Apa Itu Dividen: Pengertian, Jenis, dan Cara Perhitungannya

Pelajari apa itu dividen, jenis-jenisnya, serta cara menghitungnya. Pahami manfaat dividen bagi investor dan perusahaan dalam artikel lengkap ini.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 14 Feb 2025, 09:13 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 09:13 WIB
apa itu dividen
apa itu dividen ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Dividen merupakan pembagian laba atau keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham berdasarkan proporsi kepemilikan saham mereka. Secara sederhana, dividen dapat dipahami sebagai "hadiah" yang diberikan perusahaan kepada investor atas kepercayaan mereka menanamkan modal di perusahaan tersebut.

Pembagian dividen biasanya dilakukan setelah perusahaan membukukan laba pada periode tertentu dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Besaran dividen yang dibagikan tergantung pada kebijakan perusahaan dan kondisi keuangannya.

Beberapa poin penting terkait pengertian dividen:

  • Dividen merupakan hak pemegang saham yang diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas
  • Pembagian dividen bersifat opsional, tergantung keputusan RUPS
  • Dividen berasal dari laba bersih perusahaan setelah dikurangi cadangan wajib
  • Besaran dividen per lembar saham ditentukan berdasarkan jumlah saham yang beredar
  • Dividen dapat dibagikan dalam bentuk tunai maupun saham

Bagi investor, dividen merupakan salah satu bentuk return atau imbal hasil dari investasi saham, selain capital gain. Sementara bagi perusahaan, kebijakan pembagian dividen mencerminkan kinerja dan prospek bisnis ke depan.

Jenis-jenis Dividen

Terdapat beberapa jenis dividen yang umum dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham, antara lain:

1. Dividen Tunai (Cash Dividend)

Dividen tunai merupakan jenis dividen yang paling umum dan disukai investor. Perusahaan membagikan sebagian labanya dalam bentuk uang tunai kepada pemegang saham. Jumlahnya biasanya dinyatakan dalam nilai rupiah per lembar saham.

Contoh: PT ABC membagikan dividen tunai sebesar Rp100 per lembar saham. Jika seorang investor memiliki 1000 lembar saham, maka ia akan menerima dividen tunai sebesar Rp100.000.

2. Dividen Saham (Stock Dividend)

Pada dividen saham, perusahaan membagikan dividen dalam bentuk tambahan saham kepada pemegang saham yang sudah ada. Hal ini dilakukan ketika perusahaan ingin mempertahankan kas untuk keperluan operasional atau investasi.

Contoh: PT XYZ membagikan dividen saham sebesar 5%. Artinya, setiap pemegang 100 lembar saham akan mendapatkan tambahan 5 lembar saham baru.

3. Dividen Properti (Property Dividend)

Meskipun jarang terjadi, ada kalanya perusahaan membagikan dividen dalam bentuk aset fisik seperti produk perusahaan atau properti lainnya. Jenis dividen ini biasanya diberikan oleh perusahaan yang memiliki aset berlebih namun kekurangan kas.

4. Dividen Skrip (Scrip Dividend)

Dividen skrip diberikan dalam bentuk surat utang jangka pendek yang dapat ditukar dengan uang tunai di masa depan. Perusahaan biasanya memilih opsi ini ketika ingin membagikan dividen namun memiliki kendala likuiditas jangka pendek.

5. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)

Dividen likuidasi dibagikan ketika perusahaan dalam proses likuidasi atau mengurangi operasinya secara signifikan. Sebagian dari dividen ini merupakan pengembalian modal kepada investor, bukan murni dari laba perusahaan.

Pemahaman tentang berbagai jenis dividen ini penting bagi investor untuk mengevaluasi kebijakan dividen perusahaan dan menyesuaikan strategi investasi mereka.

Cara Perhitungan Dividen

Perhitungan dividen melibatkan beberapa metode dan rasio penting yang perlu dipahami oleh investor. Berikut adalah beberapa cara umum untuk menghitung dividen:

1. Dividend Per Share (DPS)

DPS menunjukkan jumlah dividen yang dibagikan untuk setiap lembar saham. Rumusnya adalah:

DPS = Total Dividen yang Dibagikan / Jumlah Saham yang Beredar

Contoh: Jika perusahaan membagikan total dividen Rp1 miliar dan memiliki 100 juta lembar saham beredar, maka DPS-nya adalah:

DPS = 1.000.000.000 / 100.000.000 = Rp10 per lembar saham

2. Dividend Payout Ratio (DPR)

DPR menunjukkan persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen. Rumusnya adalah:

DPR = (Total Dividen yang Dibagikan / Laba Bersih) x 100%

Contoh: Jika perusahaan memiliki laba bersih Rp5 miliar dan membagikan dividen Rp2 miliar, maka DPR-nya adalah:

DPR = (2.000.000.000 / 5.000.000.000) x 100% = 40%

3. Dividend Yield

Dividend yield menunjukkan persentase dividen terhadap harga saham. Rumusnya adalah:

Dividend Yield = (DPS / Harga Saham) x 100%

Contoh: Jika DPS adalah Rp10 dan harga saham Rp1.000, maka dividend yield-nya adalah:

Dividend Yield = (10 / 1.000) x 100% = 1%

4. Retention Ratio

Retention ratio menunjukkan persentase laba yang ditahan perusahaan (tidak dibagikan sebagai dividen). Rumusnya adalah:

Retention Ratio = 1 - DPR

Contoh: Jika DPR adalah 40%, maka retention ratio-nya adalah:

Retention Ratio = 1 - 0,4 = 0,6 atau 60%

Pemahaman tentang cara perhitungan dividen ini penting bagi investor untuk mengevaluasi kebijakan dividen perusahaan dan membandingkannya dengan perusahaan lain di industri yang sama.

Manfaat Dividen bagi Investor dan Perusahaan

Pembagian dividen memberikan berbagai manfaat, baik bagi investor maupun perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari dividen:

Manfaat Dividen bagi Investor:

  • Sumber Pendapatan Pasif: Dividen memberikan aliran pendapatan reguler kepada investor tanpa harus menjual saham mereka.
  • Indikator Kinerja Perusahaan: Pembayaran dividen yang konsisten dan meningkat dapat menjadi indikator kinerja dan kesehatan keuangan perusahaan yang baik.
  • Mitigasi Risiko: Dividen dapat membantu mengimbangi potensi kerugian dari penurunan harga saham.
  • Reinvestasi: Investor dapat menggunakan dividen untuk membeli saham tambahan, meningkatkan posisi kepemilikan mereka.
  • Perlindungan Terhadap Inflasi: Dalam jangka panjang, dividen bisa membantu melindungi nilai investasi dari inflasi.

Manfaat Dividen bagi Perusahaan:

  • Meningkatkan Kepercayaan Investor: Pembayaran dividen yang konsisten dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap manajemen dan prospek perusahaan.
  • Menarik Investor Baru: Kebijakan dividen yang menarik dapat membantu perusahaan menarik investor baru, terutama investor institusional.
  • Stabilitas Harga Saham: Dividen dapat membantu menstabilkan harga saham perusahaan di pasar.
  • Sinyal Kekuatan Finansial: Kemampuan membayar dividen secara konsisten menunjukkan kekuatan finansial perusahaan.
  • Optimalisasi Struktur Modal: Pembayaran dividen dapat membantu perusahaan mengoptimalkan struktur modalnya.

Meski demikian, perlu diingat bahwa pembagian dividen juga memiliki trade-off. Uang yang dibagikan sebagai dividen tidak dapat digunakan perusahaan untuk reinvestasi atau ekspansi bisnis. Karena itu, perusahaan perlu menyeimbangkan antara kepentingan pemegang saham jangka pendek (melalui dividen) dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Kebijakan Dividen Perusahaan

Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan mengenai seberapa besar laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan seberapa besar yang akan ditahan untuk reinvestasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan antara lain:

1. Profitabilitas Perusahaan

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dan stabil cenderung lebih mampu membagikan dividen secara konsisten. Sebaliknya, perusahaan dengan laba yang fluktuatif mungkin lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan dividen.

2. Likuiditas

Meskipun perusahaan memiliki laba yang tinggi, jika likuiditasnya rendah, mereka mungkin memilih untuk tidak membagikan dividen tunai. Perusahaan perlu memastikan memiliki kas yang cukup untuk operasional dan kewajiban jangka pendek.

3. Peluang Investasi

Jika perusahaan memiliki banyak peluang investasi yang menjanjikan, mereka mungkin memilih untuk menahan lebih banyak laba daripada membagikannya sebagai dividen. Ini terutama berlaku untuk perusahaan yang sedang dalam fase pertumbuhan.

4. Akses ke Pasar Modal

Perusahaan dengan akses yang baik ke pasar modal mungkin lebih fleksibel dalam kebijakan dividennya, karena mereka dapat dengan mudah mendapatkan pendanaan eksternal jika diperlukan.

5. Stabilitas Pendapatan

Perusahaan dengan pendapatan yang stabil cenderung lebih konsisten dalam pembagian dividennya. Ini memberikan kepastian kepada investor dan dapat membantu menstabilkan harga saham.

6. Peraturan Pemerintah

Beberapa sektor mungkin memiliki regulasi khusus terkait pembagian dividen. Misalnya, sektor perbankan di beberapa negara mungkin dibatasi dalam pembagian dividen untuk menjaga kecukupan modal.

7. Ekspektasi Pemegang Saham

Ekspektasi pemegang saham juga dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Beberapa investor mungkin lebih menyukai dividen yang tinggi, sementara yang lain lebih memilih perusahaan menahan laba untuk pertumbuhan.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, perusahaan umumnya mengadopsi salah satu dari beberapa jenis kebijakan dividen:

  • Kebijakan Dividen Stabil: Perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang relatif stabil dari tahun ke tahun.
  • Kebijakan Rasio Pembayaran Konstan: Perusahaan membayar persentase tetap dari labanya sebagai dividen setiap tahun.
  • Kebijakan Dividen Reguler Plus Ekstra: Perusahaan membayar dividen reguler yang rendah, tetapi memberikan dividen ekstra ketika laba tinggi.
  • Kebijakan Dividen Residual: Perusahaan hanya membayar dividen dari sisa laba setelah semua kebutuhan investasi terpenuhi.

Pemahaman tentang kebijakan dividen perusahaan penting bagi investor dalam mengevaluasi potensi return investasi mereka, baik dari segi dividen maupun pertumbuhan nilai saham.

Perbedaan Dividen dan Capital Gain

Dalam investasi saham, investor dapat memperoleh keuntungan melalui dua cara utama: dividen dan capital gain. Meskipun keduanya merupakan bentuk return investasi, terdapat beberapa perbedaan penting yang perlu dipahami:

1. Definisi

Dividen: Pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham.

Capital Gain: Keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli saham.

2. Sumber Keuntungan

Dividen: Berasal dari laba bersih perusahaan yang dibagikan.

Capital Gain: Berasal dari apresiasi harga saham di pasar.

3. Waktu Perolehan

Dividen: Dibagikan secara berkala (biasanya tahunan atau semesteran) sesuai kebijakan perusahaan.

Capital Gain: Dapat direalisasikan kapan saja investor menjual sahamnya dengan harga lebih tinggi dari harga beli.

4. Kepastian

Dividen: Lebih pasti, terutama untuk perusahaan dengan kebijakan dividen yang stabil.

Capital Gain: Kurang pasti, tergantung pada fluktuasi harga saham di pasar.

5. Pengaruh pada Kepemilikan Saham

Dividen: Tidak mempengaruhi persentase kepemilikan saham investor.

Capital Gain: Untuk merealisasikan keuntungan, investor harus menjual sahamnya, yang berarti mengurangi atau menghilangkan kepemilikan.

6. Pajak

Dividen: Dikenakan pajak saat dibagikan.

Capital Gain: Dikenakan pajak saat keuntungan direalisasikan (saat saham dijual).

7. Pengaruh pada Harga Saham

Dividen: Pembagian dividen biasanya menyebabkan penurunan harga saham sebesar nilai dividen yang dibagikan.

Capital Gain: Tidak langsung mempengaruhi harga saham, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor pasar.

8. Strategi Investasi

Dividen: Lebih menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif dan stabil.

Capital Gain: Lebih menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan nilai investasi jangka panjang.

Pemahaman tentang perbedaan antara dividen dan capital gain ini penting bagi investor dalam menyusun strategi investasi yang sesuai dengan tujuan finansial mereka. Beberapa investor mungkin lebih fokus pada dividen untuk pendapatan reguler, sementara yang lain mungkin lebih tertarik pada potensi capital gain untuk pertumbuhan kekayaan jangka panjang.

Aspek Perpajakan Dividen

Aspek perpajakan merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam investasi saham, khususnya terkait dividen. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai perpajakan dividen di Indonesia:

1. Tarif Pajak Dividen

Berdasarkan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), tarif pajak dividen adalah sebagai berikut:

  • Untuk Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN): 10% final
  • Untuk Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN): 20% atau sesuai tarif dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

2. Pemotongan Pajak

Pajak dividen dipotong langsung oleh pihak yang membayarkan dividen (perusahaan) sebelum dibagikan kepada pemegang saham. Ini berarti investor akan menerima dividen bersih setelah dipotong pajak.

3. Pengecualian Pajak

Terdapat beberapa pengecualian dalam pengenaan pajak dividen, antara lain:

  • Dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Badan Dalam Negeri
  • Dividen yang diinvestasikan kembali di Indonesia dalam jangka waktu tertentu
  • Dividen yang diterima oleh orang pribadi dalam negeri dari Perusahaan Terbuka dengan kepemilikan saham kurang dari 25%

4. Pelaporan Pajak

Meskipun pajak dividen bersifat final dan telah dipotong di sumber, penerima dividen tetap harus melaporkannya dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan.

5. Dividen Saham

Untuk dividen dalam bentuk saham, pada umumnya tidak dikenakan pajak saat pembagian. Pajak baru akan dikenakan saat saham tersebut dijual dan menghasilkan capital gain.

6. Pajak Berganda Internasional

Untuk investor asing, perlu diperhatikan adanya kemungkinan pajak berganda. Namun, banyak negara memiliki perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) dengan Indonesia yang dapat mengurangi beban pajak.

7. Perubahan Kebijakan Pajak

Peraturan perpajakan dapat berubah dari waktu ke waktu. Investor perlu selalu mengikuti perkembangan terbaru terkait kebijakan pajak dividen.

Pemahaman tentang aspek perpajakan dividen ini penting bagi investor untuk menghitung return investasi bersih dan merencanakan strategi investasi yang efisien secara pajak. Investor disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional pajak untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik sesuai dengan situasi individual mereka.

Tips Memilih Saham dengan Dividen Tinggi

Bagi investor yang mencari pendapatan pasif melalui dividen, memilih saham dengan dividen yang tinggi dan berkelanjutan menjadi strategi penting. Berikut beberapa tips untuk memilih saham dengan dividen tinggi:

1. Perhatikan Dividend Yield

Dividend yield menunjukkan persentase dividen terhadap harga saham. Carilah saham dengan dividend yield yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata pasar atau sektor, namun tetap realistis.

2. Evaluasi Konsistensi Pembayaran Dividen

Periksa track record pembayaran dividen perusahaan. Perusahaan yang konsisten membayar dan bahkan meningkatkan dividen dari tahun ke tahun menunjukkan stabilitas keuangan yang baik.

3. Analisis Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)

Rasio ini menunjukkan persentase laba yang dibagikan sebagai dividen. Rasio yang terlalu tinggi (mendekati 100%) mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Carilah perusahaan dengan rasio pembayaran yang moderat dan stabil.

4. Periksa Kesehatan Keuangan Perusahaan

Analisis laporan keuangan perusahaan, termasuk arus kas, tingkat utang, dan profitabilitas. Perusahaan dengan keuangan yang sehat lebih mungkin mempertahankan pembayaran dividen di masa depan.

5. Pertimbangkan Sektor Industri

Beberapa sektor, seperti utilitas, real estate, dan consumer goods, cenderung membayar dividen yang lebih tinggi dan stabil dibandingkan sektor lain.

6. Perhatikan Pertumbuhan Perusahaan

Perusahaan yang mampu tumbuh sambil tetap membayar dividen yang baik menunjukkan manajemen yang efektif dan prospek jangka panjang yang positif.

7. Hindari "Dividend Traps"

Waspadalah terhadap saham dengan dividend yield yang sangat tinggi namun tidak realistis. Ini bisa menjadi tanda bahwa pasar mengantisipasi penurunan dividen di masa depan.

8. Diversifikasi Portofolio

Jangan terlalu bergantung pada satu atau dua saham saja. Diversifikasi portofolio Anda dengan berbagai saham dividen dari sektor yang berbeda.

9. Perhatikan Kebijakan Dividen Perusahaan

Beberapa perusahaan memiliki kebijakan dividen yang jelas dan terpublikasi. Ini dapat memberikan gambaran tentang komitmen perusahaan terhadap pembayaran dividen di masa depan.

10. Pantau Perkembangan Perusahaan

Terus pantau kinerja dan perkembangan perusahaan. Perubahan signifikan dalam bisnis atau manajemen dapat mempengaruhi kebijakan dividen di masa depan.

Ingatlah bahwa dividen tinggi tidak selalu berarti investasi yang baik. Penting untuk menyeimbangkan potensi dividen dengan faktor-faktor lain seperti stabilitas perusahaan, potensi pertumbuhan, dan risiko investasi secara keseluruhan. Selalu lakukan riset mendalam dan pertimbangkan berkonsultasi dengan penasihat keuangan sebelum membuat keputusan investasi.

FAQ Seputar Dividen

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar dividen beserta jawabannya:

1. Apakah semua perusahaan membagikan dividen?

Tidak, tidak semua perusahaan membagikan dividen. Beberapa perusahaan, terutama yang sedang dalam fase pertumbuhan, mungkin memilih untuk menginvestasikan kembali seluruh labanya ke dalam bisnis daripada membagikannya sebagai dividen.

2. Kapan dividen biasanya dibagikan?

Waktu pembagian dividen bervariasi tergantung kebijakan perusahaan. Beberapa perusahaan membagikan dividen tahunan, sementara yang lain mungkin membagikan dividen semesteran atau kuartalan.

3. Bagaimana cara mendapatkan dividen?

Untuk mendapatkan dividen, Anda harus menjadi pemegang saham perusahaan pada tanggal yang ditentukan, yang disebut sebagai tanggal cum-dividend. Jika Anda membeli saham setelah tanggal ini, Anda tidak akan menerima dividen untuk periode tersebut.

4. Apakah dividen selalu dibayarkan dalam bentuk uang tunai?

Tidak selalu. Meskipun dividen tunai adalah yang paling umum, perusahaan juga bisa membagikan dividen dalam bentuk saham tambahan atau bahkan aset lainnya.

5. Apakah dividen dikenakan pajak?

Ya, di Indonesia dividen dikenakan pajak final sebesar 10% untuk Wajib Pajak Dalam Negeri. Namun, ada beberapa pengecualian tertentu.

6. Apakah lebih baik memilih saham dengan dividen tinggi atau saham pertumbuhan?

Ini tergantung pada tujuan investasi Anda. Saham dengan dividen tinggi cocok untuk investor yang mencari pendapatan pasif reguler, sementara saham pertumbuhan mungkin lebih sesuai untuk investor yang mencari apresiasi modal jangka panjang.

7. Apa itu dividend reinvestment plan (DRIP)?

DRIP adalah program di mana dividen yang Anda terima secara otomatis digunakan untuk membeli saham tambahan perusahaan tersebut, biasanya tanpa biaya komisi.

8. Apakah dividend yield yang tinggi selalu baik?

Tidak selalu. Dividend yield yang sangat tinggi bisa menjadi tanda peringatan. Ini mungkin disebabkan oleh penurunan harga saham yang signifikan atau pembayaran dividen yang tidak berkelanjutan.

9. Bagaimana dividen mempengaruhi harga saham?

Secara teoritis, harga saham akan turun sebesar nilai dividen pada tanggal ex-dividend. Namun, dalam praktiknya, banyak faktor lain yang juga mempengaruhi harga saham.

10. Apakah perusahaan wajib membagikan dividen?

Tidak, pembagian dividen adalah keputusan manajemen perusahaan yang harus disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Pemahaman yang baik tentang konsep dan praktik dividen dapat membantu investor membuat keputusan investasi yang lebih informasi dan sesuai dengan tujuan finansial mereka.

Kesimpulan

Dividen merupakan aspek penting dalam investasi saham, bagian dari laba perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham. Memahami jenis-jenis dividen, cara menghitungnya, dan istilah-istilah terkait sangat penting bagi investor untuk membuat keputusan investasi yang tepat. Ingatlah bahwa investasi saham memiliki risiko, dan dividen bukanlah jaminan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya