Liputan6.com, New York - Seorang pria dilaporkan menyerang empat polisi di New York, AS dengan kapak logam pada Kamis 23 Oktober waktu setempat. Insiden itu terjadi sehari setelah penyerangan di Gedung Parlemen Kanada.
Dilansir dari BBC, Jumat (24/10/2014), keempat polisi sedang bersiaga tinggi -- khawatir AS menjadi sasaran teror yang menjalar dari Kanada. Dua dari mereka terluka dalam insiden penyerangan oleh 'pendekar kapak' tersebut.
Tersangka dilaporkan bersembunyi di balik tempat pemberhentian bus, menunggu waktu yang pas untuk menyerang petugas. "Ia terlihat menguntit polisi. Para petugas berhasil merekam foto ketika orang itu menyerang," kata Komisaris Polisi Bill Bratton.
Bill Bratton menuturkan, si penyerang mengenai salah satu petugas di lengan kanan korban dan satunya lagi di kepala.
"Dua perwira yang tidak diserang kemudian menembak dan membunuh penyerang," tambah Bratton.
Pejabat penegak hukum mengidentifikasi tersangka sebagai Zale H. Thompson. Pria yang memiliki catatan kriminal di California dan telah dikeluarkan dari Angkatan Laut karena sebuah kasus.
Sejauh ini, kondisi polisi yang dipukul di kepala masih kritis tapi stabil. Sementara petugas lainnya yang berusia 24 tahun, akan dipulangkan karena luka pada lengannya tak terlalu parah.
Pejalan kaki berusia 29 tahun yang tertembak di punggung bawah saat insiden juga dibawa ke rumah sakit. Namun kondisinya tidak diketahui.
Pihak berwenang kini tengah menelusuri apakah motif penembakan di Queens, New York terkait dengan serangan radikal untuk menyerang aparat militer dan polisi.
Ditanya tentang kemungkinan adanya aksi terorisme, Bratton mengaku belum dapat memastikannya. "Belum dapat diketahui saat ini bahwa ada indikasi itu. Saya pikir tentu ada kekhawatiran tinggi, usai terjadinya penyerangan di Gedung Parlemen Kanada," ujar dia.
Pada hari Rabu 22 Oktober, Kopral. Nathan Cirillo ditembak dan tewas saat ia berjaga di Tugu Perigatan Perang Kanada.
Beberapa sumber AS mengatakan kepada CNN, pria bersenjata pelakunya disebut-sebut anggota Islam radikal, termasuk satu orang yang dilaporkan pernah pergi ke Suriah.
Sebelumnya pada Senin 20 Oktober, prajurit Kanada lainnya di Quebec, ditabrak dan dibunuh oleh orang lain yang juga disebut-sebut sebagai anggota kelompok radikal.
Setelah kedua serangan terhadap aparat itu, New York meminta petugas mereka waspada setelah serangan kapak ini.
"Mereka didesak untuk mempertahankan tingkat tinggi kesadaran terhadap serangan acak," kata beberapa pejabat penegak hukum.
Juru bicara Departemen Kepolisian Metropolitan Washington, Gwendolyn Crump juga menyatakan pihaknya akan melakukan peningkatan keamanan. (Ein)
Advertisement