Liputan6.com, Depok - Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) yang banyak dinanti oleh masyarakat Indonesia, akhirnya datang juga. Warga di 12 provinsi Indonesia yang dilintasi peristiwa tersebut pun begitu antusias, menengadahkan kepalanya ke angkasa untuk melihat momen yang hanya terjadi 350 tahun sekali itu.
Tak terkecuali warga yang tinggal di Kecamatan Sukmajaya, Kelurahan Abadi Jaya, Depok, Jawa Barat pada Rabu (9/3/2016), pagi tadi. Saat semua orang masih terlelap di peraduannya, seorang ibu bersiap-siap menggunakan peralatan sederhana untuk menyaksikan detik-detik bayangan bulan mulai pelan-pelan menutupi sebagian piringan matahari.
Baca Juga
Sebuah lembaran foto rontgen pun dijadikan alat untuk melihat fenomena langka tersebut.
Advertisement
"Itu hasil general check up milik suami saya...," kata Pipit.
Karena tak memiliki kaca mata khusus untuk menyaksikan gerhana matahari, Pipit memilih foto rontgen agar terhindar dari bahaya radiasi sinar ultraviolet bila dilihat secara langsung.
"Saya tahu hasil rontgen bisa lihat gerhana matahari, ya dari internet. Cari aja di 'Mbah Google'," canda sang ibu kepada Liputan6.com.
Saat foto rontgen diarahkan ke depan matahari, pada bagian negatif yang berwarna lebih gelap akan terlihat penampakan fenomena langka tersebut.
"Peristiwa tersebut berhasil diabadikan sekitar pukul 7.20 hingga pukul 08.30 WIB," lanjut Pipit.
Selain warga yang memanfaatkan hasil foto rontgen untuk melihat gerhana matahari, pagi tadi beberapa warga lainnya melakukan salat gerhana di masjid sekitar.
Berikut detik-detik kemunculannya di langit Depok yang pagi tadi tiba-tiba berawan, padahal cuaca terbilang cerah.