Separatis Pro-Rusia Tembak Helikopter Terbang Ukraina, 9 Tewas

Insiden ini terjadi kurang dari seminggu, setelah Presiden Ukraina baru Petro Poroshenko mengumumkan gencatan senjata terhadap Rusia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Jun 2014, 11:04 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2014, 11:04 WIB
Separatis Pro-Rusia Tembak Helikopter Ukraina, 9  Tewas BLM
Helikopter Ukraiana sebelum ditembak. (BBC)

Liputan6.com, Kiev - Satu helikopter militer Ukraina ditembak separatis pro-Rusia Selasa sore di bagian timur negara itu. Insiden ini terjadi kurang dari seminggu, setelah Presiden Ukraina baru Petro Poroshenko mengumumkan gencatan senjata dalam perang melawan Rusia.

"Sembilan orang yang berada di atas helikopter Mi-8 di dekat Slovyansk diyakini telah meninggal," kata juru bicara untuk operasi anti-teror Ukraina Vladislav Seleznev, seperti dimuat CNN, Rabu (25/6/2014).

Seleznev menuturkan, sebuah rudal yang ditembakkan ke udara itu mengenai helikopter, lalu militan yang menjatuhkan pesawat bersembunyi di sebuah desa di dekatnya, Bylbasovka.

Huibungan antara Rusia dan Ukraina memang menegang sejak Maret, ketika semenanjung Crimea bergabung dengan negeri pimpinan Vladimir Putin. Disusul dengan penjagaan oleh pasukan militer di sepanjang perbatasan Ukraina-Rusia.

Pemerintah Ukraina menuduh Rusia sengaja mengirimkan senjata dan peralatan militer ke perbatasan secara ilegal, untuk separatis pro-Rusia yang telah memimpin pemberontakan di timur Donetsk dan Luhansk.

Sebelumnya pada Jumat 20 Juni, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengumumkan gencatan senjata dengan separatis pro-Rusia, mengatakan unit militer akan merespons hanya jika mereka diserang. Dia memperingatkan militan untuk melucuti senjata mereka sebelum gencatan senjata berakhir pada tanggal 27 Juni.

Gencatan senjata mencakup penutupan perbatasan Ukraina-Rusia. Selain itu, Poroshenko juga menyerukan perubahan Konstitusi Ukraina untuk mendesentralisasikan kekuasaan.

Sedangkan Presiden Rusia Vladimir Putin, pekan lalu menyambut gencatan senjata dan mengatakan harus memulai negosiasi konstruktif dan kompromi politik dengan pihak oposisi di timur Ukraina. (Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya