Tak Akan Ada Lagi Foto Telanjang di Majalah Playboy

Menurut keterangan majalah Playboy keputusan itu diambil sebagai bagian dari desain baru mereka.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 13 Okt 2015, 13:06 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2015, 13:06 WIB
Pendiri Playboy Hugh Hefner
Pendiri Playboy Hugh Hefner (Reuters)

Liputan6.com, Washington - Siapa yang tak kenal majalah Playboy. Majalah khusus pria dewasa ini terkenal dengan trademark-nya yaitu kerap menampilkan foto wanita polos tanpa benang sehelaipun.

Karena itu lah Playboy terkenal dan dicari para kaum adam. Namun, itu dulu. Kemajuan internet membuat ketelanjangan makin biasa. Akibatnya, majalah bermuatan pornografi pun tak lagi sekomersial dulu. Jadi kurang laku.

Seperti dilaporkan New York Times, sirkulasi Playboy menurun drastis dari 5,6 juta pada tahun 1970-an menjadi sekitar 800 ribu saat ini. Maka, Playboy memutuskan untuk berubah.

Majalah asal Negeri Paman Sam ini memutuskan untuk tidak menampilkan gambar polos para model cantik. Menurut keterangan Playboy, keputusan itu diambil sebagai bagian dari desain baru mereka yang akan diluncurkan pada Maret 2016.

Meski tidak menampilkan gambar telanjang mereka tetap memastikan akan menyajikan pose-pose sensual dari para model wanitanya.

Keputusan mengejutkan ini sebenarnya sudah digodok sejak bulan lalu. Ketika Playboy mengadakan rapat redaksi besar yang menghadirkan pendiri sekaligus pemimpin redaksinya, Hugh Hefner.

Dijelaskan CEO Playboy Scott Flanders keputusan yang diambil ini bukanlah putusan mudah. Dia pun memastikan putusan tersebut sudah diambil masak-masak.

"Kami sudah bertempur dan menang. Namun, sekarang, hanya dengan satu kali klik (di internet) kamu bisa melihat gambar telanjang. Gratis lagi," ucap Flanders, seperti dikutip dari BBC, Selasa (13/10/2015).

Era wawancara dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Martin Luther King Jr, Malcolm X , dan Jimmy Carter -- yang membuat Playboy punya nilai budaya politik yang signifikan juga telah berlalu.

Situs Playboy juga telah meniadakan ketelanjangan, sebagian bertujuan membuka akses ke platform media sosial seperti Facebook dan Twitter. Dan hasilnya, popularitasnya di dunia maya melejit.

Usia pengguna situs Playboy pun berubah, dari rata-rata 47 tahun menjadi 30 tahun. Sesuai dengan target pasar mereka yang baru: kaum muda. Ke depan Playboy bisa dibaca mulai usia 13 tahun ke atas.

Seperti dikutip dari Daily Mail, CEO Playboy Scott Flanders sebelumnya memprediksi bahwa ketelanjangan akan hilang dari majalah. "Anda boleh mendebat, namun bagi kami, gambar-gambar polos justru mengganggu. Menurunkan angka pembaca, alih-alih melipatgandakannya. (Ger/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya