Liputan6.com, Penang - Hari ini 29 tahun silam, sebuah tragedi terjadi di jembatan terminal feri Sultan Abdul Halim yang terletak di Butterworth, Penang, Malaysia. Wahana penyeberangan menuju transportasi laut itu runtuh, saat dijejali 10 ribu orang sekaligus.
Saat jembatan feri di Sultan Abdul Halim runtuh, dilaporkan sekitar 10.000 orang tengah berkerumun. Kejadian itu bertepatan dengan 2 perayaan besar, yaitu Festival Dewi Kwan Yin di Georgetown dan ulang tahun Gereja St Anne di Bukit Mertajam, Penang.
Saat itu, Minggu 31 Juli 1988 malam, hiasan perayaan diletakkan di area terbuka dan di Padang Kota Baru (antara Dato Keramat Road dan Anson Road) serta melewati jalan-jalan utama di Georgetown. Patung sang dewi diarak di sepanjang jalan berhias lampu warna-warni di tengah-tengah kota.
Kelompok etnis China berduyun-duyun menghadiri acara festival, yang diadakan sekali setiap 60 tahun menurut kalender Tiongkok. Mereka tak mau ketinggalan momentum itu. Sebab, perayaan itu juga diyakini membawa keberuntungan.
Advertisement
Kwan Yin adalah 'Dewi Kedermawanan', sehingga diharapkan mereka yang merayakan festival akan mendapatkan kemakmuran.
Gereja St Anne di Bukit Mertajam juga menggelar sebuah festival besar. Banyak etnis Tionghoa beragama Kristen beribadah di gereja itu pagi harinya. Sore harinya, mereka menuju Penang, tak mau ketinggalan perayaan Dewi Kwan Yin.
Orang-orang dari Penang dan sekitarnya pun bergegas menuju jembatan terminal feri Sultan Abdul Halim untuk menyeberang ke lokasi perayaan di Georgetown. Bagian atas wahana penyeberangan itu disesaki para pejalan kaki dari dan ke stasiun bus Butterworth, sementara bagian bawahnya disesaki kendaraan bermotor.
Wisatawan dari Singapura, Hong Kong, dan Taiwan juga datang pada saat itu.
Saat kapal mulai merapat, orang-orang semakin berdesakan. Berebut memasuki feri. Jembatan yang dibangun pada 1956 itu tak mampu menahan hentakan kaki mereka. Tragedi pun terjadi.
Lorong jembatan terminal dari beton bertulang dan lantai papan tebal itu itu tak mampu menyangga 10 ribu orang di atasnya. Rangka lantai, pagar, dan dinding dari baja padat yang menutupi lorong melengkung dan ambrol, menimpa kendaraan di bawah pada pukul 16.40 waktu setempat.
Para penumpang di atasnya meluncur jatuh ke air, sementara kendaraan di bawahnya hancur dan terjepit tertimpa rangka jembatan. Suara teriakan panik dan minta tolong serta tangisan pun menggema di tempat itu.
Kecelakaan merenggur 32 nyawa, sementara 1.674 lainnya cedera dalam insiden itu. Padatnya orang dan dermaga yang terbuat dari batang baja, disebut-sebut menjadi penyebabnya.
Korban dibawa ke Rumah Sakit Butterworth, Rumah Sakit Bukit Mertajam dan rumah sakit lainnya. Pemadam kebakaran berjuang untuk menyelamatkan korban.
Puing-puing yang tersisa pun dijadikan bahan penyelidikan dan perencanaan ekspansi jembatan tersebut.
Setelah kejadian itu, pihak berwenang Pelabuhan Penang menerapkan aturan baru. Jumlah bus ekspres pun dikurangi, tak hanya di stasiun bus Butterwoth tetapi juga di Sungai Dua dan Gelugor.
Terminal feri Sultan Abdul Halim pun kemudian dibangun kembali dengan beberapa modifikasi.
Peristiwa lain yang tercatat sejarah pada tanggal yang sama tahun 1964, adalah misi pesawat luar angkasa Ranger, Ranger 7 mengirimkan kembali foto-foto close-up pertama bulan. Lebih jelas 1.000 kali dari apa yang pernah dilihat dari teleskop di Bumi.
Sementara pada 31 Juli 1715, sebuah badai menghantam pantai timur Florida. Sepuluh kapal harta karun Spanyol tenggelam dan menewaskan hampir 1.000 orang. Saking banyaknya, semua emas dan perak yang tumpah dari kapal pada saat itu tidak selesai dievakuasi sampai 250 tahun kemudian. (Tnt/Ein)