Liputan6.com, New York - Militer Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan amunisi baru untuk perlengkapan para personel keamanannya. Yaitu dengan mengembangkan sarung tangan khusus, yang bisa membuat para tentara menempel di dinding secara vertikal.
Terinspirasi dari kaki tokek, sarung tangan ala militer AS ini pun dibuat. Menggunakan material berlapis kain khusus yang disebut 'Geckskin'. Material bahan dengan daya rekat elastis, yang bisa membuat mereka menempel kuat saat memanjat, sama sepeti yang dilakukan pada tokek.
Penemuan ini dinamakan proyek Z-Man. Sebuah proyek berfokus pada alat bantu pendakian, yang dikembangkan untuk DARPA oleh Draper Laboratory di Cambridge Massachusetts.
Advertisement
DARPA adalah Defense Advanced Research Projects Agency atau sebuah lembaga dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, yang bertanggung jawab atas pengembangan teknologi baru untuk digunakan oleh militer. Lembaga ini bertanggung jawab untuk pendanaan pembangunan banyak teknologi yang memiliki pengaruh besar pada dunia.
"Tokek adalah salah satu juara pendaki di kerajaan binatang, sehingga wajar bagi DARPA jika terinspirasi dalam mengatasi beberapa tantangan untuk pasukan AS menghadapi dalam manuver lingkungan perkotaan dari si tokek," kata Dr Matt Goodman, manajer program DARPA untuk proyek Z-Man, seperti dimuat Dailymail, Sabtu (7/6/2014).
"Tantangan bagi tim kami untuk memahami dari ilmu Biologi dan Fisika, ketika tokek memanjat. Dan kemudian merefleksikan dinamika itu ke dalam sistem buatan untuk dapat digunakan oleh manusia," jelas Matt.
Keuntungan Saat Bertempur
Baru-baru ini, DARPA telah melakukan percobaan menggunakan Geckskin dengan menggunakan seorang peneliti berbobot 98 kg yang dilengkapi dengan peralatan seberat 22 kg. Si peneliti kemudian menempel di dinding kaca setinggi 7 meter lebih, menggunakan sarung tangan bermaterial Geckskin itu.
"Program-program Z-Man bertujuan untuk mengembangkan alat bantu memanjat yang terinspirasi dari ilmu biologi, untuk memungkinkan para 'petarung' memanjat dinding vertikal yang dibangun dari bahan bangunan biasa sambil membawa beban tempur penuh, dan tanpa menggunakan tali atau tangga," beber Matt.
Pihak DARPA mengatakan, proyek-proyek tersebut bisa memberikan keuntungan dalam pertempuran.
"Secara historis, mendapatkan medan yang tinggi selalu menjadi keuntungan operasional untuk penembak jitu, tapi instrumen pendakian yang hanya mengandalkan-alat seperti tali dan tangga belum ada kemajuan secara signifikan selama ribuan tahun," ungkap Matt.
"DARPA menciptakan program Z-Man untuk mengatasi keterbatasan ini, dan memberikan keamanan maksimum serta fleksibilitas untuk bermanuver dan respon cepat terhadap para penembak jitu untuk beroperasi di lingkungan perkotaan yang padat," urai Matt.
Inspirasi dari Tokek
Tokek bisa memanjat pada berbagai permukaan, termasuk permukaan yang halus seperti kaca. Hewan reptil ini memiliki tekanan perekat 6-13 kg per inci persegi untuk setiap anggota tubuhnya. Itu berarti tokek dapat menggantungkan seluruh bobot tubuhnya hanya dengan satu kaki.
Tokek juga mampu memanjat kaca dengan menggunakan gaya antarmolekul atau Ikatan Van der Waals, yang mempermudah reptil itu untuk melangkahkan kakinya saat memanjat.
Gaya antarmolekul atau Ikatan Van der Waals adalah istilah umum untuk gaya yang terjadi di antara molekul baik pada zat padat, zat cair, ataupun gas. Pada zat padat dan zat cair gaya ini menentukan besarnya volume. Dari tipe efeknya dapat dibedakan menjadi kohesi dan adhesi.
Mekanisme van der Waals yang diterapkan itulah yang mempengaruhi kinerja perekat.
Dari analisa itu ditunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip desain dan model fisik yang berasal dari alam, yang memungkinkan para ilmuwan untuk membuat perekat dari inspirasi jari-jari kaki tokek. (Riz)