Liputan6.com, Jakarta - Tepat hari ini, 22 Juni 2015, DKI Jakarta berulang tahun ke-488. Ada sejarah di balik penetapan hari jadi Ibukota Indonesia ini. Semua itu bermula dari pengusiran bangsa Portugis.
Kala itu, pada 22 Juni 1527 silam, panglima pasukan Cirebon Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Petinggi yang juga disebut Faletehan itu membenci Portugis lantaran tempat kelahirannya, Pasei di Aceh, direbut oleh bangsa asing tersebut pada 1521.
Seperti Liputan6.com kutip dari Jakarta.go.id, Senin (22/6/2015), saat Pasai dikuasai Portugis, Fatahillah berlayar ke Mekah untuk menuntut ilmu. Kemudian sekitar tahun 1525, ia menuju Jepara dan menikah dengan Nyai Ratu Pembayun, yang merupakan adik Sultan Trenggana dari Demak.
Fatahillah yang kala itu bernama Tubagus Pasai kemudian secara berturut-turut berhasil menaklukkan daerah Banten dan Sunda Kelapa. Setelah kemenangan itu, tokoh dengan nama lahir Faddillah Khan tersebut menikah dengan Ratu Ayu, putri Sunan Gunung Jati.
Bersama sang mertua yang juga salah satu Wali Songo itu, Fatahillah mulai menyusun strategi untuk mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Tubagus Pasai alias Fatahillah dan Sunan Gunung Jati sepakat memilih untuk memancing Portugis agar bertempur di tanah Jawa.
Kebetulan saat itu, Raja Pakuan mengundang armada Portugis datang ke Sunda Kelapa untuk meminta bantuan kekuatan lantaran posisi Pakuan yang sudah sangat lemah di wilayah laut setelah dijepit Kesultanan Banten di Barat dan Kesultanan Cirebon di Timur.
22 Juni 1527, armada Portugis pun akhirnya datang ke Sunda Kelapa. Bak masuk perangkap jebakan, Portugis langsung dihantam serangan dahsyat dari pasukan Fatahillah. Portugis kalah dan angkat kaki dari tanah Jawa. Dengan ini, Sunda Kelapa secara resmi jatuh ke dalam kekuasaan Kesultanan Banten-Cirebon. Namanya kemudian diganti menjadi Jayakarta dan Tubagus Pasai ketika itu mendapat gelar Fatahillah.
Pada tahun 1950-an, Walikota Jakarta kala itu, Sudiro memanggil Mohamad Yamin dan Dr Sukanto serta wartawan senior Sudarjo Tjokrosiswoyo untuk menetapkan hari lahir Jakarta dengan mencari tahu kapan Jakarta didirikan oleh Fatahillah.
Kala itu, Sudiro berkeyakinan bahwa tahunnya adalah pasti, yaitu 1527. Namun yang menjadi pertanyaan adalah hari, tanggal, dan bulan lahirnya Kota Jakarta. Dr Sukanto kemudian menyerahkan naskah berjudul Dari Jayakarta ke Jakarta. Dia menduga kuat bahwa 22 Juni 1527 adalah hari yang paling dekat pada kenyataan dibangunnya Kota Jayakarta oleh Fatahillah.
Naskah tersebut kemudian diserahkan oleh Sudiro kepada Dewan Perwakilan Kota Sementara untuk dibahas. Hasil sidang dewan menetapkan bahwa 22 Juni 1527 sebagai berdirinya Kota Jakarta. Tepat pada 22 Juni 1956, Sudiro mengajukannya dengan resmi pada sidang pleno dan usulannya itu diterima dengan suara bulat.
Dan, sejak saat itu, tiap 22 Juni diadakan sidang istimewa DPRD Kota Jakarta sebagai tradisi memperingati berdirinya Kota Jakarta.
Gol 'Tangan Tuhan' Maradona
Sejarah lain mencatat bahwa pada 22 Juni 1986, terjadi sebuah gol yang membuat jutaan mata penonton pertandingan sepak bola di dunia terbelalak. Yakni gol yang dilakukan Diego Maradona dengan menggunakan tangan saat kesebelasan Argentina sedang bertempur melawan skuat Inggris dalam babak perempat final piala dunia tahun itu di Stadion Estadio Azteca di Mexico City, Meksiko.
Kala itu, Maradona tidak memasukkan bola dengan menggunakan sundulan, tapi dengan menggunakan tangan. Wasit yang melihat kejadian itu menganggap bahwa golnya adalah sah kendati beberapa pemain dari kesebelasan lawan memprotes keras keputusan tersebut.
Gol yang menjadi kontroversi ini kemudian berhasil ditebus oleh Maradona empat menit setelahnya lewat sebuah gol yang luar biasa bahkan dinobatkan sebagai gol abad ini (goal of the century) oleh FIFA lewat sebuah polling di tahun 2002. Saat itu, Maradona menerima bola di tengah lapangan dan melesat hingga berhasil melewati lima orang pemain kesebelasan Inggris hingga akhirnya mampu menjebol gawang Inggris. (Ans/Dan)
22-6-1527: Fatahillah Usir Portugis Cikal Bakal HUT Jakarta
Ada sejarah di balik penetapan hari jadi Ibukota Indonesia ini.
diperbarui 22 Jun 2015, 06:00 WIBDiterbitkan 22 Jun 2015, 06:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ngaku Polisi, Penumpang Ojek Online di Jaktim Bawa Kabur Motor Pengemudi
Top 3 Islami: Kisah KH Mahrus Ali Lirboyo Batalkan Penerbangan karena Pesawat Bau Mayit, Amalan yang Dekatkan Perempuan ke Surga
Cuaca Hari Ini Minggu 1 Desember 2024: Jabodetabek Cenderung Cerah Berawan, Siang Hujan
Hasil Liga Italia Serie A: AC Milan Hajar Empoli, Jay Idzes dkk Digilas Bologna
5 Cara Alami Membakar Lemak Perut di Pagi Hari Tanpa Olahraga
Toyota Hadirkan GR Supra Edisi Terakhir Hanya 300 Unit
3 Resep Bakwan Bakar yang Cocok Disantap Saat Hujan
Milenial dan Gen Z Lebih Sering Konsultasi Keuangan ke AI
Bos BEI Ingin Masyarakat Melek Investasi Saham Syariah
Daya Tarik Umbul Ponggok, Wisata Air Menarik di Klaten
Kemenangan Bersejarah Industri Kripto: Pengadilan Tolak Beri Sanksi Tornado Cash
1 Desember 1959: Perjanjian Antartika Larang Aktivitas Militer di Benua Tersebut