Obama Kutuk Pembunuhan Jurnalis AS yang Disandera Al Qaeda

Amerika Serikat berusaha menggunakan segala kekuatan militer, intelijen dan kemampuan diplomatiknya untuk menyelematkan warganya.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Des 2014, 23:52 WIB
Diterbitkan 06 Des 2014, 23:52 WIB
Di Jepang, Obama Bahas Sengketa Maritim
Barack Obama (AFP PHOTO/Junko Kimura-Matsumoto)

Liputan6.com, Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, mengutuk pembunuhan wartawan negeri Paman Sam, Luke Somers di Yaman, dalam operasi militer yang bertujuan membebaskan dia dari para penculik kelompok Al Qaeda.

"Amerika Serikat mengutuk keras pembunuhan yang kejam terhadap Somers oleh teroris Al Qaeda dalam satu operasi penyelamatan," kata Obama dalam satu pernyataan, Sabtu (6/12/2014).

"Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga Somers dan orang-orang yang dicintainya," sambung Obama.

Obama juga memberikan dukungan kepada keluarga seorang sandera lainnya, warga Afrika Selatan Pierre Korkie yang tewas bersama Somers, sehari sebelum ia akan dibebaskan. Korkie lebih dari satu tahun ditahan, kata satu badan sosial yang merundingkan pembebasannya.

"Saya juga menyampaikan belangsungkawa dan doa saya kepada keluarga yang dibunuh para teroris ini dalam operasi penyelamatan itu. Keputusasaan dan duka cita mereka saat ini tidak dapat diucapkan dengan kata-kata," kata Obama.

Obama mengatakan pembunuhan itu tidak akan menghentikan usaha-usaha pemerintah untuk melindungi para sandera Amerika Serikat dan memerangi musuh-musuhnya.

Amerika Serikat akan melakukan segala usahanya dengan menggunakan segala kekuatan militer, intelijen dan kemampuan diplomatiknya untuk membawa pulang warga Amerika Serikat dengan selamat di manapun mereka berada.

Gedung Putih menyatakan, operasi penyelamataan telah dilakukan dengan Pemerintah Yaman, yang adalah sekutu penting Amerika Serikat dalam perang melawan Al Qaeda. Pemerintah Yaman juga mengizinkan Washington melakukan perang menggunakan pesawat tanpa awak terhadap kelompok Al Qaeda di negara itu.

Somers muncul di video pekan ini yang mengatakan, nyawanya berada dalam bahaya dan meminta bantuan. Sementara para penculiknya juga menyiarkan video yang mengancam akan membunuh warga Amerika Serikat kelahiran Inggris berusia 33 tahun itu, yang ditahan lebih dari setahun.

Serangan Operasi Militer

Somers ditembak oleh para penculiknya saat operasi penyelematan dan kemudian meninggal, ujar pejabat AS kepada the New York Times seperti dilansir BBC.

Kementerian Pertahanan Yaman mengonfirmasi adanya 'operasi besar' yang diselenggarakan di Provinsi Shabwa, Yaman pada Sabtu 6 Desember waktu setempat.

Somers ternyata terluka parah selama operasi militer gabungan AS-Yaman tersebut, dalam upaya membebaskan pria berumur 33 tahun itu.

Saudara perempuan Somers, Lucy Somers mengatakan kepada Associated Press bahwa dirinya telah diberitahu FBI terkait kematian Luke tersebut.

"Kami meminta agar semua anggota keluarga Somers diizinkan untuk berkabung dengan damai," kata Lucy Somers dari London kepada AP.

Luke Somers, bekerja sebagai wartawan dan fotografer untuk berbagai organisasi berita, termasuk situs berita BBC.

Wartawan yang lahir di Inggris itu diculik militan Al Qaeda di Yaman sejak 2013. Dia sempat muncul dalam sebuah video untuk memohon bantuan agar dibebaskan. (Ant/Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya