Liputan6.com, Nusa Dua - Pada 2016, Indonesia kembali mendapat kehormatan besar. Kali ini Pulau Bali bakal jadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri seluruh dunia, Bali Process.
Bali Process merupakan pertemuan internasional yang akan membahas masalah migrasi. Yang di dalamnya termasuk isu penyelundupan manusia, perdagangan orang, dan kejahatan-kejahatan lintas batas negara terkait lainnya.
Kepastian penyelenggaraan Bali Process disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Dia mengatakan, forum ini tepatnya akan digelar pada Maret 2016.
"Tahun depan Bulan Maret kita berencana untuk melakukan Bali Process," ujar Retno di Nusa Dua, Jumat (11/12/2015).
Baca Juga
Rencananya, lebih dari 40 menteri dari seluruh dunia yang akan diundang ke Bali. Undangan tersebut juga disebar kepada beberapa perwakilan negara Eropa yang baru saja menghadapi masalah datangnya puluhan ribu pengungsi Timur Tengah.
"(Ini) Pertemuan KTM (Konferensi Tingkat Menteri). (Yang diundang) 45 menteri. Apa yang terjadi di Eropa, Bali Process semakin penting," tutur Retno.
Sebelumnya, Bali Process diselenggarakan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri telah menyelenggarakan 'Jakarta Declaration Roundtable Meeting on Addressing the Root Causes of Irregular Movement Persons'. Pertemuan ini dihadiri 14 negara di kawasan Asia-Pasifik dan 4 organisasi internasional.
Dijelaskan Direktur Multilateral Kemlu Hasan Kleib pertemuan yang biasa disebut Jakarta Meeting itu menghasilkan 4 pilar penanganan masalah pelintas batas ilegal.
"Nah, dalam Jakarta Meeting ini disepakati Jakarta Declaration ada 4 pilar penanganannya. Penanganannya, 1 prevention (pencegahan), 2 deteksi dini, yang ketiga adalah pelindungan victim. Yang kempat adalah penegakan hukum," tandas Hasan.