Penembakan dan Penusukan di Bus Yerusalem, 3 Tewas

Suasana mencekam dan panik. Terlebih banyak orang tua dan anak-anak saat kejadian berlangsung.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 13 Okt 2015, 18:22 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2015, 18:22 WIB
3 Tewas dalam Serangan Penembakan dan Penusukan di Bus Yarusalem
3 Tewas dalam Serangan Penembakan dan Penusukan di Bus Yarusalem (AFP)

Liputan6.com, Yerusalem - Serangan penembakan dan penusukan terjadi di bus Yerusalem. Tiga orang dilaporkan tewas dan lusinan lainnya luka-luka.

Polisi melaporkan 2 orang dalam bus tewas, dan 16 lainnya luka-luka. Sementara 1 orang di trotoar dekat insiden itu tewas terkena tembakan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam tindakan itu, dan segera membuat pertemuan dengan kabinetnya membahas situasi yang semakin memanas ini.

Sementara itu, Hamas memuji aksi tersebut dan mengatakan pelaku yang berjumlah dua orang adalah pahlawan, seperti dilansir dari BBC Selasa (13/10/2015).

Pelaku pertama berhasil dilumpuhkan polisi saat serangan terjadi. Ia dilaporkan terluka. Sedangkan pelaku kedua sempat melakukan perlawanan sebelum akhirnya polisi berhasil menembak mati.

Suasana mencekam dan panik. Terlebih banyak orang tua dan anak-anak saat kejadian berlangsung. 

"Kalian tak aman di mana saja," kata salah satu saksi mata.

Sebelumnya, beberapa pekan lalu,  2 warga Israel tewas dan sedikitnya 2 lagi terluka dalam serangan terpisah di Yerusalem yang dilakukan oleh warga Palestina yang kemudian ditembak mati oleh polisi.

Polisi Israel sempat melarang warga Palestina berada di Yerusalem Timur dan memasuki Kota Tua selama 2 hari ke depan.

Tensi hubungan Israel dan Palestina kembali memanas dalam satu setengah bulan ini. 17 orang Palestina dilaporkan tewas di berbagai insiden terbaru.

Di Sidang Umum PBB, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan  bahwa Israel telah menciptakan situasi eksplosif di Yerusalem dan Tepi Barat dengan penggunaan kekuatan yang brutal.

Sedangkan Netanyahu dalam pidatonya di PBB meminta Abbas untuk berhenti menyebarkan kebohongan dan kembali ke pembicaraan damai.

(Rie/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya