Liputan6.com, Jakarta - Singkong, bahan pangan sederhana yang dikenal murah, bisa menjadi komoditas bernilai tinggi. Berkat kolaborasi antara petani lokal di Desa Cikarawang, Greenhope, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, singkong berhasil diolah menjadi produk inovatif, termasuk bioplastik ramah lingkungan yang telah diekspor ke pasar global, seperti Jepang.
Greenhope bersama Kelompok Tani Setia mengembangkan kapasitas petani lokal melalui pelatihan intensif, pendampingan berkelanjutan, dan dukungan fasilitas produksi. Kini, para petani mampu mengolah singkong menjadi produk bernilai tinggi, seperti tepung mocaf, mi instan mocaf, hingga bioplastik berbasis singkong dengan teknologi mutakhir seperti Ecoplas dan Naturloop.
Baca Juga
Salah satu produk unggulan, yaitu sedotan bioplastik, telah menjadi solusi alternatif plastik konvensional di pasar global.
Advertisement
Inovasi ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam buku Strategi Transformasi Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045, yang mencantumkan pemanfaatan bioplastik sebagai salah satu dari 17 program prioritas terkait pelestarian lingkungan hidup.
"Melalui teknologi Ecoplas dan Naturloop, kami memastikan singkong dari petani lokal dapat diubah menjadi resin bioplastik yang terurai secara alami. Produk ini adalah solusi nyata untuk menggantikan plastik konvensional yang tidak ramah lingkungan, sekaligus memberikan dampak positif bagi sosial-ekonomi petani Indonesia," ujar Tommy Tjiptadjaja, CEO Greenhope, dalam acara From Roots to Market: The Birth of Indonesia’s Bioplastic Industry di Desa Cikarawang, Dramaga.
Acara ini didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup, UNDP, BPDLH, serta para pengguna bioplastik dan pemangku kepentingan lainnya. Tommy menambahkan, kolaborasi lintas sektor ini melahirkan ekosistem bioplastik yang mendukung kesejahteraan petani sekaligus berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.
Dukungan Pemerintah dan Penghargaan untuk Inovasi LokalWakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono, mengapresiasi inovasi yang dilakukan Greenhope bersama petani singkong di Desa Cikarawang.
"Produk bioplastik dari singkong ini tidak hanya membantu mengurangi polusi plastik, tetapi juga menciptakan solusi ramah lingkungan yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan," ujarnya.
Diaz juga menyerahkan penghargaan kepada para pelaku industri yang mendukung bioplastik, termasuk Watsons, Sarirasa Group, dan Ecorasa.
Selain itu, Direktur Penyaluran Dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Damayanti Ratunanda, menegaskan komitmen lembaganya untuk mendukung keberlanjutan melalui program Catalytic Funding. Program ini bertujuan memperluas dampak positif bioplastik terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Â
Dampak Positif bagi Petani Cikarawang
Ketua Kelompok Tani Setia, Ujang, mengungkapkan bahwa kolaborasi dengan Greenhope membantu petani di Desa Cikarawang meningkatkan nilai ekonomi singkong mereka.
"Kami mendapatkan pelatihan untuk mengolah singkong menjadi tepung hingga bioplastik. Selain itu, kami juga dibantu dalam pengemasan produk. Alhamdulillah, ini sangat membantu kesejahteraan warga desa," jelasnya.
Kolaborasi ini menunjukkan bagaimana sinergi antara petani, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dapat menciptakan ekosistem bioplastik yang sirkular dan berkelanjutan, sekaligus mempromosikan potensi lokal ke pasar global.
Advertisement