Liputan6.com, Carson City - Kuliah di luar negeri khususnya Amerika Serikat memang memerlukan biaya tinggi. Para orangtua biasanya menabung lebih dini, bahkan sejak anak-anak mereka baru lahir.
Selain itu, tak sedikit mahasiswa bersama orangtuanya yang mencari pinjaman mahasiswa (student loan) dari bank. Namun demikian, pinjaman jangka panjang itu bisa memberatkan apalagi dalam keadaan ekonomi yang tidak menentu.
Melihat keadaan itu, The Bunny Ranch, sebuah rumah bordil di negara bagian Nevada menawarkan program mulia berupa pengembalian cicilan pinjaman bagi mahasiswi yang tertarik.
Advertisement
Seperti dilaporkan dalam PR Newswire yang dikutip Sabtu (10/10/2015), rumah bordil milik aktor Dennis Hof itu akan membayarkan jumlah yang sama ke bank setara dengan setiap jumlah pembayaran jasa seks tiap 60 hari oleh mahasiswi yang berkerja di sana.
Nevada adalah salah satu negara bagian yang melegalkan bisnis jasa seks di negeri Paman Sam. Sementara hampir semua negara bagian AS melarang bisnis ini.
Dennis Hof, penulis buku 'Seni Menjadi Mucikari' ini mengatakan bahwa semakin banyaknya mahasiswi yang mencoba bekerja di rumah bordil miliknya demi membayar biaya pendidikan.
"Beberapa tahun lalu saya pernah menerima seorang pemandu sorak (cheerleader) Krissy Summers dari Univerity of Michigan yang bekerja di The Bunny Ranch dengan hutang cicilan pendidikan sekitar Rp 420 juta. Ia melunasi semuanya dalam 2 bulan. Ia malah ketagihan dan bekerja cukup lama hingga bisa menabung untuk kuliah pasca sarjana," ucai Dennis Hof.
Dengan kebutuhan akademik itu, tutur Hof, semakin banyak orang yang bergabung di industrinya.
"Ada University of Northern Nevada di dekat sini. Tiap semester, seorang profesor sosiologi membawa para mahasiswa didiknya untuk mengamati bagaimana para penyedia jasa kami melakukan interaksi dengan para pelanggan. Namun selalu ada saja segelintir mahasiswi yang kemudian malah mengisi formulir pendaftaran," ucapnya.
"Saya tidak pernah melupakan wajah yang cantik. Jadi ketika ada mahasiswi yang datang untuk menjadi penyedia jasa legal di sini dan bertanya bagaimana ia mengetahuinya, ia menjawab: 'Dari kunjungan dengan kelas sosiologi’.”
Menanggapi beratnya beban pinjaman kuliah ini, presiden Obama secara terbuka telah meminta revisi terhadap struktur pinjaman yang seringkali memberatkan para mahasiswa.
Dennif Hof adalah seorang penerima gelar doktor kehormatan pada tahun lalu. Menurutnya, menciptakan pendidikan yang terjangkau adalah upaya manusiawi. "Saya merasa bertanggungjawab untuk menggunakan posisi saya untuk menolong sesama dalam hal itu."
Dari sejumlah sumber lain, termasuk Brookings Institute, tercatat ada sekitar 43 juta warga AS yang berhutang pinjaman pendidikan hingga sekitar Rp 163 triliun. Kebanyakan sarjana berhutang rata-rata sekitar Rp 407 juta dan tidak dapat membayar cicilan bulanannya. Sebagian lagi menolak membayar sebagai bentuk protes kepada sistem.
(Alx/Tnt)