13-9-1993: Momen Pemimpin Israel-Palestina Jabat Tangan di AS

Bill Clinton berpidato memperkenalkan Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat secara khusus kepada khalayak di Gedung Putih, Washington DC, AS.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 13 Sep 2015, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2015, 06:00 WIB
Bill Clinton
Bill Clinton memperkenalkan Yitzhak Rabin dan Yasser Arafat secara khusus kepada khalayak di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat. (Reuters/Gary Hershorn)

Liputan6.com, Washington DC - 13 September 1993 menjadi hari yang begitu bersejarah bagi Israel dan Palestina. Untuk kali pertama di depan publik, pemimpin Israel dan Palestina berjabat tangan. Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan Presiden Palestina Yasser Arafat bertemu dan sepakat berdamai di Washington DC, Amerika Serikat.

Seperti dimuat laman histori, BBC on This Day, dalam kesepakatan damai yang dimediasi Presiden Amerika Serikat Bill Clinton ini, Israel sepakat untuk menarik pasukannya dari Perbatasan Gaza dan Tepi Barat mulai April 1994.

Selain itu, Negeri Zionis juga setuju menghentikan pendudukan di Tanah Palestina, di mana penarikan pendudukan koloninya akan berlangsung sejak perjanjian hingga Februari 1999.

Pada momen langka tersebut, Clinton berpidato memperkenalkan Rabin dan Arafat secara khusus kepada khalayak di Gedung Putih dan menyerukan perdamaian. Hadir pula mantan Presiden Jimmy Carter dan George HW Bush yang juga mendukung perdamaian kedua negara.

"Kesepakatan damai ini merupakan langkah yang berani, dan merupakan sesuatu yang selama ini kita impikan," ujar Clinton di hadapan Rabin dan Arafat.

"Ini bisa dibilang sebuah keajaiban yang luar biasa. Kami tahu betul betapa sulitnya bagi kedua pihak untuk berdamai. Sebab ada saja ganjalan-ganjalan yang menerpa sebelumnya," imbuh dia.

Deal akur ini sejatinya terjadi berkat inisiasi dari pemerintah Norwegia yang merekomendasikan dua negara di Timur Tengah yang selama ini berkonflik tersebut untuk berdamai. Juga lantaran pemerintah Israel yang saat itu dikuasai Rabin dan Shimon Peres serta Yossi Beilin, memilih perdamaian.

Namun demikian, dalam pertemuan di AS tersebut, PM Rabin dan Presiden Arafat tak meneken atau tanda tangan perjanjian tersebut secara resmi. Hanya lisan yang terucap. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Shimon Peres dan delegasi Palestina memang telah menandatangani perjanjian.

"Kami selama ini bertempur melawan Palestina. Dan kami tegaskan sekarang bahwa saat ini tak akan lagi pertumpahan darah. Sudah cukup," ujar Rabin.

"Keputusan yang tak mudah untuk dicapai ini akhirnya berhasil kita sepakati," sambung Arafat.

Israel dan Palestina mulai bersitegang sejak sekitar tahun 1917, ketika Inggris mencanangkan Deklarasi Balfour, yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan 'Tanah Air' bagi kaum Yahudi di Palestina. Kedua negara sempat perang dan hubungannya pasang surut.

Namun kesepakatan damai di Washington itu tak berlangsung lama sejak Rabin dibunuh oleh ekstremis Israel yang menuntut pencegahan penarikan pasukan dan pendudukan Israel di Tanah Palestina. Israel dan Palestina pun belum berdamai hingga sekarang.

Sejarah lain mencatat pada 13 September 2000, sebuah bom meledak di lantai parkir Bursa Efek Jakarta dan menewaskan 15 orang. Pada tanggal yang sama tahun 1985, permainan video Super Mario Bros dirilis perdana oleh Nintendo. (Ras/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya