Liputan6.com, London - Ketika kabar tenggelamnya RMS Titanic sampai di daratan, orang-orang dibuat kaget dan bertanya-tanya. Bagaimana bisa kapal termewah dan tercanggih pada zamannya itu bisa tenggelam di tengah pelayaran perdananya, 15 April 1912.
Insiden tragis yang menimpa Titanic menewaskan lebih dari 1.500 orang. Ini menjadi salah satu bencana pelayaran terbesar dalam sejarah.
Secara kebetulan, kejadian tersebut ternyata telah dikisahkan dalam sebuah buku berjudul Futility atau disebut Wreck of the Titan.
Advertisement
Sang penulis, Morgan Robertson menerbitkan buku tersebut pada 1898, 14 tahun sebelum peristiwa tenggelamnya Titanic terjadi.
Ngerinya, kapal di dalam cerita tersebut juga bernama Titan, hanya berbeda dua huruf dari Titanic.
Baca Juga
Dalam buku tersebut dikisahkan bahwa bagian depan Kapal Titan menabrak gunung es pada malam hari di bulan April. Hal itu sama persis dengan waktu dan penyebab tenggelamnya Titanic, seperti yang dilansir oleh News.com.au pada Kamis (25/2/2016).
Kesamaan tersebut juga semakin mencengangkan. Di buku tersebut diceritakan bahwa Titan tenggelam 400 mil atau sekitar 643,7 kilometer dari Newfoundland, lokasi yang sama ketika Titanic karam.
Kedua kapal tersebut juga kekurangan sekoci dan tidak bisa menyelamatkan ke lebih dari separuh penumpang dan awak kapal.
Ketika peristiwa Titanic terjadi 14 tahun setelah Futility terbit, orang langsung mengaitkan cerita dalam buku tersebut dengan kejadian tenggelamnya kapal itu.
Beberapa orang mengira bahwa penulis buku Futility itu merupakan peramal.
Namun Robertson mengaku bahwa cerita yang dibuatnya murni dibuat dengan pengetahuannya di bidang kemaritiman dan perkapalan.
Walaupun Robertson terheran-heran atas kaitan cerita yang dibuatnya dengan kejadian tenggelamnya Titanic, ia berkata bahwa kemiripan tersebut murni kebetulan.