Liputan6.com, Damaskus - Jumlah korban jiwa akibat perang saudara di Suriah terus bertambah. Jumlahnya tak tanggung-tanggung. Dalam 2 bulan terakhir, ada lebih dari 10 ribu orang yang tewas.
Badan Pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) di Suriah melaporkan total korban jiwa di Suriah sejak Maret 2011 hingga saat ini mencapai 162 ribu orang, termasuk 10 ribu yang meninggal dalam 2 bulan terakhir ini.
"Jumlah tersebut termasuk 53.978 warga sipil, 8.607 di antaranya merupakan anak-anak," demikian laporan terbaru Badan HAM yang berbasis di Inggris tersebut, seperti dimuat The New York Times, Selasa (20/5/2014).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat ini menyatakan pihaknya tak bisa lagi memperbarui jumlah korban tewas di Suriah. Sebab mereka kesulitan mendapatkan sumber yang kredibel di negara tersebut.
Sejumlah aktivis, relawan, dan wartawan terus mencoba mengumpulkan data korban. Namun keselamatan mereka kerap terancam karena ledakan bom, pertempuran senjata, dan aksi penculikan.
"Ada banyak informasi jumlah korban di media sosial, namun terindikasi adanya propaganda fakta," demikian pernyataan PBB.
Dengan banyaknya jumlah korban jiwa, 58 negara kembali mengangkat rencana pelaporan pelanggaran HAM di Suriah ke Pengadilan Kriminal Internasional.
Duta besar (Dubes) Swiss untuk PBB Pau Segel yang menginisiasi laporan tersebut mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan foto-foto bukti kekerasan di Suriah.
Sebelumnya, pihak Barat telah menyetujui untuk menyelesaikan sengketa perang di Suriah ke Pengadilan Kriminal Internasional. Namun hal tersebut ditolak Rusia dan China, sebagai 2 negara besar pemegang hak veto di PBB.
Ini bakal jadi upaya pelaporan yang keempat kalinya agar kasus pelanggaran HAM di Suriah diadili Pengadilan Internasional. Juga kemungkinan menjadi upaya keempat bagi Rusia dan China untuk menghadang langkah Barat itu.
"PBB, Dewan Keamanan, dan badan lain harus bersatu demi keadilan dan menghentikan jatuhnya korban jiwa di Suriah," ujar Dubes Swiss Pau Segel, yang diwartakan Washington Post. (Ein)
Advertisement