Liputan6.com, Jakarta Sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI) cabang Malang menggelar khitan massal anak disabilitas.
Khitan ini dilaksanakan pada 18 hingga 22 Maret 2023. Namun, di balik suksesnya acara ini, sempat ada isu kristenisasi yang menjadi tantangan.
Baca Juga
Menurut Ketua Panitia Pelaksanaan Khitan Massal Disabilitas Y-AMI Malang Andariana Triwidyastuti, S.H., hal ini terjadi lantaran adanya miss-komunikasi.
Advertisement
“Di sini ada miss-komunikasi, kebetulan Y-AMI Malang diketuai oleh Ibu Lie Hweling yang merupakan seorang pendeta,” kata perempuan yang karib disapa Uut kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan suara, Jumat (24/3/2023).
Pihak Uut pun menjelaskan kepada peserta bahwa khitan massal ini dilakukan dengan mengikuti syariat islam.
“Kami menjelaskan kepada peserta bahwa khitan dilakukan menurut cara Islam karena mayoritas yang mengikuti khitan adalah Muslim. Kita melakukannya berdasarkan syariah agama islam. Dokter yang mengkhitan pun beragama islam dan melakukan doa-doa seperti yang diajarkan sesuai syariat islam.”
Acara khitan pun dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran yang dilantunkan oleh penyandang disabilitas netra, Suduri. Dilanjutkan dengan ceramah dari ustaz untuk menguatkan dan memberi nasihat bagi para orangtua agar mereka yakin bahwa khitan ini dilakukan sesuai ajaran agama Islam.
“Di sini ada peserta juga yang non Muslim, kita lakukan khitannya sementara mereka berdoa sesuai agama yang mereka anut,” Uut menjelaskan.
Berjalan Lancar
Setelah diberi penjelasan, para peserta pun menjalankan khitan dengan tertib. Acara pun berjalan dengan lancar.
“Puji syukur Alhamdulillah, pada saat acara khitan semua berjalan sesuai rencana dan sesuai yang sudah kita rancang, sesuai dengan rundown acara yang kita buat,” kata Uut.
Kegiatan pun berlangsung dengan aman, cepat, dan lancar. Para pendamping dan orangtua telah diberi wejangan agar percaya diri dan berani ketika anak-anaknya dikhitan. Dengan begitu, anak-anak pun ikut semangat untuk dikhitan.
“Anak-anak meski takut-takut tapi semangat melihat bapak ibunya yang berani, mereka (anak-anak) juga akhirnya jadi berani. Ini berlangsung dengan cepat, aman, dan lancar, tidak ada gangguan, tidak ada hambatan dan berakhir dengan bahagia,” jelas Uut.
Advertisement
Peringati Hari Down Syndrome Sedunia
Khitan ini juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Down Syndrome Sedunia yang jatuh setiap 21 Maret.
Khitan massal bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) kali ini digelar di hotel Grand Mercure Malang Mirama, Jawa Timur.
Tujuan terselenggaranya giat sosial ini adalah untuk memberikan wadah kepada anak-anak disabilitas agar dapat menjalankan kewajiban mereka secara agama dan menjaga kesehatan.
Menurut Ketua Y-AMI cabang Malang Lie Hwee Ling, STh. kegiatan ini diikuti oleh 45 peserta.
“Kegiatan ini diikuti sebanyak 45 peserta, dengan usia peserta termuda adalah 2 tahun sedangkan yang paling besar di usia 21 tahun,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Disabilitas Liputan6.com, Rabu 22 Maret 2023.
Peserta-peserta itu terdiri dari berbagai ragam disabilitas seperti autisme, Down Syndrome, Tuli, tunagrahita, low vision, keterlambatan bicara (speech delay), cerebral palsy spastic, attention deficit disorder (ADD), mikrosefalus, cerebral palsy athetoid, dan lain-lain.
Baik untuk Masa Depan Anak
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Malang, Ir H Edy Sofyan Jarwoko dan istrinya Elly Estiningtyas serta beberapa pihak sponsor dan para pemerhati anak-anak disabilitas. Edy dan Elly pun datang sebagai ayah bunda sahabat disabilitas dalam acara tersebut.
Elly menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan sosial ini. Ia juga memberikan motivasi bagi orangtua yang juga hadir dalam acara tersebut.
“Ini semua merupakan anugerah dari Tuhan yang telah diberikan kepada orang-orang terpilih, di mana melalui kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya untuk masa depan anak khususnya para disabilitas,” ujar Elly.
Advertisement