Liputan6.com, New York - Tahun ini bukan momen perdana Donald Trump masuk ke perkancahan politik Amerika Serikat. Ini juga bukan pula kali pertama ia berambisi menjadi orang nomor satu AS. Semenjak 1999, ia telah menunjukkan keinginan untuk jadi presiden.
Akhirnya, di tahun 2015, kesempatan terbuka lebar. Partai Republik meminangnya; dan terbukti, para pemilih menyukai dirinya.
Baca Juga
Namun, pernyataan-pernyataan yang dilontarkannya kerap menuai kontroversi. Ini membuat Republik ketar-ketir melihat sepak terjangnya.
Advertisement
Bahkan petinggi Grand Old Party (GOP), nama lain Partai Republik membuat memo rahasia kepada seluruh staf senior serta calon kandidat lain untuk berhati-hati, bahkan jangan sampai terprovokasi dengannya.
Baca Juga
Dimulai dengan pernyataan tentang negara tetangga Meksiko yang menghebohkan dan berujung pada pemutusan kerja sama pihaknya sebagai pembawa acara Miss Universe serta The Apprentice, hingga komentarnya tentang pengungsi Suriah.
Penghujung tahun adalah puncaknya. Ia melarang seluruh Muslim, baik itu pencari suaka, turis bahkan Amerika-Muslim yang sedang di luar negeri untuk masuk ke AS.
Kendati tindak-tanduk dan segala prediksi dan pernyataan kontroversialnya, Donald Trump dengan 'keras kepalanya' masih berada di puncak suara teratas sebagai calon kandidat Presiden AS.
Berikut adalah momen penting dan kontroversial Donald Trump yang dikumpulkan The Rolling Stone, dan dilansir oleh Liputan6.com, Selasa (8/12/2015).
25 Februari : Trump Masuk Kancah Capres AS 2016
Pada Februari, Trump si konglomerat properti mengubah citra dirinya dari pembawa acara TV menjadi sesuatu yang lebih 'cerah'. Ia duduk di kantor Washington Post untuk mengumumkan keinginannya menjadi kandidat Republikan untuk jadi presiden.
Para petinggi GOP telah mendengar 'rengekannya' lebih dari dekade lalu. Sepuluh tahun lalu, Trump 'melawan' kandidat dari nominasi Partai Reformasi AS. Ia juga pernah punya ide untuk berpasangan sebagai presiden dan wakil presiden dengan Oprah Winfrey.
Pada 2011, ia 'mengancam' daftar lagi, sebelum akhirnya ia malah mendukung Mitt Romney -- belakangan keduanya malah sama-sama memperebutkan tiket kandidat.
Kali ini, pada 25 Februari, Trump kepada Post mengatakan bahwa ia lebih serius lagi menjadi calon kandidat dan sekaligus melakukan kampanye.
Keseriusannya itu dibuktikan dengan menggaji staf, mengosongkan jadwalnya, bahkan menunda acara Celebrity Apprentice.
Advertisement
16 Juni : Kampanye Perdana Hina Imigran Meksiko
Berdiri di depan 2 bendera Amerika Serikat dua hari setelah ulang tahunnya yang ke-69, Donald Trump secara formal mengumumkan dirinya mengikuti kandidat Presiden AS di Trump Tower di New York.
Dalam kampanye perdananya itu, ia dilaporkan membayar beberapa aktor dan aktris untuk membawa papan dukungan serta memberi tepuk tangan -- pura-pura jadi pendukungnya. Mereka dibayar US$ 50 sekali tampil.
Saat membuka pidatonya, ia tampil dengan mengatakan bahwa dirinya kaya dan siap memerangi teroris.
"Saya ini luar biasa kaya. Mereka --para teroris-- kini juga semakin kaya. Saya berkompetisi dengan mereka," kata Trump.
Namun ucapannya yang paling kontroversial adalah ia ingin Meksiko membuat tembok tinggi di perbatasan dengan AS.
"Karena mereka mengirimkan masalah. Orang-orang Meksiko bawa obat-obatan, mereka bawa kriminal. Mereka pemerkosa, meski saya berasumsi, ada orang baik juga," ucapnya.
25 Juni : Ditendang Banyak Perusahaan
Komentar Donald Trump yang merendahkan imigran langsung dikritik, dicela dan dikecam oleh para imigran dan pejuang hak asasi manusia di dunia. Tak lama setelah itu, perusahaan-perusahaan yang membayarnya langsung menghentikan kontrak.
Yang pertama dilakukan oleh TV Meksiko Univision. Mereka mengumumkan tak lagi menyiarkan acara Trump --Miss Universe. NBC juga menghentikan kontrak dengan raja properti itu sebagai pembawa acara The Apprentice.
Runtuhnya kartu domino berlanjut. Professional Golfers Association dan ESPN mengalihkan siaran turnamen dari Trump ke program lain. Perusahaan NASCAR juga membatalkan untuk tidak jadi menggunakan resort milik Trump di Miami.
Perusahaan matras Setra juga menghentikan penjualan Trump Home series. Departemen store mewah, Macy's juga menyetop baju dalam merek Trump di toko-tokonya.
Reaksi konglomerat itu?
Ia menuntut Univision, mengajak orang-orang untuk memboikot Macy's dan menuntut uang pembatalan ke sejumlah jaringan TV.
Advertisement
8 Agustus : Panggil Pembawa Acara Perempuan 'Berdarah-darah'
Trump berdiri di depan dan di tengah saat debat perdana Partai Republik. Posisinya itu memberi sinyal bahwa ia berada di puncak jejak pendapat.
Selama perdebatan, pembawa acara Fox Megyn Kelly meminta pertanggungjawaban Trump tentang bahasa yang menghina yang keluar dari mulutnya ketika berbicara tentang wanita.
"Anda sudah memanggil wanita yang Anda tidak sukai dengan julukan babi gemuk, anjing, dan hewan menjijikkan," kata Kelly. Ia menanyakan apakah perilaku semacam itu mencerminkan temperamen seorang pria yang harus dipilih sebagai presiden.
Trump mengabaikan pertanyaan pada saat itu, dan mengatakan Amerika memiliki masalah dengan kebenaran politik. Keesokan harinya ia mengatakan Kelly sedang mensturasi.
"Dia mulai menanyakan segala macam pertanyaan konyol," kata Trump kepada wartawan CNN, Don Lemon. "Anda bisa melihat ada darah yang keluar dari matanya, darah yang keluar dari dia ... dari mana pun."
25 Agustus : Usir Wartawan Keturunan Meksiko
Trump kembali berulah dengan menolak menjawab pertanyaan wartawan senior terkenal keturunan Meksiko, Jorge Ramos. Kala itu ia tengah dalam sebuah sesi tanya jawab di Dubuque, Iowa AS.
Jorge Ramos adalah pembawa acara terkenal untuk Univision, jaringan televisi hispanik terbesar di Amerika Serikat.
"Permisi," kata Donald Trump saat ia melihat Jorge Ramos berdiri dan mengangkat tangan.
"Duduk. Kamu tidak dipanggil. Duduk," suruh Donald Trump yang sedang berdiri di podium, seperti dikutip dari Sidney Morning Herald.
Ramos tak kalah sengitnya membalas Donald Trump. "Saya wartawan, saya imigran, dan saya penduduk senior," ujar Ramos. "Dan saya berhak bertanya."
Seperti biasa, Trump membalas dengan arogan kepada wartawan yang pernah mendapatkan julukan sebagai 'Orang Paling Berpengaruh di Dunia' versi majalah Time pada 2015. "Balik saja kamu kepada Univison," kata Trump seraya memberi sinyal kepada seorang penjaga keamanan untuk mengusir Ramos.
Tak berapa lama kemudian, Ramos diperbolehkan masuk dan perdebatan antara sang wartawan senior dengan Trump berlanjut.
Advertisement
9 September : Cela Wajah Kandidat Carly Fiorina dari GOP
"Lihat mukanya! Ada gitu yang mau milih dia sebagai presiden? Bayangkan muka kayak gitu jadi presiden AS?" cemooh Trump saat debat kedua GOP.
"Maksudku, dia perempuan dan saya tak boleh mencela dia. Tapi, c'mon folks, kalian serius?"
Fiorina menjawab, "Seluruh rakyat AS mendengarnya, Tuan Trump."
Donald Trump yang berdiri tak jauh darinya bergumam sambil memalingkan wajah. "Saya pikir dia punya wajah cantik, dan dia perempuan cantik," gumam Trump.
23 November: Muslim AS dan Tanda Pengenal
Trump menganjurkan semua umat muslim didaftarkan ke dalam data base terpisah. Ia memaksa mereka untuk membawa KTP khusus dan melakukan pengawasan tambahan terhadap masjid-masjid di Amerika.
"Kita harus melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sejumlah orang akan kecewa dengan hal ini, tapi aku pikir keamanan berada di pikiran warga Amerika saat ini," kata Trump
Akibatnya ia disindir oleh remaja via Facebook. Sindirannya itu menjadi viral.
Advertisement
7 Desember: Semua Muslim Dilarang Masuk
Ia meminta aparat AS untuk melakukan penutupan secara total dan komplet untuk Muslim masuk ke AS, setelah insiden penembakan massal di San Bernardino, California.
Pernyataan ini dianggap paling ekstrem setelah sebelumnya ia konsisten dengan serangannya terhadap imigran dalam tiap kampanye. Dalam pernyataannya, Trump mengatakan begitu banyak muslim seluruh dunia membenci Amerika Serikat sehingga penting bagi negeri itu untuk melarang mereka masuk.
Menurut manajer kampanye Corey Lewandowski, proposal Trump itu berlaku untuk semua muslim, termasuk mereka yang mencari visa imigrasi dan turis yang ingin berkunjung ke AS.
Staf yang lain mengatakan rencana itu berlaku bagi muslim Amerika yang sekarang berada di luar negeri termasuk keluarga, anggota militer dan diplomat.
"Ini tidak berlaku bagi mereka yang berada di dalam negeri, tapi kita harus berhati-hati kepada mereka" ujar Trump. (*)