Tren Dekorasi Modern Pakai Material Ramah Lingkungan

Berikut dekorasi modern dengan menggunakan material eco faux dari Viro yang ramah lingkungan.

oleh Meita Fajriana diperbarui 19 Agu 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2018, 13:00 WIB
Dekorasi ramah lingkungan
Berikut dekorasi modern dengan menggunakan material eco faux dari Viro yang ramah lingkungan. (Foto: Dok. Viro/ Adrie Prasetyo)

Liputan6.com, Jakarta Dekorasi, interior design hingga arsitektur menjadi salah satu hal yang diperhatikan saat menata dan membangun sebuah tempat. Seiring berkembangnya teknologi, industri interior dan dekorasi dibuat bergaya modern dengan multifungsi serta ramah lingkungan.

Hal ini juga yang diusung oleh brand penyedia material untuk dekorasi, Viro. Brand lokal tanah air ini, menjadikan material Eco Faux sebagai bahan ramah lingkungan sebagai tren. Material eco faux yang lebih tahan iklim dan lebih ramah bagi lingkungan dari Viro ini digunakan dalam proyek nasional Asian Games dan Garuda Wisnu Kencana.

Tahun 2018 menjadi salah satu tahun yang membanggakan bagi masyarakat Indonesia. Setelah didapuk sebagai negara penyelenggara salah satu ajang olahraga terbesar Asian Games 2018, Indonesia baru saja merampungkan pengerjaan salah satu patung ikonik Garuda Wisnu Kencana di Bali, yang digadang-gadang lebih tinggi dari Patung Liberty di Amerika Serikat.

Dalam mempersiapkan Asian Games 2018, pemerintah Indonesia membangun beragam infrastruktur di 14 venue, salah satunya adalah Cofftea House. Yang unik dari desain Cofftea House ini adalah penggunaan atap rumbia dari Viro yang memberikan kesan dekorasi alami dan teduh bagi bangunan yang akan berada dalam lingkungan perkotaan.

 

Eco Faux untuk dekorasi modern dan tradisional

Dekorasi ramah lingkungan
Berikut dekorasi modern dengan menggunakan material eco faux dari Viro yang ramah lingkungan. (Foto: Dok. Viro)

Atap rumbia ini merupakan kombinasi bahan non natural high density polyethylene (HDPE) dengan mineral alami sehingga dapat menawarkan materi yang memiliki dampak lebih minim terhadap lingkungan. Atap rumbia dari materi eco faux memiliki ketahanan hingga 20 tahun dan juga telah mengantongi berbagai sertifikasi internasional yang memastikan produk tahan angin hingga tidak mudah terbakar. Yang paling menarik material eco faux ini dapat didaur ulang hinga 7 kali pemakaian.

Penggunaan material eco faux juga menampik anggapan bahwa desain tradisional terlihat kuno dan jauh dari aksen modern. Anyaman tradisional khas Indonesia dapat dengan mudah dibuat dan dijadikan bentuk-bentuk sesuai kebutuhan sehingga cocok dan tepat berpadu dengan banyak kebutuhan rancang bangun atau kreasi seni.

Ini terlihat jelas dalam berbagai kreasi yang ditampilkan oleh Viro di gelaran CASA Indonesia 2018 dan Art Jakarta 2018. Viro bersama Kezia Karin Studio dan Larch Studio mewujudkan karya bernama The GreenHouse, sebuah restoran berkonsep taman yang ada dalam ruangan seluas 200 meter persegi dan mampu menampung hingga 60 tamu. Dengan menggabungkan antara teknik anyam tradisional dan mereproduksi teknik sulam pita dengan material eco faux dengan pendekatan desain yang modern.

 

Eco Faux di Garuda Wisnu Kencana

Dekorasi ramah lingkungan
Berikut dekorasi modern dengan menggunakan material eco faux dari Viro yang ramah lingkungan. (Foto: Dok. Viro)

Di acara puncak syukuran Swadharma Ning Pertiwi dari penyelesaian patung ikonik Garuda Wisnu Kencana di Ungasan, Bali pada 4 Agustus 2018, material eco faux Viro digunakan sebagai instalasi komposisi string, karya arsitek Rubi Roesli. Instalasi yang berusaha melebur dengan alam sekitar menghadirkan tampilan yang transparan sekaligus juga dapat berdiri sendiri menjadi solid. Garis-garis yang menangkap efek multimedia tiga dimensi yang berinteraksi dengan 200 penari.

“String putih dari instalasi yang mengimbangi tebing setinggi 12 meter ini berbahan fiber eco faux dari Viro. Dengan kekuatan tarik yang mumpuni dan juga kemampuan tidak mudah terbakar, material ini layaknya seorang pejuang, memiliki semangat yang sama untuk Indonesia,” kata Rubi Roesli.

Material eco faux ini diprediksi akan semakin digemari. Hingga akhirnya menjadi tren dalam dekorasi baik interior hingga eksterior dalam dan luar negeri. Deretan eco faux yang digunakan di tanah air seperti Beach Walk Kuta Bali Indonesia dan Paskal 23 Bandung. Sementara di luar negeri Anda dapat melihat material asli tanah air ini di San Diego Zoo USA, The World of Avatar di Disney World USA, Pavilion Indonesia di World Expo Milano 2015, dan berbagai resort tropis internasional seperti Banana Island Resort & Spa Doha, Qatar dan Waldorf Astoria Maldives.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya