Liputan6.com, California - 15 November 1984 menjadi hari paling suram bagi orang tua Baby Fae. Buah hati mereka, yang menerima transplantasi jantung dari babon -- hewan primata -- menghembuskan napas terakhirnya. Bayi malang itu meninggal dunia akibat infeksi ginjal.
Baby Fae adalah bayi pertama Amerika Serikat (AS) yang lahir pada 14 Oktober 1984, dengan sindrom hipoplasia jantung kiri. Dia menjadi subjek pertama bayi yang menjalani prosedur xenotransplant, menerima jantung babon.
Beberapa hari setelah kelahirannya, dikutip dari New York Times kala itu, orangtua Baby Fae diyakinkan oleh ahli bedah jantung Loma Linda University Medical Center, Dr Leonard L. Bailey untuk mencoba transplantasi jantung babon.
Kala itu, sang dokter mengatakan, sebelumnya sudah ada tiga orang yang menerima transplantasi seperti itu. Terakhir pada tahun 1977.
Sang dokter membujuk ibunda Baby Fae, meski mengakui ketiga pasien transpantasi jantung dari primata itu hanya bertahan hidup 3,5 hari.
"Bayi dengan sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang akan lebih kecil kemungkinannya menolak jaringan asing (dari babon) daripada orang dewasa," ucap Bailey sembari mengisyaratkan bahwa dengan analisa itu kemungkinan hidup si bayi lebih besar.
Sang bunda pun dengan berat hati menyetujuinya. Karena ia tak mampu membayar biaya operasi mahal. Transplantasi jantung atau xenograft itu kemudian digratiskan.
Akhirnya pada tanggal 26 Oktober 1984, Bailey melakukan proses transplantasi hati babon ke manusia. Menggantikan jantung bayi berusia 14 hari itu dengan jantung seukuran kenari milik babon muda.
Baby Fae selamat dari operasi berbahaya itu. Perjuangan hidupnya pun mendapat perhatian internasional.
Masa hidup Baby Fae memang lebih lama daripada penerima donor lainnya. Namun setelah 20 hari, tubuh bayi Fae melakukan reaksi penolakan transplantasi organ asing.
Dokter terpaksa meningkatkan dosis obat immunosuppressive untuk menambahkan kekebalan si bayi. Namun langkah itu berujung pada gagal ginjal.
Lalu, Baby Fae mengalami gagal jantung. Pada tanggal 15 November 1984 pun menjadi akhir hayatnya, setelah melewati prosedur operasi yang awalnya menunjukkan tanda-tanda kesuksesan.
Pada tanggal yang sama di Today in History tahun 1947, Topan Kathleen melanda Kanto, Jepang. 1.077 Orang tewas akibat terjangannya. Sementara pada 15 September 1974, pesawat Air Vietnam Flight 706 dibajak. Pendaratannya tak sukses, menyebabkan 75 orang di dalamnya tewas. (Ein)