Liputan6.com, Jakarta Tiga anak yang terinfeksi virus Polio di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) kini mengalami lumpuh layu permanen.
Dengan kata lain, ketiganya kini menjadi penyandang disabilitas fisik dan kondisinya tak mungkin kembali seperti semula.
Baca Juga
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Maxi Rein Rondonuwu.
Advertisement
Menurutnya, pasien kini sudah menjalani perawatan di rumah. Namun, lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang mereka alami tidak dapat disembuhkan seperti semula.
"Keadaan dari tiga anak itu mereka sekarang sudah di rumah. Ya, karena ini virus, bisa sembuh sendiri. Tapi, lumpuh layunya permanen," kata Maxi dalam konferensi pers secara daring pada Jumat 12 Januari 2024.
Maxi menambahkan, supaya ketiga pasien lumpuh layu akibat polio bisa memperbaiki kemampuan berjalannya, dapat dilakukan rehabilitasi meski tidak dapat sembuh sepenuhnya.
"Polio menyerang saraf, jadi yang dilakukan supaya jalan, fungsi kaki, dan ototnya bisa agak lebih baik bisa ditingkatkan dengan rehabilitasi. Tapi tidak mungkin sembuh," katanya.
"Jadi, anak-anak itu sudah di rumah dan dalam kondisi baik," imbuh Maxi.
Sebelumnya, Maxi menjelaskan bahwa polio adalah penyakit menular yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen pada anak-anak. Terutama yang belum mendapat imunisasi lengkap.
Virus polio bisa masuk ke dalam pencernaan dan keluar lewat feses atau kotoran. Virus yang terkandung dalam kotoran ini kemudian bisa menular pula kepada orang lain terutama jika perilaku hidup kurang bersih. Misalnya, buang air besar sembarangan dan makan dengan tangan kotor.
Penyakit Serius yang Bawa Dampak Kesehatan Jangka Panjang
Sebelumnya, pemerintah pada Kamis 4 Januari 2024 mengonfirmasi adanya temuan tiga kasus lumpuh layu akut akibat polio.
Dua kasus ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember 2023. Kemudian, satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari.
Kasus polio ini mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pasalnya, infeksi virus polio bukanlah hal sepele dan memang perlu ditangani dengan serius.
Seperti disampaikan epidemiolog Dicky Budiman. Menurutnya, polio atau poliomielitis adalah penyakit yang sangat serius karena dapat membawa dampak kesehatan jangka panjang. Contohnya lumpuh layu permanen.
“Polio atau poliomielitis ini adalah penyakit serius, sangat serius, dan dapat menyebabkan dampak kesehatan jangka panjang termasuk kelumpuhan permanen,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, dikutip Selasa 9 Januari 2023.
Advertisement
Umumnya Berdampak pada Ekstremitas Bawah
Beberapa bahaya yang dilekatkan pada infeksi polio umumnya karena dampaknya pada sistem saraf dan fungsi otot, tambah Dicky.
Kelumpuhan otot akibat infeksi virus polio umumnya terjadi pada ekstremitas bawah yakni kaki dan tungkai bawah. Kelumpuhan ini dapat bersifat sementara tapi dapat pula permanen tergantung tingkat keparahannya. Bahkan, dampak ini bisa dirasakan 10 hingga 20 tahun kemudian pasca infeksi.
“Selain itu, bahaya dari infeksi polio atau poliomielitis ini adalah kalau virus polionya menyerang otot pernapasan. Ini yang menyebabkan kesulitan bernapas atau bahkan gagal napas.”
Di era 1900-an, banyak pasien polio yang berhasil selamat dari kematian karena dibantu mesin tabung yang membantu pernapasan.
“Ini jadi bukti nyata dampak serius dari infeksi poliomielitis ini.”
Cegah dengan Imunisasi Lengkap
Kabar baiknya, kasus polio dapat dicegah dengan melaksanakan imunisasi lengkap. Menurut Maxi, imunisasi polio lengkap meliputi:
- Vaksin polio tetes (OPV) 1 di usia 1 bulan
- Vaksin OPV kedua di usia 2 bulan
- Vaksin OPV ketiga di usia 3 bulan
- Vaksin OPV keempat dan polio suntik (IPV) di usia 4 bulan
- Vaksin polio suntik kedua di usia 9 bulan.
"Kombinasi imunisasi polio tetes dan suntik diberikan untuk mengoptimalkan pembentukan kekebalan terhadap semua virus polio," kata Maxi.
Advertisement