PM Israel Dikecam Atas Pernyataannya soal Hitler dan Holocaust

Netanyahu mengatakan bahwa holocaust bukanlah ide dari Adolf Hitler. Maksudnya?

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 22 Okt 2015, 11:39 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2015, 11:39 WIB
Netanyahu Janji Terapkan Kebijakan Keras Cegah 'Serangan Teroris'
Pekan lalu, PM Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bisa menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Jerusalem.

Liputan6.com, Berlin - Pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menimbulkan kontroversi. Ia mengatakan bahwa pembantaian kaum Yahudi, atau Holocaust bukan ide Adolf Hitler, pemimpin Nazi.

Netanyahu mengatakan bahwa pada tahun 1940, sesepuh mufti atau ulama Amin al-Husseini bertemu dengan Hitler di Jerman. Dan dari dialah ide itu berasal.

"Hitler tidak ingin menghabisi Yahudi pada saat itu," pidato Netanyahu pada Selasa 20 Oktober di Kongres Zionis ke-37, di Jerman. 

"Hitler hanya ingin mengeluarkan Yahudi. Lalu, Husseini mengatakan ke Hitler, 'kalau kalian usir, mereka akan datang lagi,' Lalu Hitler, mengatakan, 'jadi apa yang harus saya lakukan?' Husseini menjawab, 'Bakar mereka'", seperti dikutip CNN, Rabu 21 Oktober 2015.

Tidak ada bukti audio, atau manuskrip yang bisa disodorkan Netanyahu tentang perbincangan antara Hitler dan Husseini. Netanyahu, yang memiliki ayah seorang sejarawan terkenal, langsung diserang oposisi dan pakar Holocaust.

Mereka mengatakan bahwa pemimpin Israel itu telah menghilangkan jejak rekam sejarah. Para pakar holocaust ini mencatat pertemuan antara Husseini dan Hitler baru terjadi pada 28 November 1941.

Padahal, dua tahun sebelumnya, pada Januari 1939, Hitler telah menyampaikan keinginannya untuk memusnahkan ras Yahudi pada Reichstag (parlemen Nazi Jerman).

"Jelas tidak benar bahwa mufti tersebut adalah orang yang menyarankan kepada Hitler untuk membunuh atau membakar Yahudi,"kata Dina Porat, seorang profesor di Universitas Tel Aviv dan kepala sejarawan di Yad Vashem, museum memorial Holocaust di Israel.

"Ideologi utama Hitler memang untuk menyingkirkan Yahudi. Ide itu sudah ada jauh sebelum dia bertemu dengan mufti,” ujarnya lagi.

Tidak jelas mengapa Netanyahu memutuskan untuk menyampaikan isu tersebut disaat ketegangan antara Israel dan Palestina memuncak kembali setelah situs suci Yerusalem kini diawasi oleh mufti atau ulama.

Ketika ditanyai tentang komentar Netanyahu, juru bicara pemerintah Jerman mengatakan bahwa tragedi Holocaust adalah tanggung jawab Jerman dan tidak perlu melihat sudut pandang lain.

Sekjen Palestina Liberation Organization (PLO) Saeb Erakat sangat menolak klaim Netanyahu terlebih pernyataan itu dilontarkan saat ketegangan memuncak dalam beberapa pekan terakhir.

Delapan warga Israel telah tewas setelah ditikam,atau ditembak . Setidaknya 45 warga Palestina tewas, baik mereka yaang melakukan serangan-serangan atau dalam bentrokan dengan otoritas Israel di Tepi Barat, Yerusalem dan Gaza, menurut Departemen Kesehatan Palestina.

"Netanyahu lupa bahwa ia tidak hanya Perdana Menteri Israel tetapi juga Perdana Menteri orang-orang Yahudi, kata Isaach Herzog, kepala partai oposisi Zionis Union negara itu. 

"Ini adalah distorsi sejarah yang berbahaya dan saya menuntut Netanyahu segera memperbaikinya, karena Holocaust, Nazi dan kediktaktoran adalah tragedi mengerikan yang dilakukan Adolf Hitler kepada orang-orang kami selama Holocaust," Herzog menulis di halaman Facebook-nya .

 

Netanyahu Serang Balik

Menjawab kritik tersebut, Netanyahu mengatakan pada Rabu 21 Oktober bahwa ada 'banyak bukti' untuk mendukung tuduhannya terhadap Husseini, salah satunya adalah testimoni dari seorang deputi bernama Adolf Eichmann.

Eichmann adalah arsitek yang menggagas holocaust terhadap Yahudi. Deputi itu membuka kesaksiannya dalam pengadilan kejahatan perang di Nuremberg setelah Perang Dunia Kedua.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pejabat pemerintah Israel, Netanyahu merujuk kepada asisten Eichman, Dieter Wisliceny, yang memberi tahu pengadilan kejahatan perang bahwa Husseini berkali-kali menyarankan pemusnahan Yahudi Eropa kepada pemimpin Nazi.

Saeb Erekat, sekjen PLO menuduh Netanyahu mempolitisasi tragedi kemanusiaan Holocaust untuk  melawan Palestina.

"Sebuah hari yang menyedihkan dalam sejarah saat pemimpin pemerintah Israel sangat membenci tetangganya hingga rela 'mengangkat citra' penjahat perang paling berbahaya dalam sejarah, Adolf Hitler, atas pembunuhan 6 juta warga Yahudi," kata Erekat.

Netanyahu membantah tuduhan Erekat. "Sangat absurd. Saya tidak punya tujuan untuk 'membebaskan' Hitler dari tanggung jawab kekejamannya atas pemusnahan kaum Yahudi Eropa. Hitler yang membuat keputusan itu," katanya.

Namun, dia menambahkan bahwa pada saat yang bersamaan, penting untuk tidak mengabaikan peran mufti dalam mendorong dan memotivasi Hitler dan pemimpin Nazi lainnya untuk mengambil keputusan itu. "Jadi, secara langsung, bukan ide Holocaust bukan ide Adolf Hitler," ujar Netanyahu. 

Husseini dicari untuk kasus kejahatan perang tetapi dia tidak pernah hadir dalam pengadilan Nuremberg dan kemudian meninggal di Beirut.

Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon, mengatakan Perdana Menteri Israel tersebut salah mempersepsikannya. "Jelas bukan Husseini yang membuat 'solusi final'," kata Moshe pada sebuah radio pertahanan Israel. "Kejahatan itu jelas berasal dari Hitler sendiri." (Rie/Ein)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya