17-5-2004: Amukan Si 'Jago Merah' Tewaskan 103 Napi Honduras

"Semuanya terjadi begitu cepat. Kami terbangun dengan pakaian dan tempat tidur yang sudah terbakar," ucap salah satu napi, Jose Lopez.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Mei 2015, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2015, 06:00 WIB
17-5-2004: Amukan Si 'Jago Merah' Tewaskan 103 Napi Honduras
"Semuanya terjadi begitu cepat. Kami terbangun dengan pakaian dan tempat tidur yang sudah terbakar," ucap salah satu napi, Jose Lopez.

Liputan6.com, Tegucigalpa - Sejarah mencatat hari ini tahun 1994, terjadi sebuah kebakaran besar di penjara di Kota San Pedro Sula, Honduras. 103 Orang narapidana (napi) dilaporkan meregang nyawa akibat amukan si 'jago merah' tersebut. Beberapa ditemukan dengan luka bakar, dan lainnya mati lemas kehabisan udara.

Dilansir dari History Channel, kebakaran itu diduga dipicu oleh sebuah mesin kulkas panas yang meledak dan memicu kebakaran mengerikan di 'hotel prodeo' usang -- 100 mil sebelah utara ibukota Honduras, Tegucigalpa. Penjara yang mayoritas ditempati oleh anggota geng yang tertangkap.

Jumlah tahanan di penjara tersebut sebenarnya berlebih, dari kapasitas 800 namun ditempati oleh 2 ribu orang. Sehingga kondisinya penuh dan berdesak-desakan di dalam.

Api mulai menyala di salah satu dari dua lemari es kecil yang terletak di blok penjara yang ditempati 186 tahanan geng Mara Salvatrucha, juga dikenal sebagai MS-13. Kala itu sekitar pukul 01.30 dini hari waktu setempat.

"Semuanya terjadi begitu cepat. Kami terbangun dengan pakaian dan tempat tidur yang sudah terbakar," ucap salah satu napi, Jose Lopez.

Tahanan lain yang diidentifikasi sebagai Antonio Flores, seperti dikutip dari Huffington Post, mengatakan kebakaran terjadi setelah ledakan. "Aku mendengar ledakan, kemudian blok sel penjara mulai terbakar," ucap dia.

Sementara itu, para penjaga melaporkan bahwa mereka harus memberikan tembakan peringatan ke udara agar para tahanan tak menyerang petugas pemadam kebakaran dan melarikan diri.

Saat berita kebakaran di penjara yang penuh sesak itu tersebar ke publik, keluarga para tahanan mulai berdatangan. Mereka berharap anggota keluarga mereka tak menjadi korban.

Tak lama kemudian, pihak berwenang mengeluarkan jasad korban tewas untuk diidentifikasi melalui tato ciri khas setiap geng. Sebelum dibawa truk berpendingin ke kamar mayat di rumah sakit.

"Apa yang terjadi di penjara San Pedro Sula menyedihkan dan mengerikan," kata Jose Manuel Capellin dari kelompok kemanusiaan Casa Alianza. "Ada penindasan terhadap anggota geng. Pemerintah hanya memenjarakan mereka."

Presiden Honduras Ricardo Maduro kembali lebih cepat dari kunjungan kerja ke Eropa mengakui memang terjadi kelebihan kapasitas di penjara itu. Ia pun berupaya keras untuk memperbaikinya.

"Pada saat kami mulai memerangi kejahatan harus membuat keputusan: Apakah kita akan menangkap penjahatnya, atau membiarkan mereka bebas di jalan-jalan?" kata Maduro. "Kami memutuskan untuk melindungi warga negara dan menangkap mereka."

Atas dasar itulah, diyakini populasi napi di penjara San Pedro Sula membludak dan berakhir dengan tragis.

Pada tanggal yang sama tahun 2014, juga terjadi peristiwa tragis di dunia penerbangan. Saat itu, pesawat di Laos utara jatuh dan menewaskan 17 orang di dalamnya.

Sementara sebelumnya pada 17 Mei 2012, duka tengah menyelimuti para pencinta musik disko. Sebab sang idola,
Donna Summer meninggal dunia.

Wanita yang juga menulis lagu disko 'Love to Love Baby' dan 'Hot Stuff' yang terkenal pada tahun 1970 itu, mengembuskan napas terakhir di usia 63 tahun di Naples, Florida. Setelah berjuang melawan kanker yang dideritanya. (Tnt/Ans)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya