Apa Itu Spread dalam Trading: Panduan Lengkap untuk Trader Pemula

Pelajari apa itu spread dalam trading, jenis-jenisnya, cara menghitung, dan pengaruhnya terhadap keuntungan. Panduan lengkap untuk trader pemula.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Des 2024, 14:50 WIB
Diterbitkan 04 Des 2024, 14:50 WIB
apa itu spread dalam trading
apa itu spread dalam trading ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Spread merupakan salah satu konsep paling fundamental yang perlu dipahami oleh setiap trader, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman. Secara sederhana, spread dapat didefinisikan sebagai selisih antara harga beli (ask) dan harga jual (bid) suatu aset finansial, seperti mata uang, saham, komoditas, atau instrumen keuangan lainnya.

Dalam konteks trading forex misalnya, spread adalah perbedaan antara harga di mana broker siap membeli mata uang dari trader (bid) dan harga di mana broker siap menjual mata uang kepada trader (ask). Spread ini merupakan salah satu cara broker mendapatkan keuntungan dari aktivitas trading para nasabahnya.

Sebagai contoh, jika harga bid EUR/USD adalah 1.1000 dan harga ask-nya 1.1002, maka spread-nya adalah 2 pips (0.0002). Trader harus membayar spread ini setiap kali membuka posisi, baik buy maupun sell. Semakin kecil spread, semakin menguntungkan bagi trader karena biaya transaksi yang lebih rendah.

Pemahaman yang baik tentang spread sangat penting karena dapat mempengaruhi profitabilitas trading secara keseluruhan. Spread yang terlalu lebar dapat menggerus potensi keuntungan, terutama bagi trader jangka pendek seperti scalper. Di sisi lain, spread yang terlalu sempit mungkin mengindikasikan likuiditas yang rendah atau risiko yang lebih tinggi.

Jenis-jenis Spread dalam Trading

Terdapat beberapa jenis spread yang umum ditemui dalam dunia trading. Memahami karakteristik masing-masing jenis spread dapat membantu trader mengoptimalkan strategi tradingnya:

1. Fixed Spread

Fixed spread atau spread tetap adalah jenis spread di mana selisih antara harga bid dan ask tidak berubah, terlepas dari kondisi pasar. Broker yang menawarkan fixed spread biasanya mematok nilai tertentu untuk setiap pasangan mata uang atau instrumen trading lainnya.

Keuntungan utama fixed spread adalah prediktabilitas biaya transaksi. Trader dapat dengan mudah menghitung biaya trading mereka karena spread tidak berfluktuasi. Ini sangat membantu dalam perencanaan keuangan dan manajemen risiko, terutama bagi trader pemula yang masih belajar mengelola posisi mereka.

Namun, fixed spread juga memiliki kekurangan. Dalam kondisi pasar yang sangat volatil, spread tetap mungkin tidak mencerminkan risiko sebenarnya yang dihadapi broker. Akibatnya, beberapa broker mungkin memperlebar spread atau bahkan menghentikan trading sementara selama periode volatilitas tinggi.

2. Variable Spread

Variable spread atau spread mengambang adalah jenis spread yang berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar. Spread ini cenderung menyempit saat likuiditas tinggi dan melebar saat volatilitas meningkat atau likuiditas rendah.

Keuntungan utama variable spread adalah fleksibilitasnya. Trader dapat memanfaatkan spread yang lebih sempit saat kondisi pasar normal, yang berpotensi meningkatkan profitabilitas. Spread ini juga lebih mencerminkan kondisi pasar yang sebenarnya.

Namun, variable spread juga memiliki risiko. Saat berita ekonomi penting dirilis atau terjadi gejolak pasar, spread dapat melebar secara signifikan, meningkatkan biaya trading. Ini dapat menjadi tantangan bagi trader yang tidak siap menghadapi perubahan mendadak dalam biaya transaksi.

3. Zero Spread

Beberapa broker menawarkan apa yang disebut sebagai "zero spread" atau spread nol. Meskipun terdengar menarik, penting untuk memahami bahwa tidak ada yang benar-benar gratis dalam dunia trading.

Broker yang menawarkan zero spread biasanya mengkompensasinya dengan mengenakan komisi tetap per transaksi. Atau, mereka mungkin mendefinisikan "zero" sebagai spread yang sangat rendah, misalnya di bawah 1 pip.

