Ditemukan, Meteor Kuno yang Lebih Tua dari Usia Bumi

Batu itu berasal dari luar orbit Mars, kemungkinan dari Jupiter.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Jan 2016, 09:26 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 09:26 WIB
 Meteor Kuno Berusia Lebih Tua dari Usia Bumi Ditemukan
Meteor Kuno Berusia Lebih Tua dari Usia Bumi Ditemukan (Curtin University/ABC.net.au)

Liputan6.com, Perth - Sebuah batu meteor yang diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun ditemukan oleh peneliti dari Perth, Australia di Danau Eyre di pedalaman Benua Kanguru.

Berjibaku dengan waktu, dua ahli geologi itu menggali tanah dengan tangan telanjang di mana sebuah 1,7 kilogram batu meteor berada di dalamnya sebelum hujan lebat menyapu batu itu.

Tim dari Universitas Curtin telah mencoba menelusuri jatuhnya meteor itu, semenjak penduduk lokal melaporkan melihat benda langit jatuh pada November 2015 lalu. Kamera milik Badan Meteorologi Australia juga melaporkan bahwa benda itu jatuh di kawasan benua tersebut.

Berdasarkan laporan itu, mereka kemudian melacak dan menemukan koordinat di mana batu tersebut jatuh. Dan di saat orang lain merayakan pergantian Tahun Baru, tim dari Universitas Curtin menggali tanah mencari si batu angkasa tersebut.

"Ini sebuah usaha tim yang luar biasa. Kami datang tanpa peralatan apapun, kami menggali tanah dengan tangan, dan berlomba dengan cuaca," kata Phil Band, kepala tim yang menjelaskan kepada ABC.net.au, Rabu 6 Januari 2016.

"Batu ini jelas berusia lebih tua dari Bumi. Ini adalah batu tertua yang pernah dipegang oleh tanganku," ujar Band dengan gembira.

"Batu ini datang ke kita dari luar orbit Mars, jadi kemungkinan ia berasal dari antara Mars dan Jupiter. Luar biasa!" tambahnya lagi.

 Meteor Kuno Berusia Lebih Tua dari Usia Bumi Ditemukan. Dua anggota tim dari Curtin University gembira menemukan batu metero berusia 4.5 miliar tahun. (Curtin University/ABC.net.au)

3 hari operasi pencarian meteor itu dilakukan dengan pantauan udara menggunakan drone. Kedua peneliti itu juga menelusuri danau dengan sepeda motor ditemani pemandu dari penduduk Aborigin.

Observasi dari udara sulit dilakukan karena cuaca saat itu. Hujan deras menjadi ancaman atas hilangnya batu di dekat danau tersebut. Dari pada batu itu hilang, tim turun ke darat dan mencari secara manual.

Kamera-kamera canggih yang dimiliki Universitas Curtin menemukan bahwa batu meteor itu jatuh di selatan [Australia](2399960/ ""). Mereka menyebutnya Desert Fireball Network.

"Dengan kecanggihan teknologi kami bisa menemukan batu itu," kata Band lagi. Ia menjelaskan, komposisi batu tersebut kemungkinan berupa chondrite atau stony meteorite mengandung material yang menciptakan formasi sistem solar berusia lebih dari 4,5 miliar tahun lalu.

Tim juga menemukan ada 10 lokasi jatuhnya batu-batu di wilayah Australia. Kini mereka masih melakukan penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya