Liputan6.com, Jakarta - Para rasul merupakan sosok pilihan yang diutus Allah SWT dengan misi suci untuk membimbing umat manusia. Kehadiran mereka membawa perubahan besar dalam sejarah peradaban, menegakkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan di tengah masyarakat.
Namun, apa sebenarnya tujuan utama diutusnya para rasul ke muka bumi? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai misi mulia para utusan Allah ini.
Rasul dalam Ajaran Islam
Dalam terminologi Islam, rasul didefinisikan sebagai manusia pilihan yang menerima wahyu dari Allah SWT dan diberi tugas untuk menyampaikannya kepada umat manusia. Kata "rasul" berasal dari bahasa Arab yang berarti "utusan" atau "duta". Para rasul memiliki kedudukan istimewa sebagai perantara antara Allah dan hamba-Nya.
Beberapa karakteristik utama seorang rasul antara lain:
Â
- Menerima wahyu langsung dari Allah SWT
Â
Â
- Memiliki mukjizat sebagai bukti kerasulan
Â
Â
- Terjaga dari dosa besar (maksum)
Â
Â
- Memiliki sifat-sifat mulia seperti jujur, amanah, cerdas, dan tabligh
Â
Â
- Diutus untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia
Para ulama sepakat bahwa beriman kepada rasul merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Allah SWT berfirman:
"Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya." (QS. Al-Baqarah: 285)
Dengan demikian, memahami tujuan diutusnya para rasul menjadi sangat penting bagi setiap muslim untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Advertisement
Tujuan Utama Diutusnya Para Rasul
Berdasarkan berbagai ayat Al-Quran dan hadits, dapat disimpulkan beberapa tujuan utama diutusnya para rasul ke muka bumi, antara lain:
1. Menyeru Manusia untuk Beribadah Hanya Kepada Allah
Tujuan terpenting diutusnya para rasul adalah untuk mengajak manusia menyembah Allah SWT dan meninggalkan segala bentuk kemusyrikan. Allah SWT berfirman:
"Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu." (QS. An-Nahl: 36)
Para rasul hadir untuk memurnikan tauhid dan mengembalikan fitrah manusia sebagai hamba Allah. Mereka mengajarkan bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
2. Menyampaikan Wahyu dan Syariat Allah
Rasul berperan sebagai penyampai wahyu ilahi kepada umat manusia. Mereka menerima kitab suci dan syariat dari Allah untuk diajarkan dan diterapkan dalam kehidupan. Allah SWT berfirman:
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya." (QS. Al-Maidah: 67)
Melalui para rasul, manusia dapat mengenal hukum-hukum Allah dan menjalani kehidupan sesuai tuntunan-Nya.
3. Memberi Kabar Gembira dan Peringatan
Para rasul diutus untuk memberi kabar gembira berupa pahala dan surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Sekaligus memberi peringatan akan azab dan neraka bagi mereka yang ingkar. Allah SWT berfirman:
"Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan." (QS. Al-An'am: 48)
Dengan demikian, manusia memiliki motivasi untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran.
4. Menjadi Teladan dan Pembimbing Umat
Para rasul merupakan sosok teladan yang diutus untuk membimbing umat ke jalan yang benar. Mereka mencontohkan akhlak mulia dan cara hidup yang sesuai syariat. Allah SWT berfirman tentang Nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS. Al-Ahzab: 21)
Melalui keteladanan para rasul, manusia dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Menegakkan Keadilan dan Mencegah Kezaliman
Rasul diutus untuk menegakkan keadilan dan memberantas segala bentuk kezaliman di muka bumi. Mereka berjuang melawan penindasan dan memperjuangkan hak-hak kaum yang tertindas. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan." (QS. Al-Hadid: 25)
Kehadiran para rasul bertujuan menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera berdasarkan nilai-nilai ketuhanan.
Hikmah Diutusnya Para Rasul
Diutusnya para rasul oleh Allah SWT mengandung banyak hikmah dan manfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya:
1. Membimbing Manusia Mengenal Allah
Melalui ajaran para rasul, manusia dapat mengenal Allah SWT dengan benar. Mereka mengajarkan sifat-sifat Allah, cara beribadah yang tepat, serta bagaimana menjalin hubungan dengan Sang Pencipta. Tanpa bimbingan rasul, manusia akan kesulitan memahami hakikat ketuhanan.
2. Menyempurnakan Akhlak Manusia
Para rasul diutus untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti manusia. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)
Melalui keteladanan para rasul, manusia dapat belajar nilai-nilai kebaikan dan menerapkannya dalam kehidupan.
3. Memurnikan Ajaran Agama
Seiring berjalannya waktu, ajaran agama seringkali mengalami penyimpangan. Diutusnya rasul bertujuan untuk memurnikan kembali ajaran agama yang telah diselewengkan. Mereka meluruskan pemahaman yang keliru dan mengembalikan umat ke jalan yang benar.
4. Menegakkan Hujjah
Kehadiran para rasul menjadi hujjah (bukti) bagi manusia di hadapan Allah kelak. Dengan diutusnya rasul, manusia tidak bisa berdalih tidak mengetahui kebenaran. Allah SWT berfirman:
"(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu." (QS. An-Nisa: 165)
5. Membawa Rahmat bagi Seluruh Alam
Kehadiran para rasul merupakan wujud kasih sayang Allah kepada seluruh makhluk-Nya. Mereka membawa ajaran yang membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia dan alam semesta. Sebagaimana firman Allah tentang Nabi Muhammad SAW:
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya: 107)
Â
Advertisement
Cara Para Rasul Menjalankan Misinya
Dalam menjalankan tugas suci menyampaikan risalah ilahi, para rasul menempuh berbagai cara dan strategi, di antaranya:
1. Berdakwah dengan Hikmah dan Lemah Lembut
Para rasul menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang bijaksana dan penuh kelembutan. Mereka menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat yang dihadapi. Allah SWT berfirman:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. An-Nahl: 125)
2. Memberikan Keteladanan
Para rasul tidak hanya menyampaikan ajaran secara lisan, tapi juga memberikan contoh langsung melalui perilaku mereka. Keteladanan ini menjadi metode dakwah yang sangat efektif dalam mempengaruhi umat.
3. Bersabar Menghadapi Tantangan
Dalam menjalankan misinya, para rasul seringkali menghadapi berbagai tantangan dan penolakan. Namun mereka tetap bersabar dan tidak putus asa dalam berdakwah. Allah SWT berfirman:
"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar." (QS. Al-Ahqaf: 35)
4. Membangun Komunitas Muslim
Para rasul berupaya membangun komunitas muslim yang solid sebagai basis perjuangan. Mereka membina pengikut setia yang siap mendukung misi dakwah. Seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Madinah.
5. Berjihad di Jalan Allah
Jika diperlukan, para rasul juga berjihad dengan jiwa dan harta untuk membela agama Allah. Mereka rela berkorban demi tegaknya kalimat tauhid di muka bumi. Allah SWT berfirman:
"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya." (QS. Al-Hajj: 78)
Â
Perbedaan Nabi dan Rasul
Meski seringkali digunakan bergantian, istilah nabi dan rasul memiliki beberapa perbedaan mendasar, antara lain:
Aspek | Nabi | Rasul |
---|---|---|
Penerimaan Wahyu | Menerima wahyu | Menerima wahyu |
Kewajiban Menyampaikan | Tidak wajib menyampaikan | Wajib menyampaikan |
Syariat | Mengikuti syariat nabi sebelumnya | Membawa syariat baru |
Mukjizat | Tidak selalu memiliki mukjizat | Selalu memiliki mukjizat |
Jumlah | Lebih banyak | Lebih sedikit |
Meski demikian, baik nabi maupun rasul sama-sama merupakan manusia pilihan yang dimuliakan Allah SWT. Kita diwajibkan untuk beriman kepada seluruh nabi dan rasul tanpa membeda-bedakan di antara mereka.
Advertisement
Tantangan yang Dihadapi Para Rasul
Dalam menjalankan misi sucinya, para rasul menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, di antaranya:
1. Penolakan dan Pengingkaran Kaum
Banyak kaum yang menolak dan mengingkari ajaran yang dibawa para rasul. Mereka menuduh para rasul sebagai pembohong atau orang gila. Allah SWT berfirman:
"Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila." (QS. Adz-Dzariyat: 52)
2. Ancaman dan Penganiayaan
Para rasul sering mendapat ancaman bahkan penganiayaan fisik dari kaumnya. Seperti yang dialami Nabi Ibrahim yang dibakar, Nabi Musa yang dikejar Fir'aun, atau Nabi Muhammad yang dilempari batu di Thaif.
3. Fitnah dan Tuduhan
Untuk melemahkan dakwah, para penentang sering melancarkan fitnah dan tuduhan keji kepada para rasul. Seperti tuduhan sihir, gila, atau mencari keuntungan duniawi.
4. Godaan Harta dan Tahta
Para rasul juga menghadapi godaan harta dan kekuasaan yang ditawarkan kaumnya agar meninggalkan dakwah. Namun mereka tetap teguh dengan prinsip.
5. Perpecahan Keluarga
Tidak jarang dakwah para rasul menyebabkan perpecahan dalam keluarga. Seperti yang dialami Nabi Nuh yang ditentang anaknya sendiri.
Meski menghadapi berbagai tantangan berat, para rasul tetap tabah dan istiqomah dalam menjalankan misi sucinya. Kesabaran dan keteguhan mereka menjadi teladan bagi para pendakwah hingga saat ini.
Peran Rasul di Era Modern
Meski era kenabian telah berakhir dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW, namun peran dan misi para rasul tetap relevan hingga saat ini. Beberapa peran penting rasul di era modern antara lain:
1. Sumber Inspirasi dan Teladan
Kisah perjuangan dan akhlak mulia para rasul menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi umat manusia dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Keteladanan mereka tetap relevan untuk diterapkan dalam kehidupan modern.
2. Pedoman Hidup
Ajaran yang dibawa para rasul menjadi pedoman hidup yang komprehensif bagi manusia. Mulai dari aspek akidah, ibadah, muamalah, hingga akhlak. Ajaran ini tetap relevan sebagai solusi berbagai persoalan kontemporer.
3. Pemersatu Umat
Di tengah maraknya perpecahan, figur para rasul dapat menjadi simbol pemersatu umat. Cinta kepada rasul dapat menjadi pengikat persatuan di antara berbagai kelompok yang berbeda.
4. Penjaga Moralitas
Di era degradasi moral, ajaran para rasul menjadi benteng untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan akhlak mulia. Mereka mengajarkan pentingnya kejujuran, amanah, dan akhlak terpuji lainnya.
5. Pembawa Pesan Perdamaian
Misi utama para rasul adalah menyebarkan rahmat dan kedamaian. Di tengah konflik dan kekerasan, ajaran cinta kasih para rasul sangat dibutuhkan untuk membangun perdamaian dunia.
Dengan demikian, meski secara fisik para rasul telah tiada, namun misi dan ajaran mereka tetap hidup dan relevan sebagai solusi berbagai persoalan di era modern. Tugas umat adalah meneruskan misi suci para rasul dalam konteks kekinian.
Advertisement
Kesimpulan
Diutusnya para rasul merupakan bukti kasih sayang Allah kepada umat manusia. Melalui para utusan-Nya, Allah membimbing manusia menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan hakiki. Tujuan utama diutusnya para rasul adalah untuk menyeru manusia menyembah Allah, menyampaikan wahyu, memberi kabar gembira dan peringatan, menjadi teladan, serta menegakkan keadilan di muka bumi.
Memahami tujuan dan misi para rasul sangatlah penting bagi setiap muslim. Dengan demikian, kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari perjuangan mereka, serta berupaya meneladani akhlak mulia mereka dalam kehidupan sehari-hari.