Hamas Lepaskan 4 Tentara Perempuan Israel Sebagai Ganti Pembebasan 200 Tahanan Palestina

Pertukaran ini merupakan yang kedua kalinya dalam fase pertama gencatan senjata di Jalur Gaza.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Jan 2025, 20:57 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 20:55 WIB
Empat tentara perempuan Israel yang ditahan di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu (25/1/2025), sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.
Empat tentara perempuan Israel yang ditahan di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu (25/1/2025), sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina. (Dok. AP Photo/Abed Hajjar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gaza - Hamas pada Sabtu (25/1/2025) menyerahkan empat tentara perempuan Israel yang dijadikan sandera kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Jalur Gaza. Pembebasan mereka dilakukan sebagai bagian dari pertukaran untuk 200 tahanan Palestina.

Keempat sandera tersebut dibawa ke podium di Kota Gaza di tengah kerumunan besar warga Palestina dan dikelilingi oleh puluhan anggota bersenjata Hamas. Mereka melambaikan tangan dan tersenyum sebelum dibawa menuju kendaraan ICRC yang kemudian mengantar mereka ke pasukan Israel.

Militer Israel mengonfirmasi mereka telah menerima empat sandera tersebut di Jalur Gaza.

Keempat tentara perempuan itu adalah Karina Ariev, Daniela Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag. Mereka bertugas di pos pengamatan di pinggiran Jalur Gaza dan diculik oleh Hamas pada serangan 7 Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan Israel menyatakan, setelah dipertemukan dengan keluarga mereka di sebuah pangkalan militer Israel dekat perbatasan Jalur Gaza, para sandera akan dibawa ke rumah sakit di Israel bagian tengah.

Adapun 200 tahanan Palestina yang dibebaskan Israel termasuk militan yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas keterlibatan mereka dalam serangan yang menewaskan puluhan orang. Mengutip kantor berita Anadolu, para tahanan Palestina tiba di Jalur Gaza setelah menyeberang melalui perlintasan Karm Abu Salem.

"Sekitar 70 di antaranya akan dideportasi (ke luar wilayah Palestina)," kata Hamas seperti dikutip dari CNA, tanpa merinci lebih lanjut.

Pertukaran pada Sabtu ini menjadi yang kedua sejak gencatan senjata dimulai pada Minggu (19/1). Sebelumnya, Hamas membebaskan tiga perempuan sipil Israel dengan imbalan 90 tahanan Palestina.

Kesepakatan 3 Fase

Sandera Israel yang Diculik Hamas
Orang-orang berjalan di luar tembok Kota Tua Yerusalem yang terpampang foto para sandera yang diculik oleh militan Palestina pada serangan 7 Oktober dan saat ini ditahan di Jalur Gaza, 6 November 2023. Hingga saat ini, pertempuran antara pasukan Israel dengan kelompok militan Hamas masih berlangsung di Jalur Gaza. (AHMAD GHARABLI/AFP)... Selengkapnya

Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel tercapai setelah berbulan-bulan negosiasi yang difasilitasi oleh Qatar dan Mesir, dengan dukungan dari Amerika Serikat.

Pada fase pertama gencatan senjata yang berlangsung selama enam minggu, Hamas setuju untuk membebaskan 33 sandera, termasuk anak-anak, perempuan, lansia, dan individu yang sakit, sebagai imbalan atas ratusan tahanan Palestina yang ada di penjara Israel. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, pasukan Israel juga mundur dari beberapa posisinya di Jalur Gaza dan mengizinkan ratusan truk pengangkut bantuan memasuki wilayah kantong ini.

Dalam fase-fase berikutnya, kedua pihak akan melakukan negosiasi untuk pertukaran sandera yang tersisa dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, yang telah luluh lantak akibat 15 bulan pertempuran dan pengeboman oleh Israel.

Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang diklaim Israel menewaskan 1.200 orang dan menculik lebih dari 250 orang. Serangan balasan Israel pada hari yang sama, menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, termasuk sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Gencatan senjata terbaru ini menjadi penghentian pertempuran pertama sejak gencatan senjata yang hanya bertahan selama seminggu pada November 2023.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya