Liputan6.com, Beijing - Ilham Tohti dijatuhi hukuman berat. Seumur hidup. Kesalahan yang dilakukan profesor ekonomi terkemuka China itu adalah mempertanyakan kebijakan Tiongkok terhadap etnis minoritas Uighur. Ia dinyatakan bersalah atas tuduhan separatisme dalam persidangan Selasa ini.
Vonis tersebut memicu gelombang kejut dan membuat kecewa para pengamat. Maya Wang, peneliti Human Rights Watch mengatakan, vonis tersebut berlebihan. "Dan belum pernah terjadi sebelumnya pada seorang aktivis terkemuka di China belakangan ini," tulis dia dalam Twitter, seperti dimuat situs Los Angeles Times, Selasa (23/9/2014).
Tak hanya hukuman badan, hakim juga memutuskan untuk menyita aset-asetnya. Demikian ujar pengacara Tohti.
Tohti secara resmi didakwa atas tuduhan separatisme pada Juli lalu, setelah sempat ditahan selama 7 bulan. Salah satu penasihat hukumnya, Li Fangping mengatakan, selama di penjara kaki kliennya dibelenggu dengan besi. Tohti juga tak diberi pakaian layak. Sang profesor pun menolak makanan yang diberikan padanya.
Sidang dilakukan di tengah operasi keamanan yang digelar di provinsi bagian barat Tiongkok yang kaya sumber daya alam: Xinjiang -- kampung halaman minoritas Uighur. Pertumpahan darah kerap terjadi di sana setahun belakangan. Beijing menuding itu adalah ulah teroris yang berusaha menggulingkan pemerintahan dan mendirikan negara sendiri yang disebut Turkestan Timur.
Sebaliknya, para aktivis menyebut, diskriminasi lapangan kerja, kebijakan pemerintah terkait bahasa Uighur dan adat istiadatnya, dan langkah-langkah pengamanan yang tepat membuat kebencian yang mendalam warga Xinjiang pada penguasa. Ditambah lagi, dengan migrasi etnis mayoritas Han ke wilayah itu makin menambah ketegangan.
Ilham Tohti ditangkap bulan Januari dan kemudian dituduh mendorong terorisme dan separatisme dalam kuliah, tulisan, dan pernyataannya kepada media asing.
Selama persidangan, Tohti membantah keras tudingan separatisme yang dialamatkan padanya. "Saya mendukung kesatuan negara dan menentang separatisme," kata Tohti selama persidangan. "Ide memisahkan negara tidak pernah ada di kepala saya. Saya tidak pernah terlibat dalam kegiatan separatis."
Tohti terkenal sebagai pendiri Uighur Online, sebuah forum internet dimaksudkan untuk memfasilitasi debat lintas budaya, dengan artikel yang ditulis dalam Bahasa China dan Uighur.
Kepada Radio Free Asia pada tahun 2008, Tohti mengatakan, kadang-kadang ia menerima 1 juta page view per hari sebelum situsnya diblokir di tahun yang sama.
Pada tahun 2014, Tohti menerima penghargaan bergengsi PEN/Barbara Goldsmith Freedom to Write Award.
Penerimaan penghargaan diwakili putrinya, Jewher Illham. "Ayahku, Ilham Tohti, menggunakan hanya satu senjata untuk memperjuangkan hak-hak dasar rakyat Uighur di Xinjiang: kata-kata." (Tnt)
China Vonis Profesor Pembela Etnis Uighur Penjara Seumur Hidup
Kesalahan yang dilakukan Ilham Tohti adalah mempertanyakan kebijakan China terhadap etnis minoritas Uighur.
Diperbarui 23 Sep 2014, 14:14 WIBDiterbitkan 23 Sep 2014, 14:14 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Resep Cookies Simple: Panduan Lengkap Membuat Kue Kering Lebaran
Resep Serundeng Daging Tahan Lama, Hidangan Lezat untuk Stok Sahur
Puasa Bisa Turunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter!
Arti Net dalam Jual Beli: Panduan Lengkap untuk Memahami Istilah Penting ini
Donald Trump Bikin Harga Kripto Babak Belur
VIDEO: Donald Trump: Tarif 25 Persen untuk Impor Meksiko dan Kanada akan Dimulai, Tak Ada Ruang untuk Penundaan
2.148 Petugas PLN Siaga 24 Jam Amankan Warga Terdampak Banjir
Resep Biji Ketapang Lezat, Mudah Dipraktikkan
Resep Bihun Goreng Enak, Cocok untuk Menu Buka Puasa
Resep Bakso Kuah Gurih, Menu Buka Puasa Lezat dan Segar
120 Ide Menu Sahur Praktis untuk Sebulan, Simpel dan Praktis di Bulan Ramadan
Kapolsek Bojongsari Turun Langsung Evakuasi Warga yang Sakit Terdampak Banjir