Liputan6.com, Singapura Lee Kuan Yew telah berpulang. Pada Senin 23 Maret pukul 03.18 waktu setempat, Bapak Bangsa Singapura tersebut menghembuskan nafas terakhirnya, pada usia 91 tahun.
Lee memerintah Singapura selama kurang 31 tahun. Selama masa pemerintahnya, banyak prestasi besar yang sudah dicapai pria kelahiran 16 September 1923 ini.
Salah satu yang paling dikenal adalah mengubah Negeri Singa dari negara kecil dan tak punya kekayaan alam menjadi negara dengan pencapaian ekonomi sangat tinggi.
Di bawah pemerintahanya sejumlah kebijakan strategis diambil. Langkah ini membuahkan sukses besar. Singapura berubah. Tadinya Negeri Singa tak dianggap di dunia internasional, tapi kini negara bekas bagian Federasi Malaysia itu malah semakin sejahtera, modern, dan yang paling penting, bebas korupsi.
Karena dianggap negara bersih banyak keuntungan direngkuh Singapura. Salah satunya, kebajiran investor asing yang yakin menanamkan modalnya di sana..
Walau berhasil mengubah Singapura, kritikan bukan berati tak datang. Gaya berpolitik dan memerintahnya dicap otoriter. Banyak media massa dibungkam selama pemerintahannya. Lee tidak memungkiri hal tersebut. Dia mengatakan, kebijakan tersebut sudah sepatutnya diambil. Agar Singapura bisa lebih maju ke depannya.
"Kebebasan pers, kebebasan media harus diletakkan di bawah persatuan Singapura," katanya suatu waktu seperti Liputan6.com kutip dari BBC Indonesia Senin (23/3/2015).
Pernyataan itu sontak membuat Lee sempat dipojokkan. Oleh lawan politiknya, ia sempat dituduh sebagai seorang komunis.
"Lee, yang menegaskan dirinya antikomunis, malah dituduh menerapkan pemerintahan gaya komunis melalui kebijakan-kebijakannya," tulis artikel BBC Indonesia dalam artikelnya, 'Bapak kemajuan Singapura, Lee Kuan Yew'.
Mendengar tudingan itu, Lee tidak tinggal diam. Ia tak serta merta frontal, melainkan memberikan bukti. "Berbeda dengan negara komunis pada umumnya, rakyat Singapura menikmati keuntungan ekonomi dari gaya kepemimpinan Lee," sebut BBC. "Dari tahun 1960 hingga 1980, pendapatan per kapita Singapura meningkat sampai 15 kali lipat."
Pasca-Lee mundur dari dunia politik, dunia mulai memuji kebijakan yang pernah diambilnya. Mereka mengganggap, meski ada pembatasan hak pribadi, formulanya jelas membuat Singapura, sampai saat ini, menjadi negara kecil dengan kekuatan besar.'
Mendengar hal itu, Lee pun buka suara. Saat diwawancara stasiun televisi China pada tahun 2005, pria ini menyatakan, langkah yang diambilnya memang dibutuhkan negerinya.
Advertisement
"Di dunia yang berbeda, kita perlu menemukan niche (ceruk) untuk diri sendiri, satu sudut -- yang biarpun ukuran kita kecil -- kita bisa tampil dengan peran yang berguna untuk seluruh dunia," pungkas Lee. (Ger/Ein)