16 Orang Terhindar Maut Pesawat Rusia Celaka di Semenanjung Sinai

Pesawat Rusia itu baru 23 menit dari Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg pada hari Sabtu 31 Oktober pagi, ketika menghilang dari radar.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 03 Nov 2015, 18:16 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2015, 18:16 WIB
16 Orang Terhindar Maut Pesawat Rusia Celaka di Semenanjung Sinai
Pesawat nahas Rusia yang terbang dari Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg pada hari Sabtu 31 Oktober pagi. (Reuters)

Liputan6.com, Kairo - Musibah pesawat jatuh Metrojet 9268 membawa duka bagi kerabat korban. Namun perasaan lega melanda orang-orang yang terhindar maut karena tak jadi naik pesawat pada hari nahas itu.

Seorang juru bicara untuk maskapai tersebut mengatakan pada konferensi pers, bahwa belasan orang membatalkan tiket mereka dari Sharm el-Sheikh ke St Petersburg kurang dari 24 jam sebelum take-off.

"Sehari sebelum bencana ini terjadi, ada 16 orang yang membatalkan penerbangan mereka. Dua dari mereka tidak terbang karena alasan murni kecelakaan," kata si jubir seperti dikutip dari Independent.co.uk, Selasa (3/10/2015).

Di antara mereka adalah Ekaterina Gyunninen, yang berlibur dengan seorang teman di resort Laut Merah Mesir ketika mereka mengubah rencana pada menit-menit terakhir.

Gyunninen mengaku mengganti jadwal kepulangannya ke Moskow karena ada harga tiket yang lebih murah dari pesawat nahas itu. Dari 170 euro ia hanya membayar 120, jauh lebih murah.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika jadi jadi pulang dengan penerbangan itu," tambah Gyunninen. "Kami bisa saja di pesawat itu, kami bisa mati."

Gyunninen pun segera mengabari ibunya, agar diketahui ia tak jadi pulang dengan maskapai tersebut. Akibat kecelakaan pesawat tersebut, kepulangannya ke ibukota Rusia ditunda selama 10 jam.

"Ketika kami terbang pulang, suasananya sunyi di dalam pesawat. Semua orang waspada, terkejut oleh suara berisik atau sentakan yang ada," kenang dia.

Penerbangan 9268 itu baru 23 menit dari Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg pada hari Sabtu 31 Oktober pagi, ketika menghilang dari radar selama semenanjung Sinai.

Para pejabat Mesir mengatakan pilot melalui radio melaporkan kesulitan teknis dan direncanakan mendarat darurat di bandara terdekat, sebelum kehilangan kontak dengan pengendali lalu lintas udara.

Analis berspekulasi tentang kemungkinan adanya hubungan kecelakaan melibatkan masalah pada ekor pesawat seperti yang terjadi pada tahun 2001. Di mana menewaskan lebih dari 500 orang pada tahun 1985.

Metrojet mengatakan pesawat nahas itu sepenuhnya dalam kondisi baik saat mengudara.

"Kami mengesampingkan kesalahan teknis dari pesawat atau kesalahan pilot," kata wakil direktur jenderal maskapai tersebut, Alexander Smirnov. "Satu-satunya penjelasan yang mungkin bisa jadi dampak eksternal pada pesawat."

Wilayah Sinai, lokasi pesawat Rusia jatuh dikenal sebagai wilayah kekuasaan militan ISIS. Bahkan kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas kecelakaan itu.

Penyidik ​​mengatakan inspeksi awal menunjukkan tidak ada bukti serangan rudal atau ledakan, dan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan dari pesawat break-up, tapi Kremlin tidak mengesampingkan terorisme penyelidikan.

Jasad 224 korban, termasuk 25 anak-anak, sedang diterbangkan pulang ke Rusia dan Ukraina Selasa ini.

Para pejabat mengatakan bahwa kotak hitam pesawat Airbus A321 sudah ditemukan dan dalam kondisi baik. Benda itu sangat penting untuk memberikan informasi penting tentang saat-saat terakhir sebelum kecelakaan. (Tnt/Rie)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya