Berbagai Tantangan yang Membuat Penyandang Disabilitas Berisiko Tinggi Alami Obesitas

Penyandang disabilitas memiliki risiko tinggi obesitas atau kegemukan. Hal ini disebabkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh para penyandang disabilitas dalam menjaga berat tubuh.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Mei 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi disabilitas
Ilustrasi disabilitas Foto oleh Marcus Aurelius dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas memiliki risiko tinggi obesitas atau kegemukan. Hal ini disebabkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh para penyandang disabilitas dalam menjaga berat tubuh.

Penyandang disabilitas dapat merasa lebih sulit untuk makan sehat, mengontrol berat badan, dan aktif secara fisik. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) ini dapat dikarenakan hal-hal berikut:

-Kurangnya pilihan makanan sehat.

-Kesulitan mengunyah atau menelan makanan, karena rasa atau teksturnya.

-Obat-obatan yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan, penurunan berat badan, dan pengubahan nafsu makan.

-Keterbatasan fisik yang dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berolahraga.

-Rasa sakit.

-Kekurangan energi.

-Kurangnya lingkungan yang dapat diakses (misalnya, trotoar, taman, dan peralatan olahraga) yang dapat memungkinkan olahraga.

-Kurangnya sumber daya (misalnya, uang, transportasi, dan dukungan sosial dari keluarga, teman, tetangga, dan anggota masyarakat).

Obesitas adalah masalah kompleks yang membutuhkan panggilan kuat untuk ditindak di banyak tingkatan, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.

Lebih banyak upaya dan inisiatif yang diperlukan untuk membiasakan hidup sehat, makan bergizi, dan olahraga rutin.

Untuk mencegah obesitas, CDC membagikan beberapa tips termasuk:

-Makan lebih banyak buah dan sayuran dan lebih sedikit makanan tinggi lemak dan gula.

-Minum lebih banyak air daripada minuman manis.

-Kurangi menonton televisi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tips Lainnya

Orang Obesitas
Ilustrasi orang yang kelebihan berat badan atau obesitas. Credits: pexels.com by Towfiqu barbhuiya

Tips lain yang dapat membantu disabilitas terhindar dari obesitas yakni:

-Promosikan kebijakan dan program tentang cara menghindari obesitas di sekolah, di tempat kerja, dan di masyarakat agar menjadikan pilihan yang sehat sebagai pilihan yang mudah.

-Lebih aktif secara fisik.

Obesitas yang dibiarkan begitu saja bisa berdampak negatif pada tubuh. Kondisi ini terbukti dapat meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit seperti:

-Penyakit jantung koroner

-Diabetes tipe 2

-Kanker (endometrium, payudara, dan usus besar)

-Tekanan darah tinggi

-Gangguan lipid misalnya kolesterol tinggi

-Penyakit hati dan kandung empedu

-Sleep apnea dan masalah pernapasan

-Osteoarthritis (degenerasi tulang rawan dan tulang di bawahnya di dalam sendi)

-Masalah ginekologi (menstruasi tidak normal, infertilitas).

Bahaya obesitas juga sudah dijelaskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Data WHO menunjukkan, hampir dua pertiga orang dewasa dan 1 dari 3 anak di Wilayah Eropa hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas, dan angka ini masih terus bertambah. Sehingga mereka keluarkan peringatan bahaya obesitas.

Penentu Utama Kematian dan Disabilitas

Ilustrasi obesitas.
Ilustrasi obesitas. (dok. Jarmoluk/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Dilansir dari situs resmi WHO, laporan baru dari WHO European Regional Obesity Report 2022 memperingatkan risiko kesehatan serius yang terkait dengan meningkatnya tingkat obesitas.

Obesitas adalah salah satu penentu utama kematian dan disabilitas, bahkan merupakan penyebab 13 jenis kanker yang berbeda di wilayah Eropa. Sehingga kondisi obesitas harus segera ditangani dan dikelola oleh tim multidisiplin.

“Obesitas tidak mengenal batas. Di Eropa dan Asia Tengah, tidak ada satu negara pun yang akan memenuhi target WHO Global NCD untuk menghentikan peningkatan obesitas,” kata Dr Hans Henri P. Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, dalam keterangan tertulis di laman WHO, Minggu (14/5/2022).

“Negara-negara di Wilayah kami sangat beragam, tetapi setiap negara ditantang sampai tingkat tertentu. Dengan menciptakan lingkungan yang lebih memungkinkan, mempromosikan investasi dan inovasi di bidang kesehatan, dan mengembangkan sistem kesehatan yang kuat dan tangguh, kita dapat mengubah lintasan obesitas di Kawasan (Eropa).”

Tingkatkan Risiko Kanker

Bahaya Obesitas
Ilustrasi kampanye yang mendukung gaya hidup sehat agar tak idap obesitas. Credits: pexels.com by Moe Magners

Dalam keterangannya, disebutkan bahwa obesitas bisa saja menyalip peringkat merokok sebagai risiko utama untuk kanker yang dapat dicegah. Sebab kegemukan dan obesitas menempati urutan keempat sebagai faktor risiko kematian, setelah tekanan darah tinggi, risiko diet dan tembakau.

Obesitas adalah penyakit multifaktorial kompleks yang menghadirkan risiko bagi kesehatan. Hal ini terkait dengan banyak penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan kanker.

Untuk beberapa negara di kawasan Eropa, diperkirakan dalam beberapa dekade mendatang obesitas akan menyalip merokok sebagai faktor risiko utama kanker yang dapat dicegah.

Laporan tersebut juga menyoroti bahwa obesitas adalah suatu kondisi, bukan hanya faktor risiko, yang perlu ditangani dan dikelola secara khusus.

Menurut laporan tersebut, prevalensi obesitas untuk orang dewasa di Wilayah Eropa lebih tinggi daripada di wilayah WHO lainnya kecuali Wilayah Amerika. Data terbaru menunjukkan bahwa kelebihan berat badan dan obesitas menyumbang lebih dari 1,3 juta kematian secara global setiap tahun, tetapi bahkan angka-angka ini mungkin diremehkan.

Di Kawasan Eropa, kelebihan berat badan dan obesitas telah mencapai proporsi epidemi, dengan tingkat prevalensi lebih tinggi pada laki-laki (63 persen) dibandingkan pada perempuan (54 persen). Tarif cenderung lebih tinggi di negara-negara dengan pendapatan lebih tinggi.

Tingkat kelebihan berat badan dan obesitas tertinggi ditemukan di Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Ketimpangan pendidikan tersebar luas, dengan prevalensi obesitas yang lebih tinggi ditemukan pada orang dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Infografis Obesitas
Arya Permana, salah satu contoh kasus obesitas yang mengkhawatirkan (liputan6.com/Tri yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya