1 Meja dengan Bos Kartel Obat Bius, Wartawan Tewas Tertembak

Wartawan Meksiko rentan terhadap kekerasan dan korupsi. 14 pekerja media dilaporkan tewas karena meliput kekerasan oleh kartel obat bius.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Agu 2015, 13:12 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 13:12 WIB
20150703-Wartawan Terbunuh-Meksiko
Seseorang memegang kamera dan patung tengkorak saat menggelar protes di monumen Kemerdekaan, Meksiko, Minggu (2/8/2015). Espinosa ditemukan dengan dua luka tembak bersama empat perempuan lainnya. (REUTERS/Henry Romero)

Liputan6.com, Orizaba - Lima orang pria bersenjata menyerang sebuah bar di Orizaba, negara bagian Veracruz, barat Meksiko, membunuh 6 orang termasuk seorang jurnalis dan bos kartel obat bius, pada dini hari Kamis 13 Agustus 2015.

Menurut keterangan yang disampaikan oleh otoritas keamanan setempat, kelima pria bersenjata itu masuk ke bar La Taberna dan langsung menembak para korban, termasuk bos geng obat-obatan Zetas yang diidentifikasi bernama Jose Marquz Balderas atau dikenal sebagai 'El Chichi'.

El Chichi adalah pemimpin Los Zetas yang menurut dokumen Amerika Serikat, adalah kartel paling berbahaya di Meksiko. Dalam laporan itu disebutkan, wartawan Juan Santos Carrera sedang duduk bersama bos Zetas. 

Terdapat dua wartawan lain di meja yang sama namun tak ditembak, tapi mereka dipecat dari koran tempat mereka bekerja karena dianggap memiliki hubungan dengan kartel narkoba.

Tak lama setelah kejadian, polisi mengejar para pelaku. Dua orang petugas terluka saat terjadi tembak-menembak antara pelaku dan petugas di lokasi yang tak jauh dari bar. Sayangnya, tak satupun dari mereka berhasil ditangkap.

14 orang jurnalis terbunuh semenjak Gubernur Veracruz, Javier Duarte, memimpin kota itu sejak tahun 2010. Tiga orang reporter juga dilaporkan hilang. Kondisi ini menimbulkan kritikan dari lembaga kebebasan pers.

Namun Televisa network --media di mana Santos Carrera pernah bekerja-- bersama Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Flavino Rios mengatakan kepada lokal media bahwa serangan Kamis itu, "tidak ada hubungannya dengan pekerjaan jurnalistik," seperti dikutip dari The Guardian.

Ada dugaan bahwa Santos Carrera --yang telah mengundurkan diri dua bulan lalu-- bersama wartawan lainnya memang sedang bertemu dengan bos kartel Zetas itu. Kini kedua wartawan tersebut berada di bawah perlindungan pemerintah.

"Mereka telah kami pecat karena berada di lokasi kejadian duduk bersama satu meja dengan korban. Kini mereka berada di bawah perlindungan dan sedang diinvestigasi. Mereka harus menjelaskan mengapa mereka bisa bersama bos geng obat bius saat itu," kata Abella Garcia Pemimpin redaksi El Bueno Tono, tempat kedua wartawan itu bekerja kepada Guardian.

Abella Garcia menjelaskan, pelaku memang tidak menembak mereka, namun salah satu dari penyerang itu kembali ke arah mantan wartawannya dan melemparkan botol ke bagian kepala lalu kabur bersama yang lainnya.

Kekerasan dan korupsi telah terjadi pada wartawan di Veracruz. Negara bagian Meksiko yang kini sedang berada dalam keadaan melawan geng kartel.

"Kami banyak sekali memecat wartawan untuk kasus obat bius ini," kata Abella Garcia. "Dari yang saya lihat, sangat susah untuk para jurnalis ini, karena mereka berada di jalan. Suatu hari Zetas menculik mereka dan bilang,'kamu mau laporkan kami ya? Akan kami kasih cerita mana yang boleh kalian tulis mana yang tidak, kami akan cek sebelum naik cetak dan ini uang untuk kalian'," kata Abella.

"Zetas akan kasih jurnalis uang agar mereka bahagia, lalu mereka akan dibunuh," tambahnya.

Kekerasan Wartawan di Meksiko

Insiden kekerasan pada wartawan juga terjadi bulan Juli 2015 lalu. Seorang fotografer Ruben Espinosa terbunuh di Meksiko City di sebuah apartemen bersama empat orang perempuan.

Keempat perempuan itu adalah aktivis sosial, Nadia Vera, make up artis dan seorang pemangkas rambut dari Kolombia serta pembantu rumah tangga.

Sebelum ia dibunuh, Ruben meliput murid-murid di Veracruz yang terluka parah akibat diserang pria bertopeng. Fotograger berusia 31 tahun ini mendapat banyak ancaman kematian setelah liputannya diterbitkan. Oleh karena itu, ia pun mengungsi ke Meksiko City demi keamanan.

Sejumlah Wartawan  dan aktivis membawa foto Ruben Espinosa  saat menggelar protes di monumen Kemerdekaan,  Meksiko, Minggu (2/8/2015).  Espinosa ditemukan tewas setelah melarikan diri dari tekanan di negara Veracruz. (REUTERS/Henry Romero)

Kematian wartawan Ruben Espinosa menambah kesuraman Meksiko terhadap pekerja pers. Ia adalah wartawan pertama yang terbunuh di Meksiko City.

"Kematian Ruben membawa pesan jelas kepada seluruh wartawan Meksiko: tidak ada tempat yang aman di negara ini." kata Felix Marquez, sahabat dan sekaligus kolega Ruben Espinosa kepada Guardian 4 Agustus 2015 lalu.

Sebelum dibunuh, Ruben Espinosa dan empat korban lainnya disiksa terlebih dahulu, lalu kemudian ditembak di kepala.

(Rie/Tnt)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya