/1/2022).

Saat lahir, ia dan kembarannya tidak mencapai berat badan 2kg dan ukuran tubuhnya masih sangat kecil. Keduanya pun perlu dirawat dalam inkubator dalam waktu yang cukup lama.

“Kembaranku 3 minggu dan aku 2 bulan di inkubator karena dinilai kondisiku lebih lemah.”

Simak Video Berikut Ini

Observasi Dokter

Usai menjalani perawatan di inkubator, Dinda dibawa pulang ke rumah dan ketika ibunya menyusui, kondisi tak biasa pada mata kanannya pun mulai kentara.

“Saat ibuku menyusui dan aku mulai sering membuka mata di umur 2 bulan nah itu mulai kelihatan bola mata di sebelah kanan warnanya tidak hitam jadi agak ke arah abu-abu.”

Melihat kondisi tersebut, observasi pun dilakukan dengan pemeriksaan ke dokter mata. Menurut dokter, kondisi tersebut memiliki dua kemungkinan yakni kanker mata dan microphthalmia. Hasil observasi pun menyatakan bahwa itu adalah microphthalmia.

“Jadi mata bagian kananku tuh tidak berfungsi, tidak bisa melihat dan tidak akan tumbuh. Jadi mata kananku stop bertumbuh di usia 2 bulan.”

Beruntungnya, kata Dinda, ia selalu dikelilingi dengan support system yang maksimal sehingga semua tantangan yang harus dilalui setiap tahunnya bisa terlewati dengan baik, katanya, melalui akun instagram pribadinya @adindawardhani. 

Ia pun sangat bersyukur karena orangtua yang membekali dengan edukasi formal dan non formal terbaik, untuk meningkatkan kepercayaan diri. Begitu pun dengan pendampingan dan perawatan dari dokter-dokter ophthalmologist andalan.

"Teman-teman yang setia memberikan tawa setiap saat. Selalu dipertemukan dengan kantor dan rekan-rekan kerja yang dapat melihat kemampuan saya tanpa merasa terganggu dengan kekurangan fisik. Sahabat-sahabat dan bisnis partner yang percaya akan kelebihan saya. Hingga keluarga, suami dan anak-anak yang mencurahkan cintanya tanpa henti." 

"Semua ini menjadi pendukung utama untuk dapat terus percaya diri dalam berkecimpung, berkarya, dan berdaya, di industri media gaya hidup dan industri fashion Indonesia sejak tahun 2005 sampai saat ini," ujar wanita yang juga co-founder of @k.a.l.a_studio tersebut.

Menggunakan Mata Protesa

Wanita kelahiran 1985 juga menjelaskan bahwa pada tahun tersebut penggunaan mata protesa masih banyak dipelajari.

Selang 5 tahun yakni pada 1990, ia pun mulai menggunakan mata protesa untuk meningkatkan kepercayaan diri.

“Berarti dari usia 2 bulan sampai umur 4 tahun tuh aku beraktivitas dengan mata yang sedikit tertutup di sebelah kanan dan tidak bisa melihat. Banyak momen-momen kalau lagi di mall atau di sekolah dilihatin ‘kok beda sama kembarannya’ itu sudah sering aku dengar,” katanya.

 

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya