Sutradara Guillermo del Toro Bekerja di 'Sarang Monster'

Film Guillermo del Toro kerap diisi dengan monster-monster mengerikan. Begitu pula dengan rumahnya.

oleh Indy Keningar diperbarui 13 Okt 2015, 18:27 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2015, 18:27 WIB
Sutradara Pacific Rim Tinggal di 'Sarang Monster'
Film Guillermo del Toro kerap diisi dengan monster-monster mengerikan. Begitu pula dengan rumahnya.

Liputan6.com, Washington DC - Guillermo del Toro merupakan sutradara Hollywood yang dikenal dengan film-film fantasi dan blockbuster. Beberapa filmnya yang terkenal adalah Hellboy, Pan's Labyrinth, dan Pacific Rim. Jika diambil kesamaannya, film-film besutan del Toro kerap menampilkan monster dan makhluk mistis dengan wujud yang tidak sembarang mengerikan, namun juga orisinil.

Plang rumah del Toro bertuliskan Bleak House --'Rumah Suram'. Saat pintu depan dibuka, pengunjung akan dihadapi dengan hellhound dengan empat mata dan taring yang terpancang. Di sudut ruangan, ada kepala Frankenstein yang melayang dari lantai atas. Menuju ruang duduk, rak buku dipenuhi oleh karya penulis horor awal abad 20, H.P. Lovecraft-- tidak lupa sofa model Victoria yang dihuni oleh boneka dengan seringai mengerikan.

Inilah isi imajinasi del Toro.

Tidak diungkapkan lokasi pasti rumah sang sutradara, namun Bleak House merupakan tempat del Toro menulis pekerjaannya sebagai sutradara, penulis, dan produser. Dalam proses produksi, sejumlah desainer bekerja di ruang garasi yang beralih menjadi ruang kerja.

"Kami menggambar, menggambar, dan menggambar," ungkap del Toro kepada NY Times mengenai hari-hari di Bleak House.

Dalam film terbarunya, berjudul Crimson Peak, dirilis tanggal 16 Oktober mendatang, del Toro dan tim-nya mengisi perpustakaan rahasia mereka. Terletak di belakang rak buku, perpustakaan diisi dengan buku-buku bertema gaib, horor, sejarah, cerita rakyat, anatomi, dan roman Gothic, yang menjadi inspirasi film.

Film Crimson Peak sendiri dibintangi Mia Wasikowska yang berperan sebagai pengantin muda, sementara Tom Hiddleston sebagai suaminya, dan Jessica Chatain sebagai kakaknya.

"Saya suka ide romansa Gothic, mereka menyebutnya 'teror yang menyenangkan," tutur del Toro yang menulis screenplay bersama Matthew Robbins.

"Guillermo memiliki imajinasi paling 'gila' dibanding sutradara lainnya yang pernah bekerja dengan saya," ungkap Tom Hiddleston, "Ia bisa melihat keindahan di balik bayangan."

Sang sutradara --tidak mengherankan, percaya dengan hantu. Minat khusus ini berkembang sejak ia masih anak-anak dan membaca buku horor dan fiksi ilmiah karangan Forrest J Ackerman. Mereka menjadi teman saat del Toro ke Los Angeles.

"Rumah ini seperti respon bagi rumahnya (Ackerman), istana hantu lainnya," ungkap del Toro.

Baca juga: Tak Akan Ada Lagi Foto Telanjang di Majalah Playboy

Makhluk penghuni rumah

Makhluk penghuni rumah

Ada lebih dari 700 karya seni di rumahnya, dari karya R. Crumb dan H. R. Giger, sampai sketsa konsep film Disney 'Fantasia' dan Sleeping Beauty'. Semuanya dipilih dan dipajang dengan sangat hati-hati oleh del Toro.

Namun, del Toro tidak menetap di rumah ini-- ataupun Bleak House di sebelahnya. Istri dan anak perempuannya menganggap rumah itu terlalu mengerikan, sehingga mereka tinggal di rumah 'normal' terdekat. Namun, bagi del Toro, rumah ini merupakan tempat pelarian dan tempat mencari inspirasi.

"Jika kita sudah melihat-lihat dua rumah, Anda tak hanya melihat film saya yang sudah dirilis, namun juga yang sedang akan saya kerjakan," ungkapnya, "ini merupakan semua kumpulan dalam pikiran saya sejak remaja, dan perlahan-lahan dapat terwujud."

Frankenstein

Koleksi Frankenstein del Toro. (foto: The New York Times)

Pernak-pernik Frankenstein bisa dilihat tersebar di sepanjang ruang kerjanya.

"Makhluk Frankenstein merupakan monster paling mengagumkan dan menggugah. Desain yang menakjubkan," ungkapnya. "Novel asli Frankenstein ditulis oleh seorang pria muda, dan mengisahkan segala kegalauan remaja."

Dari berbagai pernak-pernik Frankenstein, koleksi yang dimiliki del Toro antara lain replika monster yang terduduk di kursi rias, terinspirasi dari foto Boris Karloff.

Figma "Blade II"

Suvernir 'Blade II'. (foto: The New York Times)

Blade merupakan salah satu film franchise yang berkesan bagi del Toro. "Lebih banyak (pernak-pernik Blade) yang saya miliki, lebih menyenangkan pula pengalaman syuting film-nya".

'Hujan Badai'

Pemandangan hujan badai. (foto: The New York Times)

Di salah satu ruangan, ada jendela yang dilengkapi dengan hiasan kertas. Itu dilakukan untuk memperlihatkan pemandangan seakan-akan sedang hujan badai di luar-- ditambah dengan suara hujan deras dan petir.

"Bagi saya ini menenangkan," ungkapnya.

Properti dari 'Hellboy'

Properti dari film Hellboy I. (foto: The New York Times)

Di sudut lainnya, del Toro menyimpan properti dari syuting 'Hellboy II'. Properti ini didapatkannya dengan mem-barter pistol tiruan dari 'Hellboy I'.

Tengkorak

Walau menyukai tengkorak, del Toro tidak ingin memiliki tengkorak manusia sungguhan. (foto: The New York Times)

Pernak-pernik tengkorak tidak ketinggalan ikut meramaikan rumah del Toro.

"Saya tidak tahu pasti ada berapa jumlah tengkorak yang saya punya. Mungkin lebih dari 100. Saya menganggapnya sebagai objek yang indah. Namun kebanyakan bukan tengkorak sungguhan. Saya tidak mau memiliki peninggalan jasad manusia, itu mengerikan.

Johnny Eck

Johnny Eck si performer. (foto: The New York Times)

Mengenai tokoh dari dunia nyata, del Toro memiliki patung tiruan Johnny Eck, seorang performer yang lahir tanpa organ tubuh bagian bawah. (Ikr/Rcy)

Baca juga: Misteri Menghilangnya Kaum Adam di Pulau Ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya