Kisah Yubita Hida, Mahasiswi Disabilitas di Yogyakarta yang Punya Kaki Palsu dengan Desain Lebih Humanis

Yubita berkisah, tumor tulang telah diidap menjelang kelulusan dari SD hingga SMP. Selama kurun waktu itu, ia terpaksa beraktivitas dengan penyangga kaki (kruk). Setelah amputasi, ia menjalani hari-harinya dengan kaki palsu bantuan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Agu 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi kaki palsu
Ilustrasi Kisah Yubita Hida, Mahasiswi Disabilitas di Yogyakarta yang Akhirnya Punya Kaki Palsu dengan Desain Lebih Humanis. Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Tumor tulang membuat Yubita Hida Aprilia harus merelakan kaki kanannya untuk diamputasi. Ini adalah langkah terakhir yang bisa dilakukan agar tumor tidak menyebar lebih jauh.

Gadis asal Desa Termas, Kecamatan Karangrayung, Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah itu telah mengalami tumor yang menggerogoti telapak kaki hingga bagian betisnya.

Amputasi dilakukan tujuh tahun lalu, tepatnya 15 September 2017. Sejak saat itu, perempuan usia 19 ini menjadi penyandang disabilitas daksa.

Yubita berkisah, tumor tulang telah diidap menjelang kelulusan dari SD hingga SMP. Selama kurun waktu itu, ia terpaksa beraktivitas dengan penyangga kaki (kruk). Setelah amputasi, ia menjalani hari-harinya dengan kaki palsu bantuan dari rumah sakit.

“Setelah lima tahun waktunya untuk ganti kaki palsu lagi itu kan harus mengurus ke rumah sakit di Solo untuk diukur dan sebagainya. Namun, tidak saya lakukan karena waktu itu bapak meninggal dunia,” kenang Yubita melansir laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (29/8/2023).

Akhirnya ia menggunakan kaki palsu yang diperoleh dari pengrajin kaki palsu terdekat. Saat itu ia membeli dengan biaya mandiri.

Sayangnya, kaki palsu itu tidak sebaik kaki palsu yang diberikan rumah sakit. Kaki palsu tersebut tidak terlihat seperti kaki, melainkan besi tabung berwarna silver.

“Ya memang lebih nyaman menggunakan yang bantuan dari rumah sakit. Kalau kaki palsu yang sekarang ini tumpuannya kurang stabil suka mleset-mleset,” katanya.

Dapat Bantuan Kaki Palsu

Kisah Yubita Hida, Mahasiswi Disabilitas di Yogyakarta yang Akhirnya Punya Kaki Palsu dengan Desain Lebih Humanis.  Foto: UGM.
Kisah Yubita Hida, Mahasiswi Disabilitas di Yogyakarta yang Akhirnya Punya Kaki Palsu dengan Desain Lebih Humanis. Foto: UGM.

Di tengah keterbatasan ekonomi dan fisik, Yubita bersyukur karena masih ada orang yang tergerak untuk memberi bantuan padanya.

Seperti saat ini ia menerima tawaran bantuan kaki palsu baru dari Dirlantas Polda DIY, Kombespol Alfian Nurrizal dan sejumlah komunitas sosial. Hal ini menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Yubita.

Bantuan kaki palsu yang diberikan berbeda dengan kaki palsu sebelumnya. Tampilannya lebih humanis menyerupai bentuk kaki asli.

Butuh Kaki Palsu Baru untuk Dukung Aktivitas Kuliah

Kisah Yubita Hida, Mahasiswi Disabilitas di Yogyakarta yang Akhirnya Punya Kaki Palsu dengan Desain Lebih Humanis.
Kisah Yubita Hida, Mahasiswi Disabilitas di Yogyakarta yang Akhirnya Punya Kaki Palsu dengan Desain Lebih Humanis. Foto: UGM.

Mahasiswi Prodi Bahasa Indonesia FIB UGM angkatan 2023 ini sangat bersyukur saat mendengar ada yang akan memberikan bantuan kaki palsu baru dengan model yang lebih humanis.

Ia tak pernah menyangka akan mendapatkan bantuan kaki palsu baru. Bahkan, ketika ditanya oleh Alfian terkait apa saja yang dibutuhkan saat ini, ia terlihat terdiam beberapa saat seperti tidak percaya menemui momen ini.

Lalu, dengan yakin ia pun menjawab membutuhkan kaki palsu baru.

“Saya perlu kaki palsu saja Pak. Karena untuk kebutuhan kuliah seperti laptop dan sepeda sudah difasilitasi oleh UGM,” jelasnya sembari menyampaikan ucapan terima kasih pada Alfian yang sudah menawarkan bantuan.

Tahu Kisa Yubita dari Media Sosial

Kisah Yubita Hida, Mahasiswi Disabilitas di Yogyakarta yang Akhirnya Punya Kaki Palsu dengan Desain Lebih Humanis.
Kisah Yubita Hida, Mahasiswi Disabilitas di Yogyakarta yang Akhirnya Punya Kaki Palsu dengan Desain Lebih Humanis. . (dok. Liputan6.com/Adhita Diansyavira)

Sebelumnya, Alfian mengatakan bahwa dirinya pertama kali mengetahui kisah Yubita dari media sosial. Ia pun merasa prihatin dengan kondisi Yubita sehingga tergerak untuk membantu.

“Kalau membaca cerita Yubita dari info di media sosial saya lihat kegigihan yang luar biasa untuk masuk UGM. Karenanya coba untuk menawarkan bantuan dan mudah-mudahan dengan bantuan kaki palsu baru nantinya bisa membantu berjalan dengan baik dan mendukung Yubita dalam menggapai apa yang dicita-citakan,” papar alumni Magister Ilmu Hukum FH UGM ini.

Sementara Kepala Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu UGM, Andreasta Meliala, menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada Yubita.

Ia berharap nantinya apa yang sudah dijalankan Alfian bisa menginspirasi masyarakat tergerak melakukan kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya