Beredar Video Al Qaeda Yaman Ancam Bunuh Sandera Jurnalis AS

Cara penyebaran video sandera yang dilakukan Al Qaeda juga telah digunakan kelompok militan ISIS. Guna meminta penawaran tebusan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Des 2014, 10:56 WIB
Diterbitkan 05 Des 2014, 10:56 WIB
warga AS kelahiran Inggris, Luke Somers, yang disandera Al Qaeda. (BBC)
warga AS kelahiran Inggris, Luke Somers, yang disandera Al Qaeda. (BBC)

Liputan6.com, Sanaa - Dalam video yang diunggah Al Qaeda di Semenanjung Arab hari Kamis 4 Desember 2014, seorang laki-laki warga AS yang mengaku bernama Luke Somers mengatakan hidupnya dalam bahaya.

"Saya membutuhkan bantuan apapun yang dapat mengeluarkan saya dari situasi ini," kata Somers dalam videonya, seperti dikutip dari VOA News, Jumat (5/12/2014).

Seorang warga AS kelahiran Inggris, Somers, 33 tahun, ditangkap oleh sejumlah pria bersenjata di Sanaa, Yaman lebih dari setahun lalu. Dia telah bekerja selama beberapa tahun sebagai jurnalis foto di Yaman. Karyanya juga kerap muncul di berita internasional, termasuk situs berita BBC.

Video tersebut juga menunjukkan anggota Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) mengancam akan membunuh Somers, kecuali tuntutan mereka terpenuhi. Markas AS Pentagon mengungkapkan, Somers adalah salah seorang sandera yang telah dicoba dibebaskan dalam misi gabungan dengan pasukan Yaman akhir bulan lalu.

Delapan sandera dibebaskan dalam penyerbuan di Yaman timur itu. Somers diyakini telah dipindah tidak lama sebelum operasi itu.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Bernadette Meehan mengatakan, pihaknya akan segera bertindak untuk menyelamatkan Somers.

"Segera setelah pemerintah AS mendapatkan informasi terpercaya dan menyusun rencana, presiden menyerahkan wewenang kepada Departemen Pertahanan untuk melakukan operasi penyelamatan Somers," kata Meehan sesperti dikutip dari BBC.

Kelompok yang berbasis di Yaman timur itu --Al Qaeda-- telah membangun dukungan di tengah kerusuhan yang melanda negara miskin tersebut sejak penggulingan Presiden Ali Abdullah Saleh pada tahun 2011.

Cara penyebaran video sandera seperti itu juga digunakan kelompok militan ISIS. Setelah menculik, mereka mulai merekam video para sanderanya sebelum dieksekusi satu per satu. Beberapa di antara korbannya juga warga AS. (Tnt/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya