Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Korea Selatan (Korsel) tengah mempelajari sebuah kasus yang dilakukan Cho Hyun-ah yang merupakan putri Presiden Korean Air Cho Yang-ho, terkait skandal kacang.
Cho Hyun-ah diduga telah melanggar hukum lantaran meminta pesawat yang hendak terbang untuk kembali ke terminal bandara setelah disajikan kacang macadamia di dalam plastik, alih-alih menggunakan piring.
Wanita yang menjabat sebagai eksekutif di Korean Air itu juga diduga telah memukul pramugari lantaran geram disajikan kacang dengan cara yang ia nilai tidak sesuai dengan prosedur perusahaan.
Seperti dimuat BBC, Senin (19/1/2015), Kejaksaan kini tengah menyusun dakwaan dan pasal apa saja yang akan dijerat dalam rangka membuat surat penangkapan kepada Cho Hyun-ah.
Perempuan yang juga dikenal dengan nama Heather Cho itu sebelumnya dikecam masyarakat Korsel, atas tingkahnya yang dinilai arogan dengan meminta kepala pramugari berlutut di dalam pesawat lantaran kesal terkait penyajian kacang.
Sebelumnya, sambil membungkuk Cho Hyun-ah menyatakan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak atas perbuatannya. Ia juga menyatakan pengunduran diri dari kursi eksekutif maskapai Korean Air.
Selain Cho Hyun-ah, Kejaksaan juga tengah menyusun dakwaan terhadap pejabat Korean Air lainnya yang diduga meminta pramugari dan kepala pramugari 'korban' kemarahan anak bos tutup mulut kepada publik.
Pada akhirnya terungkap bahwa Chang-jin, nama kepala pramugari itu, membeberkan hal yang telah menimpa dirinya. Ia mengungkapkan dirinya dan pramugari dipaksa berlutut atas kesalahan cara menyajikan kacang. Hingga akhirnya diturunkan dari pesawat dan diganti dengan petugas lain.
Kementerian Transportasi Korsel saat ini juga tengah melakukan proses hukum terhadap Korean Air. Pihak maskapai Korean Air kemungkinan dikenai sanksi larangan terbang pada rute tertentu atau denda atas pelanggaran aturan penerbangan.
Sementara itu, seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel baru-baru ini ditangkap, karena membocorkan rincian investigasi pemerintah terhadap Korean Air. (Riz/Tnt)