Liputan6.com, St Petersburg - Para pelanggan berdatangan ke Restoran Lesnoy di St. Petersburg, Rusia. Bukan untuk menyantap hidangan, mereka membawa bunga untuk diletakkan di depan foto berbingkai hitam yang menampilkan wajah dua perempuan yang pernah bekerja di sana.
Yelena Domashnyaya (24) dan Kseniya Ogorodova (33) ada di antara 224 orang yang menjadi korban jiwa saat pesawat Metrojet dengan nomor penerbangan 9268 jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu, 31 Oktober 2015 . Pada hari nahas itu, mereka baru pulang dari liburan di Sharm-al-Sheikh.
Domashnyaya baru saja berhenti dari pekerjaannya sebagai manajer restoran untuk meniti karier sebagai model. Meski tak lagi bekerja di tempat yang sama, ia dekat dengan Ogorodova, seorang bartender. Keduanya memutuskan berlibur bersama.
"Keduanya sangat baik, tenang, ceria, dua perempuan yang manis. Seingatku aku tak pernah melihat Kseniya tanpa senyum di bibirnya. Apa yang sesungguhnya terjadi pada mereka," kata direktur restoran, Yelena Musakova, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (5/11/2015).
Baca Juga
Advertisement
Saat mendengar keduanya ada di dalam kapal terbang yang nahas sesaat setelah lepas landas, Musakova berharap mereka ketinggalan pesawat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Ia mengatakan kedua korban bekerja di restorannya selama beberapa tahun. "Meski Yelena meninggalkan restoran ini, dia kerap mampir untuk menemui teman-temannya."
Suami Kseniya Ogorodova biasanya ikut berlibur bersama istri dan sahabat pasangannya itu. Namun, kali itu ia tak ikut. Dan selamat.
Pesawat Metrojet Dibom?
Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti jatuhnya pesawat Metrojet belum diumumkan.
Namun, kabar beredar bahwa analisis intelijen Amerika Serikat menemukan petunjuk bahwa kelompok teroris ISIS atau afiliasinya menempatkan bom dalam burung besi itu.
Sumber itu juga menduga seseorang di Bandara Sharm el-Sheikh membantu menempatkan material berbahaya ke dalam pesawat.
"Keamanan bandara itu sangat kurang. Itu sudah diketahui sebelumnya," kata pejabat tersebut seperti dikutip dari CNN. "Namun, data intelijen menunjukkan ada bantuan dari seseorang di bandara."
Menyusul temuan tersebut, Inggris dan Irlandia menghentikan penerbangan dari kota wisata tepi pantai Sharm el-Sheikh
Terpisah, aparat Mesir yang memimpin investigasi insiden kecelakaan tersebut belum merespons laporan dari intelijen AS. Namun, mereka menyayangkan keputusan Inggris dan Irlandia.
Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond mengatakan pemerintah yakin ada kemungkinan yang signifikan bahwa bahan peledak adalah penyebab kecelakaan itu. Pun dengan sumber di Timur Tengah yang mengatakan diduga seseorang menaruh bom di dalam pesawat. (Ein/Tnt)**
Advertisement