Liputan6.com, Beijing - Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing untuk sementara tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa tenggelamnya kapal wisata di Sungai Yangtze, Jianli, Provinsi Hubei, China, pada Senin malam 1 Juni lalu.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Konjen RI di Shanghai dan pemerintah setempat. Dan hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dalam kecelakaan (kapal tenggelam di Sungai Yangtze) tersebut," beber Kepala Fungsi Penerangan dan Sosbud KBRI Beijing, Santo Darmosumarto, seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/6/2015).
Kendati demikian, sambung Santo, perwakilan RI akan terus memantau perkembangan terkait kecelakaan tersebut.
"Seluruh penumpang adalah warga negara Tiongkok, namun belum dipastikan apakah awak kapal seluruhnya merupakan warga negara setempat. Jadi, kita pantau terus. Biasanya kalau ditemukan korban warga asing, pihak pemerintah setempat akan segera memberikan notifikasi," ucap dia.
Lebih dari 450 orang hilang akibat kejadian kapal tenggelam di Sungai Yangtze saat topan menerjang Tiongkok selatan, Senin malam 1 Juni 2015. Kapal bernama Dongfangzhixing atau Bintang Timur, milik perusahaan wisata kapal Chongqing Timur, saat itu berlayar dari Nanjing ke Chongqing. Kapal ini tenggelam sekitar pukul 21.28 waktu setempat.
Presiden Xi Jinping langsung memerintahkan tim penyelamat untuk segera mencari korban. Perdana Menteri Li Keiqiang, Wakil PM Ma Kai dan Dewan Negara Yang Jing pun segera ke lokasi kecelakaan untuk memantau langsung upaya pencarian dan penyelamatan korban kapal nahas tersebut.
Baca Juga
Tim SAR pada Selasa bertarung dengan cuaca buruk demi menyelamatkan lebih dari 400 penumpang kapal yang tenggelam di Sungai Yangtze, Tiongkok. Sebagian besar penumpang kapal Dongfangzhixing adalah wisatawan lansia atau lanjut usia.
The Peoples Daily menulis, para penumpang masih berada di dalam kapal. Sedangkan Xinhua memberitakan pengakuan anggota tim penyelamat yang mendengar teriakan permintaan tolong dari dalam kapal nahas tersebut.
Hingga kini tim pencari atau SAR telah menyelamatkan 15 orang dan mengangkat lima jenazah. Masih ada sekitar 430-an penumpang yang belum diketahui nasibnya. Ada 405 penumpang, 47 awak, termasuk 5 pekerja biro perjalanan berada di dalam kapal tersebut.
Adapun dua korban selamat, yaitu kapten dan kepala teknisi mesin, menyatakan kapal berkapasitas 534 orang itu langsung tenggelam ketika terempas badai. Kamera kapal menunjukkan hujan badai turun selama 24 jam di Sungai Yangtze. Keduanya kini menjalani pemeriksaan intensif oleh pihak berwenang.
Advertisement
Jumlah korban kapal tenggelam tersebut diperkirakan akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan kejadian serupa di Korea Selatan pada 2014 yang menewaskan 304 orang, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak sekolah. Selain itu, tenggelamnya kapal Bintang Timur di Yangtze akan menjadi peristiwa bencana kapal terbesar di Tiongkok selama 70 tahun terakhir. (Ans)