Liputan6.com, New York - Calon kandidat Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump baru saja mengguncang dunia dengan ucapannya yang kontroversial. Berkomentar setelah insiden penembakan massal San Bernadino California yang menewasakan 14 orang, Trump mengatakan bahwa semua Muslim tidak boleh masuk AS. Pun bagi Muslim-Amerika yang sedang di luar negeri tidak boleh lagi kembali ke negerinya.
Ucapannya itu telah membuat berang sejumlah berang berbagai pihak. Tak terkecuali partainya sendiri dan Gedung Putih.
Baca Juga
Gedung tempat Obama berkantor itu baru kali pertama mengecam salah satu kandidat capres AS secara resmi. Menurut juru bicara White House, Trump seharusnya ditendang dari kancah perebutan tiket calon presiden AS.
Advertisement
Baca Juga
Mantan wakil presiden AS dari Grand Old Party (GOP)--nama lain dari partai Republik--Dick Cheney mengatakan bahwa pernyataan itu tidak sesuai dengan nilai yang diyakini Amerika Serikat. Saingan Trump, Jeb Bush mengatakan miliuner itu sedang 'mabuk'.
Kendati itu bagian dari kampanye Trump merebut suara kalangan konservatif AS, namun berpotensial membuat dampak negatif bagi keuangannya.
Sebab, ternyata, selama ini pundi-pundi Trump didukung oleh para miliuner Muslim. Baik itu di dalam negeri AS, maupun usaha si raja properti di luar negeri.
Berikut adalah daftar donatur Muslim--baik pribadi, perusahaan, bahkan pemerintah-- yang selama bertahun-tahun sokong keuangan Donald Trump, seperti Liputan6.com lansir dari qz.com pada Rabu (9/12/2015) dan dari berbagai sumber lainnya.
Penyewa Gedung yang Setia
Qatar Airways
Maskapai Qatar Airways yang dimiliki oleh Raja Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani itu adalah penyewa di Trump Tower di kawasan elit 5th Avenue, Manhattan sejak tahun 2008.
Kendati tidak diketahui berapa jumlah uang yang harus dirogoh oleh Qatar, menurut squarefoot.com harga sewa berkisar US$ 19.000 hingga US$ 100.000 per bulan.
Qatar menjadikan Islam sebagai agama nasional dan menerapkan undang-undang Syariah.
Saat maskapai ini membuka penerbangan ke New York, pada 2007, Trump dan istrinya, Melani, adalah salah satu bintang tamu di Lincoln Center, di mana mereka bercengkerama akrab bersama CEO Akbar Al Baker di karpet merah.
Pangeran Saudi
Pangeran Mutaib bin Abdulaziz al Saud, mantan menteri di pemerintahan Arab Saudi, dan anggota keluarga kerajaan, dilaporkan tinggal di apartemen di Trump Tower.
Pangeran lainnya yang pernah punya kondo seluas 975 meter persegi adalah Nawaf bin Sultan bin Abdulaziz Al-Saud. Ia menjual propertinya pada tahun ini seharga US$ 48,5 juta.
Pangeran Alwaleed
Saat bisnis Trump terguncang pada 1990an, pangeran Arab Saudi Alwaleed investor perusahaan besar seperti Citigrup dan Hyundai setuju untuk ambil alih sebagian saham New York's Plaza Hotel milik Donald Trump.
Kemurahatiannya itu melonggarkan kerah Trump dari lilitan tagihan bank, seperti dilaporkan dari New York Times pada tahun 1995.
Empat tahun sebelumnya, Alwaleed membeli yacht miliknya seharga US$ 18 juta karena kasino Atlantic City milik Trump nyaris bangkrut.
Advertisement
Bisnis di Timur Tengah
Awal tahun ini, Bloomberg memperkirakan nilai harta Donald Trump mencapai US$ 2,9 miliar. Uang itu banyak ia dapati dari properti. Keuntungan Trump's Organization didapat karena ia luar biasa percaya diri dalam mengelola bisnisnya itu -- yang juga dimodali sang ayah. Laporan itu ditulis oleh Bloomberg yang diterbitkan bulan September lalu.
Trump juga mengatakan bahwa kendati ia mendapatkan'pinjaman' dari ayahnya, seorang jutawan properti di New Jersey ia mengatakan "Saya adalah saya, saya yang bangun ini semua. Saya tidak pernah sekalipun mengidolakan orang lain kecuali, saya."
Label 'Trump' dalam dasawarsa terakhir mulai terdengar di Timur Tengah. Perusahaannya merajai sejumlah proyek properti dan kerjasama, antara lain Trump International Golf Club di Dubai.
Di sekeliling lapangan golf, berdiri 9 blok apartemen dan ratusan vila. Ia menyebutnya 'Trump Estates' dan mulai beroperasi pada 2014.
Trump berjanji ia akan menaikkan standar kemewahan bagi negara-negara Timur Tengah. Selain di Dubai, binis propertinya yang dinamakan 'Trump Home', menggurita hingga Kuwait, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Qatar.