Ini Caranya Daur Ulang Air Seni Menjadi Minuman Bir

Sebagaimana tujuan daur ulang, sesuatu yang kita `buang` pada akhirnya bisa saja `dikonsumsi` orang lain.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 08 Jul 2015, 16:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2015, 16:00 WIB
Ini Caranya Daur Ulang Air Seni Menjadi Minuman Bir
Gagasan daur ulang mengumpulkan air seni dari pengunjung acara menjadi pupuk tanaman gandum untuk bahan bir.

Liputan6.com, Roskilde Pengunjung acara musik yang ramai seringkali melakukan hal-hal yang kurang berkenan dalam urusan membuang air seni. Ya, kencing sembarangan. Saat jumlah pengunjung membludak, dapat dibayangkan ceceran air seni di mana-mana.

Untuk menyiasatinya, penyelenggara acara Roskilde Festival 2015 di Denmark bekerja sama dengan Dewan Pertanian dan Pangan Denmark (Danish Agriculture & Food Council, DAFC) mengajukan gagasan daur ulang dengan mengumpulkan air seni para pengunjung untuk dijadikan pupuk tanaman gandum sebagai bahan baku bir.

Mendaur ulang air seni menjadi minuman bir.

Menurut situs DAFC, gagasan ini bukanlah sesuatu yang baru. Beberapa tahun silam, Faltazi, kelompok perancang Prancis menggunakan gulungan jerami menjadi tempat berkemih dalam pertunjukan-pertunjukan besar. Bedanya, resep Denmark ini menawarkan imbalan yang menyenangkan bagi sekitar 100 ribu pengunjung perhelatan yang berlangsung selama seminggu ini.

Kaum pria lebih mudah `menyumbangkan` bahan daur ulang mereka, sedangkan kaum wanita harus menggunakan perangkat tertentu. Cairan urine itu dikumpulkan dalam tangki yang dirancang khusus dan kemudian dipakai sebagai pupuk bagi tanaman gandum malt (bahan baku minuman bir) di ladang yang berdekatan dengan tempat acara.

Mendaur ulang air seni menjadi minuman bir.

Menurut Leif Nielsen, kepala komunikasi DAFC, “Beercycling (daur ulang bir) mengubah pendekatan kita terhadap sampah, dari beban menjadi sumber daya yang berharga. Hari ini, melimpahnya air seni para pengunjung acara berdampak buruk pada lingkungan dan sistem peturasan di Roskilde. Beercycling berliter-liter air seni itu menjadi sumber daya.”

Henrik Rasmussen, Direktur Kepala untuk acara Roskilde Festival, menyebutkan, “Proyek ini punya dampak lebih besar dari daripada festivalnya sendiri dan sekaligus menegaskan bahwa Roskilde Festival merupakan laboratorium luar biasa untuk menguji solusi berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat.”

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya