'Berkaca' Teror Paris, DK PBB Keluarkan Resolusi 2249 Lawan ISIS

Resolusi itu dibuat bertepatan dengan otoritas Belgia yang menaikkan status ancaman teror ke tingkat tertinggi di ibukota Brussels.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Nov 2015, 13:14 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2015, 13:14 WIB
Logo PBB. (UN.Org)
Logo PBB. (UN.Org)

Liputan6.com, Paris - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) secara bulat menyetujui sebuah resolusi untuk menggandakan aksi melawan kelompok milisi ISIS, 'berkaca' pada serangkaian serangan teror di Paris pekan lalu. Resolusi 2249 itu berisi desakan kepada semua anggota PBB, untuk menempuh semua langkah yang diperlukan dalam perlawanan terhadap grup militan tersebut.

Dalam dokumen resolusi yang disusun Prancis tersebut, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (20/11/2015), semua negara anggota PBB sebaiknya menggandakan dan mengoordinasikan semua upaya mereka untuk mencegah dan menekan serangan teroris. Diserukan juga kepada semua negara untuk membasmi tempat perlindungan ISIS dan berbagai kelompok milisi lainnya yang beroperasi di sejumlah bagian Irak dan Suriah.

Akan tetapi, resolusi tersebut tidak menyebutkan Bab VII Piagam PBB yang memungkinkan digunakannya kekuatan militer. Padahal, Prancis dan Rusia berpendapat bahwa aksi militer sudah bisa dibenarkan karena negara-negara berhak melindungi diri dari serangan.

Resolusi itu dibuat bertepatan dengan otoritas Belgia yang menaikkan status ancaman teror ke tingkat tertinggi di ibukota Brussels. Sebab beberapa penyerang dari teror Prancis dilaporkan tinggal di kota itu.

Satu-satunya penyerang yang selamat, Salah Abdeslam, masih buron dan diduga kembali ke sana.

Pihak berwenang Belgia juga mengumumkan bahwa tersangka telah didakwa dengan keterlibatan dalam serangan.

BBC juga melaporkan, Rusia mengatakan telah menambah jumlah pesawat tempur menjadi 69 unit untuk membasmi ISIS di Suriah. Bahkan, beberapa rudal jelajah dari kapal-kapal perang di Laut Kaspia sudah ditembakkan.

"Rentetan rudal menghantam Provinsi Deir al-Zour yang terletak di antara Kota Raqqa -- wilayah yang dikendalikan kelompok ISIS dan kantung kekuatan militan di Irak," demikian laporan pemerintah Rusia.

Pada Jumat 20 November, militer Rusia dilaporkan sudah melepaskan 18 rudal jelajah dan diklaim telah mengenai 7 target kelompok milisi di Raqqa, Idlib, dan Aleppo.

Kelompok pemantau hak asasi manusia Suriah mengatakan pesawat tempur Rusia dan Suriah telah membombardir 50 kali di Provinsi Deir al-Zour.

Koresponden BBC di Moskow melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia melansir rekaman video yang memperlihatkan beberapa serdadu menulis pesan pada bom-bom dengan kalimat, "This is revenge for our dead" dan  "This is for Paris" sebelum memasukkannya ke pesawat.

Dalam 4 hari terakhir membombardir sarang ISIS, kata kementerian Rusia, lebih dari 100 rudal jelajah diluncurkan dan lebih dari 800 markas teroris sudah dihancurkan di Suriah. 

Serangan udara Rusia di Suriah dimulai pada 30 September. Rudal jelajah pertama dalam konflik itu ditembakkan pada 17 November. (Tnt)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya