Liputan6.com, Parasmina - Seekor buaya biasanya dianggap sebagai hewan ganas yang berburu hanya mengikuti nalurinya. Seperti dikisahkan dalam potongan tayangan Natgeo Wild ini, pengalaman Chito Sheddendari Costa Rica ini bercerita lain.
Seperti dilaporkan Tico Times, pria itu menemukan Pocho, demikian nama buaya itu, terluka di sungai Parasmina setelah ditembak kepalanya oleh seorang petani setempat. Petani itu mencurigai buaya itu sedang mengincar sapi-sapi peliharannya. Chito membawa pulang buaya itu ke rumahnya dan merawatnya hingga sehat kembali.
Baca Juga
Chito kemudian mencoba melepaskan buaya itu kembali ke alam liar. Betapa kagetnya pria itu ketika keesokan harinya buaya itu kembali mengikuti Chito ke rumahnya. Sudah lebih dari 20 tahun lamanya buaya ini tinggal di sungai di dekat rumah Chito. Ia tidak mencoba menjadikan buaya ini menjadi hewan peliharaan, tapi perlahan-lahan mencoba mengerti buaya itu.
Advertisement
Ia juga kemudian menyadari bahwa ternyata buaya memiliki kemampuan untuk menunjukkan emosi dan membangun hubungan dengan manusia. Mereka berdua, Chito dan Pocho, akhirnya menjadi tontonan bagi para pelancong.
Namun demikian perlu diingatkan di sini bahwa kejadian ini bukanlah kejadian yang umum bagi seekor buaya. Secara umum, hewan ini merupakan hewan ganas yang memangsa hewan lain sesuai dengan nalurinya.
Pada tahun 2011, setelah persahabatan selama puluhan tahun, Pocho mati karena sebab alamiah pada usai 50 tahun. Ratusan teman dan penggemarnya menghadiri pemakaman buaya itu. Chito memang bersedih, tapi ia bertekad berbagi kisahnya tentang buaya-buaya yang istimewa tapi disalahmengertikan.