Zero spread dapat menguntungkan bagi trader yang melakukan volume transaksi tinggi, seperti scalper atau algorithmic trader. Namun, trader harus tetap waspada dan memahami struktur biaya keseluruhan dari broker mereka.

Cara Menghitung Spread dalam Trading

Menghitung spread dalam trading adalah keterampilan penting yang harus dikuasai oleh setiap trader. Pemahaman yang baik tentang cara menghitung spread tidak hanya membantu dalam mengevaluasi biaya trading, tetapi juga dalam mengoptimalkan strategi dan manajemen risiko. Berikut adalah langkah-langkah dan contoh untuk menghitung spread dalam berbagai konteks trading:

1. Menghitung Spread dalam Pip

Untuk pasangan mata uang di mana USD adalah mata uang kutipan (misalnya EUR/USD, GBP/USD):

 

  • Spread (dalam pip) = (Ask Price - Bid Price) x 10000

Contoh:

Jika EUR/USD memiliki harga bid 1.1000 dan harga ask 1.1002

Spread = (1.1002 - 1.1000) x 10000 = 2 pip

Untuk pasangan mata uang di mana JPY adalah mata uang kutipan:

 

  • Spread (dalam pip) = (Ask Price - Bid Price) x 100

Contoh:

Jika USD/JPY memiliki harga bid 110.00 dan harga ask 110.03

Spread = (110.03 - 110.00) x 100 = 3 pip

2. Menghitung Spread dalam Nilai Moneter

Untuk menghitung nilai moneter dari spread, gunakan rumus berikut:

 

  • Spread (dalam USD) = (Ask Price - Bid Price) x Lot Size

Contoh:

Jika trading 1 lot standar (100,000 unit) EUR/USD dengan spread 2 pip

Spread = 0.0002 x 100,000 = $20

3. Menghitung Spread Persentase

Untuk instrumen seperti saham atau indeks, spread sering dinyatakan dalam persentase:

 

  • Spread Persentase = ((Ask Price - Bid Price) / Bid Price) x 100

Contoh:

Jika saham ABC memiliki harga bid $50 dan harga ask $50.25

Spread Persentase = ((50.25 - 50) / 50) x 100 = 0.5%

4. Menghitung Spread Rata-rata

Trader sering perlu menghitung spread rata-rata selama periode tertentu:

 

  • Spread Rata-rata = Jumlah Total Spread / Jumlah Observasi

Contoh:

Jika selama 5 hari trading, spread EUR/USD adalah 1.8, 2.0, 2.2, 1.9, dan 2.1 pip

Spread Rata-rata = (1.8 + 2.0 + 2.2 + 1.9 + 2.1) / 5 = 2 pip

Penting untuk diingat bahwa spread dapat berfluktuasi tergantung pada kondisi pasar, likuiditas, dan faktor-faktor lain. Trader harus selalu memantau spread secara real-time dan memperhitungkannya dalam analisis risiko dan potensi keuntungan mereka.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Spread

Spread dalam trading tidak terbentuk secara acak, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks yang saling berinteraksi. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu trader mengantisipasi perubahan spread dan menyesuaikan strategi mereka dengan lebih efektif. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi spread:

1. Likuiditas Pasar

Likuiditas adalah salah satu faktor paling signifikan yang mempengaruhi spread. Pasar dengan likuiditas tinggi cenderung memiliki spread yang lebih sempit karena banyaknya pembeli dan penjual yang berpartisipasi. Sebaliknya, pasar dengan likuiditas rendah biasanya memiliki spread yang lebih lebar.

Contoh: Pasangan mata uang utama seperti EUR/USD biasanya memiliki spread yang lebih sempit dibandingkan dengan pasangan mata uang eksotis karena volume perdagangannya yang jauh lebih tinggi.

2. Volatilitas Pasar

Volatilitas pasar memiliki hubungan langsung dengan spread. Saat volatilitas meningkat, misalnya selama rilis berita ekonomi penting atau peristiwa geopolitik, spread cenderung melebar. Ini karena peningkatan risiko bagi market maker dan broker.

Contoh: Selama pengumuman suku bunga oleh bank sentral, spread EUR/USD mungkin melebar dari 1 pip menjadi 5-10 pip atau bahkan lebih.

3. Waktu Perdagangan

Spread juga dipengaruhi oleh waktu perdagangan. Selama jam-jam sibuk ketika beberapa pusat keuangan utama beroperasi secara bersamaan, spread cenderung lebih sempit karena peningkatan likuiditas.

Contoh: Spread EUR/USD biasanya paling sempit saat sesi London dan New York tumpang tindih (14:00-17:00 GMT), dan paling lebar selama pergantian hari trading atau akhir pekan.

4. Kebijakan Broker

Setiap broker memiliki kebijakan sendiri dalam menentukan spread. Beberapa broker menawarkan spread tetap, sementara yang lain menawarkan spread variabel. Kebijakan ini dapat dipengaruhi oleh model bisnis broker, hubungan dengan penyedia likuiditas, dan strategi kompetitif mereka.

Contoh: Broker A mungkin menawarkan spread tetap 2 pip untuk EUR/USD, sementara Broker B menawarkan spread variabel yang bisa serendah 0.1 pip dalam kondisi pasar normal.

5. Instrumen Trading

Jenis instrumen yang diperdagangkan juga mempengaruhi spread. Instrumen yang lebih likuid dan populer cenderung memiliki spread yang lebih sempit dibandingkan dengan instrumen yang kurang likuid.

Contoh: Spread untuk trading forex biasanya lebih sempit dibandingkan dengan spread untuk trading CFD pada saham individual atau indeks saham.

6. Kondisi Ekonomi Global

Kondisi ekonomi makro dan sentimen pasar global dapat mempengaruhi spread secara signifikan. Selama periode ketidakpastian ekonomi atau krisis keuangan, spread cenderung melebar karena peningkatan risiko dan volatilitas.

Contoh: Selama krisis keuangan 2008, spread di berbagai instrumen keuangan melebar secara dramatis karena ketidakpastian pasar yang ekstrem.

7. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah

Perubahan dalam regulasi keuangan atau kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi likuiditas pasar dan pada gilirannya mempengaruhi spread.

Contoh: Pembatasan pada short selling atau perubahan dalam persyaratan margin dapat menyebabkan perubahan dalam dinamika pasar dan spread.

Memahami faktor-faktor ini dapat membantu trader mengantisipasi perubahan dalam biaya trading mereka dan menyesuaikan strategi mereka sesuai kebutuhan. Penting untuk selalu memantau kondisi pasar dan mempertimbangkan bagaimana berbagai faktor ini dapat mempengaruhi spread dan profitabilitas trading secara keseluruhan.

Pengaruh Spread terhadap Profitabilitas Trading

Spread memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap profitabilitas trading. Sebagai biaya transaksi utama dalam banyak jenis trading, terutama forex, spread dapat mempengaruhi keuntungan atau kerugian setiap trade. Memahami bagaimana spread mempengaruhi profitabilitas adalah kunci untuk mengembangkan strategi trading yang efektif dan berkelanjutan.

1. Dampak pada Keuntungan Jangka Pendek

Untuk trader jangka pendek, seperti scalper atau day trader, spread memiliki dampak yang sangat besar. Setiap trade harus menghasilkan keuntungan yang melebihi spread hanya untuk mencapai titik impas. Ini berarti bahwa semakin lebar spread, semakin besar pergerakan harga yang diperlukan untuk menghasilkan keuntungan.

Contoh: Jika spread EUR/USD adalah 2 pip, seorang scalper yang menargetkan keuntungan 5 pip per trade sebenarnya harus melihat pergerakan harga sebesar 7 pip untuk mencapai target tersebut.

2. Pengaruh pada Frekuensi Trading

Spread yang lebih lebar cenderung mengurangi frekuensi trading, terutama bagi trader yang menggunakan strategi dengan target keuntungan kecil. Ini karena setiap trade memerlukan pergerakan harga yang lebih besar untuk menjadi menguntungkan.

Contoh: Seorang trader yang biasanya melakukan 20 trade per hari dengan spread 1 pip mungkin hanya melakukan 10 trade per hari jika spread meningkat menjadi 3 pip, karena lebih sulit menemukan peluang yang menguntungkan.

3. Efek pada Manajemen Risiko

Spread yang lebih lebar dapat memaksa trader untuk memperlebar stop loss mereka, yang pada gilirannya meningkatkan risiko per trade. Ini dapat mempengaruhi rasio risk-reward dan mengubah dinamika manajemen risiko secara keseluruhan.

Contoh: Jika spread meningkat dari 2 pip menjadi 5 pip, trader mungkin perlu memindahkan stop loss mereka 3 pip lebih jauh untuk mengakomodasi volatilitas tambahan, meningkatkan risiko potensial per trade.

4. Dampak pada Strategi Hedging

Bagi trader yang menggunakan strategi hedging, spread dapat secara signifikan mempengaruhi efektivitas hedge. Spread yang lebih lebar berarti biaya yang lebih tinggi untuk membuka posisi hedging, yang dapat mengurangi efektivitas strategi ini.

Contoh: Jika seorang trader ingin melakukan hedge posisi long EUR/USD dengan membuka posisi short, spread yang lebar akan meningkatkan biaya total transaksi, potensially mengurangi atau bahkan menghilangkan manfaat hedging.

5. Pengaruh pada Analisis Teknikal

Spread yang lebar dapat mempengaruhi akurasi sinyal trading berdasarkan analisis teknikal. Ini terutama berlaku untuk strategi yang bergantung pada level support dan resistance yang ketat atau pola chart yang presisi.

Contoh: Jika spread adalah 5 pip, breakout yang terlihat pada chart mungkin tidak seakurat yang terlihat, karena harga sebenarnya mungkin masih dalam rentang spread.

6. Efek Kumulatif pada Performa Jangka Panjang

Meskipun dampak spread pada satu trade mungkin tampak kecil, efek kumulatifnya selama periode waktu yang panjang dapat sangat signifikan. Spread yang konsisten lebih tinggi dapat secara dramatis mengurangi profitabilitas keseluruhan dari strategi trading.

Contoh: Jika seorang trader melakukan 1000 trade per tahun dengan rata-rata keuntungan 10 pip per trade, peningkatan spread dari 1 pip menjadi 2 pip dapat mengurangi total keuntungan tahunan sebesar 10%.

7. Pengaruh pada Pemilihan Instrumen Trading

Spread yang berbeda-beda antar instrumen dapat mempengaruhi keputusan trader dalam memilih apa yang akan diperdagangkan. Instrumen dengan spread yang lebih lebar mungkin dihindari, bahkan jika mereka menawarkan peluang trading yang baik.

Contoh: Seorang trader mungkin lebih memilih untuk fokus pada EUR/USD dengan spread 1 pip daripada GBP/JPY dengan spread 5 pip, meskipun GBP/JPY mungkin menawarkan lebih banyak volatilitas dan peluang trading.

Memahami pengaruh spread terhadap profitabilitas trading adalah kunci untuk mengembangkan strategi yang efektif. Trader perlu mempertimbangkan spread sebagai bagian integral dari analisis risiko dan potensi keuntungan mereka. Dengan memilih broker yang menawarkan spread kompetitif dan menyesuaikan strategi untuk mengakomodasi biaya spread, trader dapat meningkatkan peluang mereka untuk mencapai profitabilitas jangka panjang.

Strategi untuk Mengelola Spread dalam Trading

Mengelola spread dengan efektif adalah keterampilan penting bagi setiap trader. Spread dapat memiliki dampak signifikan pada profitabilitas, terutama bagi trader jangka pendek. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu trader mengelola spread dengan lebih baik:

1. Pilih Waktu Trading yang Tepat

Spread cenderung lebih sempit saat likuiditas pasar tinggi. Cobalah untuk trading selama sesi pasar yang paling aktif untuk instrumen yang Anda perdagangkan.

Contoh: Untuk pasangan mata uang EUR/USD, spread biasanya paling sempit saat sesi London dan New York tumpang tindih (14:00-17:00 GMT).

2. Fokus pada Instrumen dengan Spread Rendah

Beberapa instrumen secara konsisten memiliki spread yang lebih rendah daripada yang lain. Fokus pada instrumen-instrumen ini dapat membantu mengurangi biaya trading keseluruhan.

Contoh: Pasangan mata uang utama seperti EUR/USD, GBP/USD, dan USD/JPY umumnya memiliki spread yang lebih rendah dibandingkan pasangan mata uang eksotis.

3. Gunakan Pending Orders

Pending orders memungkinkan Anda untuk memasuki pasar pada harga yang telah ditentukan sebelumnya, yang dapat membantu menghindari slippage dan spread yang melebar saat berita penting dirilis.

Contoh: Jika Anda mengantisipasi pergerakan harga setelah rilis data ekonomi, Anda dapat menempatkan limit order untuk memasuki pasar pada harga yang Anda inginkan.

4. Pertimbangkan Broker dengan Spread Kompetitif

Tidak semua broker menawarkan spread yang sama. Lakukan riset dan bandingkan spread dari berbagai broker untuk menemukan yang paling kompetitif.

Contoh: Broker A mungkin menawarkan spread rata-rata 1.5 pip untuk EUR/USD, sementara Broker B menawarkan 1.0 pip. Perbedaan 0.5 pip ini dapat berdampak signifikan dalam jangka panjang.

5. Sesuaikan Target Profit

Pastikan target profit Anda memperhitungkan spread. Target yang terlalu dekat mungkin tidak menguntungkan setelah memperhitungkan biaya spread.

Contoh: Jika spread adalah 2 pip, target profit minimal Anda mungkin perlu diatur ke 5-6 pip untuk memastikan profitabilitas setelah biaya.

6. Gunakan Analisis Fundamental

Analisis fundamental dapat membantu Anda mengidentifikasi tren jangka panjang, yang memungkinkan Anda untuk menahan posisi lebih lama dan mengurangi dampak spread.

Contoh: Jika analisis fundamental menunjukkan tren bullish jangka panjang untuk EUR/USD, Anda mungkin bisa menahan posisi buy lebih lama, mengurangi frekuensi trading dan dampak spread.

7. Pertimbangkan Volume Trading

Beberapa broker menawarkan spread yang lebih rendah untuk trader dengan volume trading yang lebih tinggi. Jika Anda adalah trader aktif, ini bisa menjadi cara untuk mengurangi biaya spread.

Contoh: Broker C mungkin menawarkan spread 1.5 pip untuk akun standar, tetapi menurunkannya menjadi 0.8 pip untuk akun VIP dengan volume trading minimal $10 juta per bulan.

8. Gunakan Teknik Hedging dengan Bijak

Hedging dapat membantu melindungi posisi Anda, tetapi juga berarti membayar spread dua kali. Gunakan teknik ini dengan hati-hati dan hanya ketika manfaatnya melebihi biaya tambahan.

Contoh: Alih-alih melakukan hedging langsung dengan membuka posisi berlawanan, pertimbangkan untuk menggunakan opsi atau instrumen derivatif lainnya yang mungkin memiliki biaya lebih rendah.

9. Monitor Kondisi Pasar

Selalu perhatikan kondisi pasar yang dapat menyebabkan spread melebar, seperti rilis berita penting atau periode volatilitas tinggi.

Contoh: Jika ada pengumuman suku bunga yang akan datang, bersiaplah untuk kemungkinan spread yang lebih lebar dan sesuaikan strategi Anda.

10. Gunakan Stop Loss yang Tepat

Tempatkan stop loss Anda dengan mempertimbangkan spread. Stop loss yang terlalu dekat mungkin terpicu oleh fluktuasi spread normal.

Contoh: Jika spread normal adalah 2 pip, pertimbangkan untuk menempatkan stop loss setidaknya 5-10 pip dari harga masuk Anda untuk memberikan ruang bagi fluktuasi normal.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, trader dapat lebih efektif mengelola dampak spread pada profitabilitas mereka. Ingatlah bahwa manajemen spread yang efektif adalah bagian integral dari manajemen risiko dan optimalisasi performa trading secara keseluruhan.

Kesimpulan

Spread merupakan komponen fundamental dalam trading yang memiliki dampak signifikan terhadap profitabilitas dan strategi trading secara keseluruhan. Pemahaman yang mendalam tentang apa itu spread, jenis-jenisnya, cara menghitungnya, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sangat penting bagi setiap trader, baik pemula maupun yang berpengalaman.

Kunci sukses dalam mengelola spread adalah fleksibilitas dan kewaspadaan. Trader perlu terus memantau kondisi pasar, menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan perubahan spread, dan selalu memperhitungkan biaya spread dalam setiap keputusan trading mereka. Dengan pendekatan yang cermat dan strategi yang tepat, spread tidak harus menjadi hambatan, melainkan dapat dikelola sebagai bagian integral dari strategi trading yang sukses.

Ingatlah bahwa meskipun spread adalah biaya yang tidak dapat dihindari dalam trading, dampaknya dapat diminimalkan melalui pemilihan broker yang tepat, waktu trading yang strategis, dan penerapan teknik manajemen risiko yang efektif. Dengan terus belajar dan beradaptasi, trader dapat mengoptimalkan performa mereka dan meningkatkan peluang kesuksesan jangka panjang di pasar finansial yang dinamis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya