Jet Tempur Pakistan Bom Persembunyian Militan, 32 Tewas

"Saat itu sekitar pukul 3.00 pagi, ketika saya mendengar ledakan besar," kata seorang dari suku Gul Naseeb.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Mei 2014, 12:59 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2014, 12:59 WIB
Enam buah jet tempur Sukhoi melakukan atraksi "Flying Pass" saat Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta. (Antara)

Liputan6.com, Peshawar - Jet tempur Pakistan membom sebuah lokasi yang diduga tempat persembunyian militan, di wilayah suku Waziristan Utara dekat perbatasan Afghanistan. Sumber-sumber militer menyebutkan, pemboman yang dilakukan pada hari Rabu waktu setempat itu menewaskan 32 orang.

Sumber militer lainnya mengatakan, 32 orang termasuk komandan utama kelompok tersebut telah tewas.

Seperti Liputan6.com kutip dari Reuters, Rabu (21/5/2014), ketidaksepakatan cara menangani pemberontakan Taliban membuat hubungan antara Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif dan tentara Pakistan yang kuat semakin memburuk. Hal itulah yang memicu terjadinya serangan militer besar-besaran terhadap militan, tanpa persetujuan sang PM.

Sejauh ini, Sharif telah berusaha untuk bernegosiasi dengan Taliban, namun langkah tersebut gagal berulang kali sejak ia berkuasa tahun lalu.

Serangan yang terjadi pada Rabu dini hari tadi, juga belum diketahui pasti apakah sudah mengantongi izin dari Sharif.

"Jet tempur mulai membom posisi militan Rabu pagi," kata seorang pejabat senior militer di Miranshah, ibukota Waziristan Utara.

"Sebelum peluncuran serangan udara, kami telah mengkonfirmasi informasi intelijen tentang tempat persembunyian militan dan komandan mereka," ungkap pejabat yang tak disebutkan identitasnya itu.

Belum diketahui juga, apakah serangan udara terbaru ini menandai dimulainya kampanye militer yang lebih luas melawan Taliban.

Menurut kesaksian penduduk Waziristan Utara, puluhan rumah yang digunakan sebagai tempat persembunyian oleh militan memang telah ditargetkan. Namun ia mengaku tak tahu-menahu apakah ada warga sipil yang tewas dalam serangan tersebut.

"Saat itu sekitar pukul 03.00 pagi, ketika saya mendengar ledakan besar," kata seorang dari suku Gul Naseeb kepada Reuters.

"Saya melihat empat helikopter terbang di atas daerah itu dan menembaki beberapa desa, " ucap dia. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya