'Kecebong' Ini Berenang Dalam Saluran Pencernaan

‘Kecebong’ itu memiliki buntut halus untuk kendali arah dan selongsong cetakan 3D yang berisi elektronika kendali dan kamera video nirkabel.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 15 Sep 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 21:00 WIB
Robot 'Kecebong' Ini Berenang Dalam Saluran Pencernaan
‘Kecebong’ itu memiliki buntut halus untuk kendali arah dan selongsong cetakan 3D yang berisi elektronika kendali dan kamera video nirkabel.

Liputan6.com, Hong Kong- Kanker saluran pencernaan merupakan salah satu jenis kanker yang lazim terjadi di seluruh dunia. Kanker tersebut dapat menyerang kerongkongan, lambung, dan usus.

Di masa lalu, pemeriksaan keadaan saluran pencernaan menggunakan cara-cara endoskopi. Alat itu terdiri dari tabung fleksibel dengan sumber cahaya mandiri dan seperangkat lensa yang kemudian mengirim gambar kepada dokter. 

Walaupun sangat penting, penggunaannya tidak semudah itu, karena harganya lumayan mahal. Prosedur ini memerlukan ketrampilan tinggi untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit dalam saluran pencernaan. 

Baru-baru ini sekelompok insinyur dari Institute of Precision Engineering di Chinese University of Hong Kong menciptakan ‘kecebong’ elektronik untuk menggantikan cara-cara endoskopi tersebut.

Gambar dari www.tandfonline.com

Dilaporkan dalam situs Taylor & Francis Group, alat bernama Tadpole Endoscope (TE) itu mirip dengan pil besar yang dikendalikan oleh seorang dokter dengan menggunakan alat pengendali serupa permainan video.

‘Kecebong’ itu memiliki buntut halus sebagai pengendali, dan kapsul salinan 3D yang berisi elektronika kendali dan kamera video nirkabel. Walaupun bukan alat wireless untuk lambung yang pertama kalinya diciptakan, ‘kecebong’ ini memiliki potensi kendali arah yang lebih baik karena keberadaan buntutnya.

Gambar dari www.tandfonline.com

Hingga berita diturunkan, TE telah dicobakan pada model lambung buatan dan lambung seekor babi. Sistem pencitraan belum dipasang, namun para peneliti yakin bahwa kelayakan sistem penggeraknya memungkinkan ‘kecebong’ itu menjalani tahapan percobaan lanjutan hingga akhirnya dipakai dalam penerapan kedokteran sesungguhnya.

Hasil penelitian ini sudah dilaporkan dalam jurnal HKIE Transactions. (Alx/Rcy)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya