Liputan6.com, Tadcaster - Inggris Utara, Irlandia dan sebagian wilayah Skotlandia tak henti-hentinya digempur hujan badai yang mengakibatkan banjir. Dari mulai Badai Desmond di awal Desember, tutup tahun kali ini, daerah itu didatangi Badai Frank.
Derasnya hujan dan angin membuat berbagai sungai meluap, termasuk sungai Wharfe. Akibatnya, sebuah jembatan yang dibangun di awal abad ke-18 itu hancur diterjang arus sungai yang deras dan tinggi itu.Â
Badai Frank  menerjang kota-kota seperti Yorkshire, Lanchashire dan Cumbria sejak Rabu 30 Desember lalu.
Advertisement
Pemerintah lokal telah mengevakuasi ribuan warga. Terlebih bagi mereka yang tinggal di dekat jembatan kuno itu, terutama di kota Tadcaster. Tim penyelamat mengkhawatirkan hanyutnya jembatan itu bisa meledakkan pipa gas yang melewati jembatan itu.
"Dampak dari hancurnya jembatan itu sangat berbahaya. Jembatan itu memisahkan timur Tadcaster dan barat. Jembatan itu adalah jalur utama di Inggris utara yang juga menghubungkan kedua kota. Warga di Barat bisa tak mendapat akses ke rumah sakit atau supermarket jika tidak dilakukan evakuasi segera," kata anggota Balai Kota Tadcaster Richard Sweeting, kepada BBC, Kamis (31/12/2015).
Baca Juga
Menteri urusan banjir Rory Stewart memperingatkan, cuaca akan berpotensi sangat bahaya, sementara Enviroment Agency (EA) melaporkan, ketiga kota tersebut diramalkan bakal terendam air lebih dalam lagi.
Sementara itu, di barat laut Inggris, utara Irlandia dan sebagian wilayah Skotlandia kembali diberi peringatan banjir. Sebelumnya pada awal Desember lalu, Badai Desmond menghampiri daerah itu dan merendam kota serta memutus kontak dengan berbagai wilayah pedesan. Lebih dari 180 rumah terendam.
Badai Frank kali ini membuat ribuan rumah tanpa penerangan. Debit air Sungai Wharfe semakin meninggi dan diperkirakan bakal terus meninggi. Dalam seminggu terakhir, 6.700 rumah terendam air di tiga wilayah itu.
Pemerintah Inggris telah menggelontorkan dana tambahan sebanyak 50 juta pounds. Tentara Angkatan Udara, RAF, menggunakan helikopter Chinook untuk mengangkut 400 ton karung pasir untuk menahan luapan sungai-sungai di Inggris Utara.
Pencurian di Rumah Kosong
Banyaknya warga yang dievakuasi membuat rumah-rumah kosong. Kondisi ini dimanfaatkan maling untuk menjarah barang di dalamnya.
Polisi di York mengatakan, sangat kecewa dengan tindakan maling yang tega berdiri di atas penderitaan orang lain. Para maling itu mencuri jatah makanan kering yang diberikan tim relawan ke rumah-rumah kosong agar suatu saat mereka kembali, tak perlu lagi mencari makanan.
"Sungguh saya tidak bisa membayangkan ada saja orang jahat yang berdiri di atas penderitaan orang lain. Kita semua sama-sama susah di sini, tega-teganya kalian menjarah rumah kosong," kata Kepala Polisi York Mark Grange seperti dilansir dari The Guardian.Â
Â
Â