Nola Mati, Badak Putih Langka di Dunia Hanya Sisa 3 Ekor

Kemungkinan besar spesies ini akan punah, tak bersisa lagi.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 23 Nov 2015, 08:46 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2015, 08:46 WIB
Nola, Badak Putih Utara Mati, di Dunia Tersisa 3 Ekor
Nola, Badak Putih Utara Mati, di Dunia Tersisa 3 Ekor (CNN)

Liputan6.com, San Diego - Populasi northern white rhinoceros atau badak putih utara semakin menyusut di seluruh dunia. Kemungkinan besar spesies ini bakal tak bersisa lagi. Hal itu terjadi karena satu-satunya spesies yang berada di penangkaran alias kebun binatang sudah mati.

Nola, si badak putih utara betina berusia 41 tahun, mati pada Minggu, 22 November di San Diego Zoo Safari Park. Kematiannya disebabkan oleh infeksi bakteri dan faktor usia lanjut. Demikian pernyataan kebun binatang itu.

Kondisi Nola semakin memburuk dalam waktu 24 jam. Hal itu membuat tim dokter hewan membius mati hewan bercula tersebut.

Usia 41 tahun adalah batas maksimum hewan itu. Nola adalah satu dari 4 badak putih utara yang tersisa di dunia, menurut kebun binatang itu. Sisa dari spesies mereka dipercaya berada di Ol Pejeta Conservancy di Kenya, Afrika.

Badak putih utara adalah subspesies dari badak putih. Menurut World Woldlife Fund (WWF), sub-spesies utara dipercaya bakal segera punah. Sementara itu, badak putih selatan yang nyaris terancam punah justru semakin meningkat populasinya di penangkaran.

Kebun binatang San Diego telah berusaha menyelamatkan spesies itu dengan mengumpulkan koleksi material genetik untuk membangun teknologi reproduksi.

"Kami sungguh sedih dengan matinya Nola," tulis kebun binatang itu melalui Twitter seperti dilansir dari CNN, Senin (23/11/2015).

Badak adalah mamalia terbesar kedua setelah gajah. Statusnya benar-benar terancam.

Beberapa waktu lalu, badak Sumatera terakhir, Harapan, yang lahir di Cincinnati, AS 'pulang kampung' ke Indonesia untuk dikawinkan dan beranak pinak dengan badak betina di Indonesia. (Rie/Tnt)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya