Sambut Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2024, Organisasi Difabel di Malang Ungkap Makna Inklusi Disabilitas

Inklusi disabilitas adalah upaya untuk menciptakan lingkungan yang setara, adil, dan tanpa diskriminasi sehingga penyandang disabilitas dapat berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Agu 2024, 12:34 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2024, 12:34 WIB
Sambut Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2024, Organisasi Difabel di Malang Ungkap Makna Inklusi Disabilitas
Sambut Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2024, Organisasi Difabel di Malang Ungkap Makna Inklusi Disabilitas. Foto: Linksos.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi disabilitas di Malang, Jawa Timur, Lingkar Sosial Indonesia (Linksos) memaknai arti inklusi di momen peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2024.

Menurut pendiri Linksos, Ken Kerta, inklusi disabilitas kerap dimaknai dengan upaya melibatkan penyandang disabilitas. Namun, Linksos memaknai inklusi disabilitas sebagai pelibatan non disabilitas dalam berbagai kegiatan sosial dan advokasi kebijakan.

Menurut Ken, Linksos adalah pusat pemberdayaan disabilitas sebagai penggerak inklusi disabilitas. Dalam setiap kegiatannya, pasti melibatkan penyandang disabilitas dan non disabilitas.

Untuk memaknai arti inklusi, Linksos juga melibatkan pentahelix, yaitu pemerintah, swasta, akademisi, kelompok masyarakat, dan media.

“Uniknya, pelibatan pentahelix ini kerap kali diawali oleh inisiatif Linksos. Konkretnya, Linksos membuat acara lalu menghadirkan pentahelix,” tulis Ken dalam keterangan tertulis di laman Linksos, dikutip Sabtu (17/8/2024).

Beberapa program Linksos yang selalu melibatkan non disabilitas adalah Posyandu Disabilitas, Difabel Pecinta Alam dan UMKM Omah Difabel.

Lebih lanjut Ken menjelaskan bahwa Linksos lahir pada 2014. Dan makna Lingkar Sosial adalah lingkaran aktivitas yang berisi aktor-aktor sosial. Sedangkan Indonesia memberikan makna kebangsaan dan menunjukkan visi akan menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

“Uniknya, nama Lingkar Sosial juga tidak memuat istilah disabilitas. Sebab sesuai tujuan organisasi saat itu adalah membantu masyarakat marginal dan yang mengalami disfungsi sosial. Linksos kemudian fokus pada isu disabilitas sebab permintaan dan kebutuhan lingkungan,” papar Ken.

Saling Merangkul

Lambang Linksos, lanjut Ken, berbentuk gambar orang berangkulan dan melingkar. Maknanya sesuai dengan makna nama organisasi yaitu lingkaran aktivitas yang berisi aktor-aktor sosial.

Linksos kemudian menjadi organisasi berkembang yang fokus pada isu inklusi disabilitas. Indikatornya, dalam setiap kegiatannya pasti melibatkan lintas sektor.

“Inklusi disabilitas adalah upaya untuk menciptakan lingkungan yang setara, adil, dan tanpa diskriminasi sehingga penyandang disabilitas dapat berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan,” kata Ken.

Peran disabilitas dalam hal ini sesuai dengan kemampuan dan ragam disabilitas, sehingga lingkungan wajib memberikan akomodasi yang layak atau penyesuaian.

Selalu Libatkan Non Disabilitas

Upaya inklusi disabilitas kerap dimaknai dengan upaya melibatkan penyandang disabilitas dalam berbagai kegiatan sosial maupun advokasi kebijakan.

“Linksos sepakat, namun dalam hal ini, organisasi ini mengambil langkah yang berbeda. Linksos memaknai inklusi disabilitas dengan melibatkan non disabilitas dalam berbagai kegiatan sosial dan advokasi kebijakan.”

Ada dua alasan, mengapa Linksos memilih melibatkan non disabilitas dalam kegiatan komunitas disabilitas.

Pertama beraksi lebih mudah daripada menuntut. Contoh kasus dalam pemberdayaan masyarakat desa. Dari pada menuntut Pemerintah Desa memberdayakan masyarakat disabilitas, lebih baik komunitas membuat kegiatan pemberdayaan disabilitas yang kemudian melibatkan Pemerintah Desa. Contoh konretnya Posyandu Disabilitas.

Alasan Kedua

Alasan kedua berkaitan dengan prinsip dasar organisasi, adanya Linksos bertujuan membantu masyarakat dan pemerintah.

Bentuk membantu masyarakat adalah dengan pemberdayaan. Sedangkan bentuk membantu pemerintah dengan membuat inisiasi program pemberdayaan berkelanjutan.

Contohnya masih Posyandu Disabilitas. Layanan kesehatan berbasis kebutuhan masyarakat ini tumbuh dari kesepakatan lintas sektor dan sarasehan desa inklusi yang digelar Linksos.

Saat ini Posyandu Disabilitas dalam naungan Pemerintah Desa dan Puskesmas, Posyandu ini melibatkan masyarakat baik disabilitas maupun non disabilitas sebagai kader kesehatan.

Infografis Perayaan Khas Kemerdekaan
Perayaan khas kemerdekaan RI (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya