Liputan6.com, Raqqa - Sebuah rekaman yang berisi wartawan Jepang yang hilang di Timur Tengah beredar. Dalam video itu, ia mengatakan bahwa selama ini ditahan oleh Al Qaeda yang bermarkas di Suriah, sekaligus menyampaikan pesan kepada keluarga dan negaranya.
"Halo, saya Jumpei Yasuda. Hari ini ulang tahun saya, 16 Maret," kata pria berjenggot dalam video yang di-posting di Facebook.
Baca Juga
Pria itu, duduk di kursi, sementara ada meja di depannya dengan tembok putih sebagai latar belakangnya. Dalam rekaman itu ia mengatakan rindu pada keluarganya, namun tak bisa bersama mereka, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (17/3/2016).
Advertisement
Baca Juga
Sang pria memakai baju hangat berwarna hitam dengan syal. Sepanjang rekaman berdurasi satu menit, ia berbahasa Inggris dengan tenang. Namun, beberapa kali berhenti menahan emosi.
Media Jepang melaporkan Yasuda ditangkap oleh Garda Nusra setelah memasuki Suriah lewat Turki pada Juni 2015. Yasuda sebelumnya pernah masuk ke Suriah.
Temannya, yang tidak mau disebutkan nama, percaya bahwa Yasuda ditahan oleh militan. Twitter miliki pria 42 tahun yang tadinya selalu aktif, sudah tak lagi ada pembaharuan status sejak 20 Juni.
Televisi resmi Jepang, NHK mengatakan pihaknya telah bercakap dengan seseorang lewat telepon dengan pria yang mem-posting video itu. Pria itu menerima rekaman dari seorang yang mencoba membebaskan Yasuda.
Ketua kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan pria dalam rekaman itu benar adalah Yasuda.
"Keamanan warga Jepang adalah prioritas kami dan kami sedang mencari informasi dan usaha lain untuk merespons masalah ini," ujar Suga.
Sebelumnya, kelompok teror ISIS telah memenggal dua warga Jepang. Mereka adalah konsultan keamanan dan wartawan perang pada awal tahun lalu.
Eksekusi yang mengerikan itu membuat publik Jepang marah, namun pemerintah saat itu mengatakan tidak akan bernegosiasi dengan anggota teroris untuk pembebasan mereka.
Perdana Menteri Shizo Abe berada di bawah tekanan dalam mengatasi krisis penyanderaan, sesuatu yang ia ingin hindari menjelang pemilu musim panas mendatang.
Reuters tak bisa memverifikasi kebenaran rekaman itu, namun kantor berita Kyodo mengatakan sang ibu menangis sambil mengatakan, "Saya berharap ia pulang dengan aman."
Ingin Memeluk Keluarganya
Pria dalam rekaman tak memberikan informasi apa pun tentang siapa yang menahannya juga permintaan apa yang dikehendaki.
Setelah mengatakan ia berharap bisa memeluk istri, ayah ibu, dan saudara laki-lakinya, ia berkata,"Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada negara saya, ketika Anda duduk di sana, di manapun, dalam ruangan gelap, menderita karena sakit dan tak ada orang. Tak ada yang menjawab, tak ada yang merespons. Anda tak terlihat."
Yasuda memutuskan menjadi wartawan lepas pada tahun 2003 setelah perjalanannya ke Afghanistan.
Dia memulai reportasenya dari Irak dan pernah beberapa kali ditahan.
Ia pernah ditahan oleh milisi di Baghdad pada April 2004. Saat itu Yasuda dikritik publik karena membahayakan dirinya pergi ke daerah konflik, dan membuat Jepang harus bernegosiasi untuk pelepasannya.